Arzeti Bilbina Prihatin dengan Isu Kesehatan di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Artis yang juga politisi Arzeti Bilbina cukup prihatin dan khawatir dengan isu kesehatan yang ada di Indonesia. Menurutnya, indeks kesehatan Indonesia saat ini sangat rendah.
Bahkan, kata dia, indeks kesehatan Indonesia kalah dari negara Asia Tenggara lainnya. Peringkat Indonesia di dunia sangat rendah di angka 101 dari 149 negara.
"Ini kondisi yang sangat buruk. Bukan hanya itu, peringkat kualitas dokter di Indonesia juga sudah darurat," ujar wanita yang juga seorang model itu dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
"Kualitas dokter dan perlindungan terhadap tenaga medis kita di dunia pada angka 139 dari 194 negara. Ini kondisi yang mengkhawatirkan," lanjutnya.
Arzeti sangat mendukung perlindungan terhadap tenaga medis di Tanah Air. Pasalnya, sebagai garda terdepan, jangan sampai para tenaga medis tidak mendapatkan perlindungan dalam Undang-Undang.
Apabila angka anggaran kesehatan tidak disebutkan dalam batang tubuh RUU Omnibus Kesehatan, Arzeti khawatir kualitas dan pelayanan kesehatan di Indonesia semakin buruk. "Akibatnya peringkat kesehatan Indonesia di dunia pun anjlok," imbuhnya.
(Foto: istimewa)
Menurut Arzeti, FPKB mendapat amanat bahwa spending mandatory dana kesehatan dari APBN harus di atas 5 persen, minimal 5 persen harus disebutkan dalam badan RUU Omnibus Kesehatan.
"Kami khawatir, dengan kualitas kesehatan Indonesia saat ini, lalu tidak dicantumkan batasannya, malah akan anjlok di bawah 5 persen," pungkasnya.
Lihat Juga: Temui Keluarga Pasien Gagal Ginjal Akut di RSUD dr Soetomo, Arzeti Bilbina Akan Minta Penjelasan Menkes
Bahkan, kata dia, indeks kesehatan Indonesia kalah dari negara Asia Tenggara lainnya. Peringkat Indonesia di dunia sangat rendah di angka 101 dari 149 negara.
"Ini kondisi yang sangat buruk. Bukan hanya itu, peringkat kualitas dokter di Indonesia juga sudah darurat," ujar wanita yang juga seorang model itu dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
"Kualitas dokter dan perlindungan terhadap tenaga medis kita di dunia pada angka 139 dari 194 negara. Ini kondisi yang mengkhawatirkan," lanjutnya.
Arzeti sangat mendukung perlindungan terhadap tenaga medis di Tanah Air. Pasalnya, sebagai garda terdepan, jangan sampai para tenaga medis tidak mendapatkan perlindungan dalam Undang-Undang.
Apabila angka anggaran kesehatan tidak disebutkan dalam batang tubuh RUU Omnibus Kesehatan, Arzeti khawatir kualitas dan pelayanan kesehatan di Indonesia semakin buruk. "Akibatnya peringkat kesehatan Indonesia di dunia pun anjlok," imbuhnya.
(Foto: istimewa)
Menurut Arzeti, FPKB mendapat amanat bahwa spending mandatory dana kesehatan dari APBN harus di atas 5 persen, minimal 5 persen harus disebutkan dalam badan RUU Omnibus Kesehatan.
"Kami khawatir, dengan kualitas kesehatan Indonesia saat ini, lalu tidak dicantumkan batasannya, malah akan anjlok di bawah 5 persen," pungkasnya.
Lihat Juga: Temui Keluarga Pasien Gagal Ginjal Akut di RSUD dr Soetomo, Arzeti Bilbina Akan Minta Penjelasan Menkes
(nug)