Mengapa Orang Mudah Marah saat Mengantuk karena Kurang Tidur? Penelitian Temukan Hubungannya

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 05:50 WIB
loading...
Mengapa Orang Mudah...
Mengapa orang mudah marah saat mengantuk? Foto Ilustrasi/iStock
A A A
JAKARTA - Mengapa orang mudah marah saat mengantuk? Dalam artikel ini akan dibahas soal hubungan antara kurang tidur dengan peningkatan amarah.

Tidur merupakan bentuk istirahat yang paling baik. Ketika seseorang memiliki pola atau waktu tidur yang cukup, maka hal itu akan berpengaruh pada kondisi kesehatannya secara keseluruhan. Begitu pun sebaliknya, jika kurang tidur, seseorang bukan cuma akan membuat mata hitam seperti mata panda, tapi juga mempengaruhi kesehatan fisik dan mental.

Salah satu efek buruk buruk kurang tidur adalah munculnya sifat mudah marah. Hal ini sudah ada penelitiannya lho.



Hasil studi yang dilakukan di Iowa State University pada 2018 mengungkapkan, orang yang kehilangan beberapa jam tidur di malam hari lebih mudah marah dan kurang mampu beradaptasi dengan situasi yang membuatnya frustrasi, yang ujung-ujungnya bisa memicu kemarahan.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology: General itu membenarkan adanya hubungan antara kurang tidur dengan peningkatan kemarahan. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga menunjukkan terdapat hubungan antara kedua faktor tersebut. Namun, belum bisa ditentukan apakah kekurangan waktu tidur itulah yang menyebabkan peningkatan amarah ataupun sebaliknya.

"Seseorang yang waktu tidurnya terbatas menunjukkan kecenderungan peningkatan kemarahan dan stres, yang kemudian seiring waktu akan mengurangi kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan kondisi yang membuatnya frustrasi," terang Zlatan Krizan, PhD, penulis studi dan profesor psikologi di Iowa State University, dikutip dari laman Healthline, Jumat (18/8/2023).

Kurang tidur ataupun memiliki kualitas tidur yang buruk telah lama dikaitkan dengan berbagai gangguan fisik, mental, dan emosional. Dalam jangka pendek, tulis Healthline, kurang tidur dapat meningkatkan emosi negatif seperti kecemasan, kegelisahan, dan kesedihan.



Kondisi tersebut juga dapat menurunkan emosi positif, meredam perasaan bahagia, semangat, atau kegembiraan.

Penelitian telah menunjukkan pula bahwa kurang tidur membuat seseorang kurang mampu menolak junk food.

Kualitas tidur yang buruk juga dapat mengganggu seberapa baik tubuh Anda merespons insulin, yang menyebabkan peningkatan nafsu makan dan obesitas.

"Seiring waktu, stres tinggi yang disebabkan oleh kurang tidur memengaruhi suasana hati," kata Dr. Gail Saltz, seorang profesor psikiatri di Rumah Sakit Presbyterian New York, Fakultas Kedokteran Weill-Cornell.

“Jadi depresi jangka panjang bisa menjadi masalah. Stres yang tinggi menyebabkan pelepasan kortisol, dan ini pada gilirannya berdampak pada tubuh melalui tekanan darah tinggi dan penurunan kognitif," lanjutnya.

Dr. Alex Dimitriu, pendiri Menlo Park Psychiatry & Sleep Medicine di Amerika menambahkan, tidur memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otak. Ketika kita kurang tidur, otak juga tidak bisa mengatasinya.

“Tidur sangat penting bagi tubuh untuk bisa beristirahat. Tapi di sisi lain, penting juga untuk otak karena saat tidur, organ tersebut menyimpan ingatan ke dalam memori jangka panjang, dan memberi ruang untuk pembelajaran baru yang mungkin dilakukan keesokan hari," pungkas Dr. Alex Dimitriu.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2237 seconds (0.1#10.140)