Kurang Tidur Berdampak Buruk bagi Kesehatan, dari Obesitas hingga Diabetes Tipe 2
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tentu membutuhkan tidur untuk mengistirahatkan tubuh. Tidur merupakan aktivitas yang sangat berdampak pada kesehatan.
Seseorang yang kurang tidur akan memiliki masalah pada kondisi kesehatannya. Dokter umum, dr. Reinita Arlin menyebutkan, dampak kurang tidur bisa memengaruhi otak seseorang.
Bahkan, lebih dari itu, kurang tidur dapat memengaruhi sistem metabolisme yang bisa memicu penyakit obesitas dan diabetes melitus tipe 2.
Menurutnya, kebutuhan manusia untuk tidur kurang lebih selama 7-9 jam per harinya. "Faktanya sepertiga dari hidup kita itu adalah tidur gitu ya orang normal. Untuk tidur, make sure 7-9 jam," ungkap dr. Arlin dalam acara diskusi Keluarga Cermat untuk Ramadan Sehat di Rumah Zinus, Jakarta, Kamis (16/3/2023).
"Orang-orang yang kualitas tidurnya itu tidak baik ternyata bukan cuma ke otaknya, tapi juga ternyata meningkatkan risiko obesitas. Kedua, metabolic syndrome, sindrom yang mengatur metabolisme kita. Ketiga itu adalah meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2," papar dr. Arlin.
Dia pun membeberkan bahwa tidur menjadi momen terbaik untuk tubuh istirahat. "Otak melakukan reset, ibarat memperbaiki sel-sel yang rusak sampai mengontrol mood," kata dia.
"Begitu saat kita tidak tidur atau kurang kualitas tidurnya, ini bisa menyebabkan over reaksi --sensitif atau mudah marah-," lanjutnya.
Sementara itu, laman News Harvard menyebutkan bahwa tingkat tidur mendukung pentingnya kuantitas dan kualitas hidup yang baik. Pasalnya, kurang tidur bisa memicu masalah kesehatan kronis, termasuk obesitas pada ibu dan anak.
Bahkan dampak terburuk pada anak kurang tidur bisa menyebabkan fungsi mental berkurang atau mirip dengan orang mabuk.
Lihat Juga: Inggris Larang Iklan Burger dan Soft Drinks Tayang Siang Hari, Gegara Obesitas Anak Tinggi
Seseorang yang kurang tidur akan memiliki masalah pada kondisi kesehatannya. Dokter umum, dr. Reinita Arlin menyebutkan, dampak kurang tidur bisa memengaruhi otak seseorang.
Bahkan, lebih dari itu, kurang tidur dapat memengaruhi sistem metabolisme yang bisa memicu penyakit obesitas dan diabetes melitus tipe 2.
Menurutnya, kebutuhan manusia untuk tidur kurang lebih selama 7-9 jam per harinya. "Faktanya sepertiga dari hidup kita itu adalah tidur gitu ya orang normal. Untuk tidur, make sure 7-9 jam," ungkap dr. Arlin dalam acara diskusi Keluarga Cermat untuk Ramadan Sehat di Rumah Zinus, Jakarta, Kamis (16/3/2023).
"Orang-orang yang kualitas tidurnya itu tidak baik ternyata bukan cuma ke otaknya, tapi juga ternyata meningkatkan risiko obesitas. Kedua, metabolic syndrome, sindrom yang mengatur metabolisme kita. Ketiga itu adalah meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2," papar dr. Arlin.
Dia pun membeberkan bahwa tidur menjadi momen terbaik untuk tubuh istirahat. "Otak melakukan reset, ibarat memperbaiki sel-sel yang rusak sampai mengontrol mood," kata dia.
"Begitu saat kita tidak tidur atau kurang kualitas tidurnya, ini bisa menyebabkan over reaksi --sensitif atau mudah marah-," lanjutnya.
Sementara itu, laman News Harvard menyebutkan bahwa tingkat tidur mendukung pentingnya kuantitas dan kualitas hidup yang baik. Pasalnya, kurang tidur bisa memicu masalah kesehatan kronis, termasuk obesitas pada ibu dan anak.
Bahkan dampak terburuk pada anak kurang tidur bisa menyebabkan fungsi mental berkurang atau mirip dengan orang mabuk.
Lihat Juga: Inggris Larang Iklan Burger dan Soft Drinks Tayang Siang Hari, Gegara Obesitas Anak Tinggi
(nug)