Varian Baru Covid-19 Kembali Muncul Bernama Pirola, WHO Beri Warning Waspada
loading...
A
A
A
JAKARTA - Varian baru Covid-19 kembali muncul. Memiliki kode BA.2.86, varian ini dianggap sangat bermutasi dan telah terdeteksi di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat.
Punya nama lain Pirola, varian baru Covid-19 ini sedang dipantau oleh ahli dan ilmuwan. Penelitian sedang dilakukan untuk menentukan apakah Pirola dapat memicu ancaman baru atau tidak. Masyarakat diimbau tidak panik.
Laporan kantor berita Today menjelaskan, pekan lalu Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengumumkan bahwa mereka sedang melacak virus BA.2.86. Mutasi Pirola berjumlah paling banyak dibandingkan varian Covid-19 lain.
Varian Covid-19 ini dijuluki Pirola. Pertama kali terdeteksi di akhir Juli 2023 dan mulai menyebar ke seluruh dunia.
"Kemungkinan terbesar, Pirola 'lahir' dari sublineage Omicron BA.2 yang menyebabkan lonjakan virus pada 2022," kata dr Andrew Pekosz, ahli virologi di Universitas Johns Hopkins, dikutip Rabu (23/8/2023).
Berapa mutasi yang dimiliki Pirola?
Menurut analisa Bloom, virus BA.2.86 memiliki 36 mutasi tambahan yang membedakannya dari subvarian Omicron XBB.1.5 yang ditargetkan oleh booster baru.
"Ini varian yang sangat bermutasi," tegas dr Pekosz.
Karena alasan itu juga, WHO mengklasifikasikan BA.2.86 alias Pirola sebagai 'variant under monitor' (VUM).
Sementara itu, menurut database GISAID, hingga 21 Agustus 2023, sebanyak 6 kasus telah dilaporkan terkait varian BA.2.86 serta ada di empat negara yaitu Israel, Denmark, Inggris, dan Amerika Serikat.
"Satu-satunya kasus BA.2.86 yang terdeteksi di AS berasal dari seseorang di Michigan," jelas laporan Today.
Dokter Pekosz meyakini bahwa sebetulnya Pirola sudah menyebar jauh lebih luas daripada yang dilaporkan ke GISAID. Apalagi saat ini hampir semua negara mengalami kondisi kurangnya pengujian dan pengurutan varian yang menyebabkan keterlambatan pelaporan.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
Punya nama lain Pirola, varian baru Covid-19 ini sedang dipantau oleh ahli dan ilmuwan. Penelitian sedang dilakukan untuk menentukan apakah Pirola dapat memicu ancaman baru atau tidak. Masyarakat diimbau tidak panik.
Laporan kantor berita Today menjelaskan, pekan lalu Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengumumkan bahwa mereka sedang melacak virus BA.2.86. Mutasi Pirola berjumlah paling banyak dibandingkan varian Covid-19 lain.
Varian Covid-19 ini dijuluki Pirola. Pertama kali terdeteksi di akhir Juli 2023 dan mulai menyebar ke seluruh dunia.
"Kemungkinan terbesar, Pirola 'lahir' dari sublineage Omicron BA.2 yang menyebabkan lonjakan virus pada 2022," kata dr Andrew Pekosz, ahli virologi di Universitas Johns Hopkins, dikutip Rabu (23/8/2023).
Berapa mutasi yang dimiliki Pirola?
Menurut analisa Bloom, virus BA.2.86 memiliki 36 mutasi tambahan yang membedakannya dari subvarian Omicron XBB.1.5 yang ditargetkan oleh booster baru.
"Ini varian yang sangat bermutasi," tegas dr Pekosz.
Karena alasan itu juga, WHO mengklasifikasikan BA.2.86 alias Pirola sebagai 'variant under monitor' (VUM).
Sementara itu, menurut database GISAID, hingga 21 Agustus 2023, sebanyak 6 kasus telah dilaporkan terkait varian BA.2.86 serta ada di empat negara yaitu Israel, Denmark, Inggris, dan Amerika Serikat.
"Satu-satunya kasus BA.2.86 yang terdeteksi di AS berasal dari seseorang di Michigan," jelas laporan Today.
Dokter Pekosz meyakini bahwa sebetulnya Pirola sudah menyebar jauh lebih luas daripada yang dilaporkan ke GISAID. Apalagi saat ini hampir semua negara mengalami kondisi kurangnya pengujian dan pengurutan varian yang menyebabkan keterlambatan pelaporan.
Lihat Juga: Apakah Pembatasan Perjalanan ke Singapura Diberlakukan? Buntut COVID-19 Varian KP Merebak
(tsa)