7 Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan Kembali, Bisa Berbahaya bagi Tubuh
loading...
![7 Makanan yang Tidak...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2023/08/28/155/1186873/7-makanan-yang-tidak-boleh-dipanaskan-kembali-bisa-berbahaya-bagi-tubuh-lkh.webp)
Beberapa makanan tidak boleh dipanaskan kembali karena bisa berbahaya bagi tubuh. Salah satunya ayam dan kentang. Foto/Freepik
A
A
A
JAKARTA - Ada sejumlah makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali ketika sudah diolah atau matang. Salah satunya adalah makanan pokok sebagian besar dikonsumsi masyarakat Tanah Air.
Terkait alasannya, terdapat beberapa faktor yang membuat jenis makanan tersebut tidak disarankan untuk dipanaskan kembali. Tak hanya karena aspek rasa yang menurun hingga kandungan gizi yang hilang, makanan yang dipanaskan kembali juga bisa memunculkan dampak berbahaya bagi tubuh .
Maka dari itu, Anda perlu memperhatikan kondisi dan jenis makanannya ketika hendak memanaskannya. Berikut tujuh makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali.
Telur menjadi bahan makanan sejuta umat. Cukup banyak olahan yang bisa dibuat dari telur untuk dijadikan makanan lezat.
Kandungan telur menjadi sumber protein. Namun, perlu diketahui bahwa tidak baik untuk memanaskan kembali telur yang sudah diolah matang atau sekadar direbus.
Mengutip NDTV, telur yang sudah matang akan lebih baik jika segera dimakan. Namun, jika Anda memilih untuk menyimpan sisanya, jangan panaskan kembali telur ketika hendak dihabiskan nantinya.
Dalam hal ini, Anda lebih baik menghabiskannya dalam keadaan dingin. Alasannya sendiri karena makanan berprotein tinggi biasanya banyak mengandung nitrogen. Nitrogen ini mungkin teroksidasi jika terjadi pemanasan ulang seperti pada proses memanaskan kembali makanan, sehingga selanjutnya bisa berbahaya bagi tubuh.
Nasi adalah makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Terlepas dari kemudahan dalam mengolahnya, ternyata makanan ini sebaiknya tidak dipanaskan kembali.
Mengutip laman India Times, terdapat temuan terkait yang diterbitkan International Journal of Food Microbiology. Ketika memanaskan nasi, bakteri resisten yang disebut Bacillus Cereus akan mati oleh panas tinggi dan menghasilkan spora (berupa sel) yang mengandung racun.
Dampaknya, spora tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan. Dalam sejumlah kasus, seseorang bahkan bisa mengalami diare.
Berikutnya ada jamur. European Food International Council menyebutkan bahwa jamur memiliki protein yang mudah hancur oleh enzim dan mikroorganisme.
Apabila tidak disimpan dengan benar, jamur bisa menjadi rusak dan menyebabkan sakit perut ketika dipanaskan kembali. Meski demikian, jamur akan baik-baik saja ketika Anda menyimpannya di lemari es kurang dari 24 jam. Kemudian, pastikan juga saat memanaskannya di suhu mencapai 70 derajat celcius.
Kentang berpotensi kehilangan sebagian gizinya ketika dipanaskan kembali. Tak hanya itu, jika Anda membiarkannya berada di suhu ruang dalam waktu lama, bisa muncul bakteri bernama Clostridium Botulinum.
Memanaskan kembali terkadang tidak benar-benar membunuh bakteri tersebut. Maka dari itu, perlu diperhatikan tempat penyimpanannya seperti di lemari pendingin atau sejenisnya.
Jenis seperti minyak biji anggur, minyak kemiri, hingga minyak biji rami memiliki titik asap yang sangat rendah. Maka dari itu, ketika Anda memanaskannya kembali bisa menjadi tengik.
Untuk itu, hindari penggunaannya untuk memasak atau menggoreng. Jika dirasa sayang untuk dibuang, Anda bisa menaburkannya pada olahan makanan di akhir masakan guna meningkatkan rasa.
Berikutnya ada seledri. Jenis sayuran ini memiliki kandungan nitrat yang tinggi sehingga bisa menjadi racun jika dipanaskan kembali.
Nitrat dapat berubah menjadi nitrit setelah dipanaskan kembali. Jika terlalu banyak nitrit yang masuk ke tubuh, maka bisa meninggalkan dampak buruk dan risiko kesehatan.
Ayam dan jenis unggas lain memiliki kontaminasi salmonella dalam jumlah tertentu. Mengutip laman Independent UK, memanaskan kembali ayam secara umum tidak disarankan.
Hal ini karena daging ayam memiliki kepadatan protein yang lebih tinggi daripada daging merah. Ketika dipanaskan kembali, protein pada olahan tersebut berpotensi terurai secara berbeda dan bisa mengganggu kenyamanan perut.
Itulah sejumlah makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali karena memiliki potensi bahaya bagi tubuh.
Terkait alasannya, terdapat beberapa faktor yang membuat jenis makanan tersebut tidak disarankan untuk dipanaskan kembali. Tak hanya karena aspek rasa yang menurun hingga kandungan gizi yang hilang, makanan yang dipanaskan kembali juga bisa memunculkan dampak berbahaya bagi tubuh .
Maka dari itu, Anda perlu memperhatikan kondisi dan jenis makanannya ketika hendak memanaskannya. Berikut tujuh makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali.
Makanan yang Tidak Boleh Dipanaskan Kembali
1. Telur
Telur menjadi bahan makanan sejuta umat. Cukup banyak olahan yang bisa dibuat dari telur untuk dijadikan makanan lezat.
Kandungan telur menjadi sumber protein. Namun, perlu diketahui bahwa tidak baik untuk memanaskan kembali telur yang sudah diolah matang atau sekadar direbus.
Mengutip NDTV, telur yang sudah matang akan lebih baik jika segera dimakan. Namun, jika Anda memilih untuk menyimpan sisanya, jangan panaskan kembali telur ketika hendak dihabiskan nantinya.
Dalam hal ini, Anda lebih baik menghabiskannya dalam keadaan dingin. Alasannya sendiri karena makanan berprotein tinggi biasanya banyak mengandung nitrogen. Nitrogen ini mungkin teroksidasi jika terjadi pemanasan ulang seperti pada proses memanaskan kembali makanan, sehingga selanjutnya bisa berbahaya bagi tubuh.
2. Nasi
Nasi adalah makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Terlepas dari kemudahan dalam mengolahnya, ternyata makanan ini sebaiknya tidak dipanaskan kembali.
Mengutip laman India Times, terdapat temuan terkait yang diterbitkan International Journal of Food Microbiology. Ketika memanaskan nasi, bakteri resisten yang disebut Bacillus Cereus akan mati oleh panas tinggi dan menghasilkan spora (berupa sel) yang mengandung racun.
Dampaknya, spora tersebut dapat menyebabkan keracunan makanan. Dalam sejumlah kasus, seseorang bahkan bisa mengalami diare.
3. Jamur
Berikutnya ada jamur. European Food International Council menyebutkan bahwa jamur memiliki protein yang mudah hancur oleh enzim dan mikroorganisme.
Apabila tidak disimpan dengan benar, jamur bisa menjadi rusak dan menyebabkan sakit perut ketika dipanaskan kembali. Meski demikian, jamur akan baik-baik saja ketika Anda menyimpannya di lemari es kurang dari 24 jam. Kemudian, pastikan juga saat memanaskannya di suhu mencapai 70 derajat celcius.
4. Kentang
Kentang berpotensi kehilangan sebagian gizinya ketika dipanaskan kembali. Tak hanya itu, jika Anda membiarkannya berada di suhu ruang dalam waktu lama, bisa muncul bakteri bernama Clostridium Botulinum.
Memanaskan kembali terkadang tidak benar-benar membunuh bakteri tersebut. Maka dari itu, perlu diperhatikan tempat penyimpanannya seperti di lemari pendingin atau sejenisnya.
5. Minyak
Jenis seperti minyak biji anggur, minyak kemiri, hingga minyak biji rami memiliki titik asap yang sangat rendah. Maka dari itu, ketika Anda memanaskannya kembali bisa menjadi tengik.
Untuk itu, hindari penggunaannya untuk memasak atau menggoreng. Jika dirasa sayang untuk dibuang, Anda bisa menaburkannya pada olahan makanan di akhir masakan guna meningkatkan rasa.
6. Seledri
Berikutnya ada seledri. Jenis sayuran ini memiliki kandungan nitrat yang tinggi sehingga bisa menjadi racun jika dipanaskan kembali.
Nitrat dapat berubah menjadi nitrit setelah dipanaskan kembali. Jika terlalu banyak nitrit yang masuk ke tubuh, maka bisa meninggalkan dampak buruk dan risiko kesehatan.
7. Ayam
Ayam dan jenis unggas lain memiliki kontaminasi salmonella dalam jumlah tertentu. Mengutip laman Independent UK, memanaskan kembali ayam secara umum tidak disarankan.
Hal ini karena daging ayam memiliki kepadatan protein yang lebih tinggi daripada daging merah. Ketika dipanaskan kembali, protein pada olahan tersebut berpotensi terurai secara berbeda dan bisa mengganggu kenyamanan perut.
Itulah sejumlah makanan yang tidak boleh dipanaskan kembali karena memiliki potensi bahaya bagi tubuh.
(okt)