Stres Bisa Menyebabkan Gula Darah Tinggi bagi Penderita Diabetes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Stres dapat menimbulkan berbagai efek fisik dan mental, termasuk gula darah tinggi bagi penderita diabetes . Stres sendiri tidak dapat menyebabkan diabetes. Namun beberapa bukti menunjukkan bahwa stres yang berlebihan dan kronis dapat meningkatkan risiko terkena kondisi tersebut.
Diabetes dan stres mempunyai hubungan timbal balik. Di mana mengalami stres dapat membuat pengelolaan gula darah tinggi menjadi lebih menantang dan menderita diabetes dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres.
Co-founder dan CEO Fitterfly Dr Arbinder mengatakan di dunia yang serba cepat saat ini, stres telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ada banyak sumber stres yang dapat bermanifestasi sebagai respons emosional.
“Seperti ketakutan atau kemarahan, serta reaksi fisik seperti berkeringat dan detak jantung yang meningkat, atau kombinasi keduanya. Hal ini dapat berdampak signifikan pada kadar gula darah, menyebabkannya melonjak karena pelepasan kortisol,” kata Dr Arbinder.
Foto/Infografis SINDOnews
Dilansir dari Indian Express, Sabtu (2/9/2023) pada saat yang sama, dia mengatakan bahwa penderita diabetes memiliki kemungkinan 20 persen lebih tinggi mengalami stres menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Senada dengan itu, Presiden Portea Medical Dr Vishal Sehgal menjelaskan bahwa stres kronis dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan resistensi insulin. Sehingga mempersulit pengelolaan diabetes.
Selain itu, Dr Arbinder juga menyebutkan bahwa selain masalah kesehatan mental yang umum diketahui, sebuah fenomena yang disebut tekanan diabetes (diabetes distress) juga banyak terjadi di kalangan penderita diabetes.
“Sekitar 33 persen hingga 50 persen penderita diabetes mengalami kondisi ini. Distress diabetes mencakup gangguan emosional dan psikologis yang berhubungan langsung dengan pengelolaan kondisi tersebut,” ujar Dr Arbinder.
Dengan mengurangi stres melalui berbagai teknik, Dr Sehgal mengatakan pasien diabetes dapat meningkatkan kontrol gula darahnya. Latihan relaksasi, mindfulness, aktivitas fisik, dan dukungan sosial dapat membantu mengelola diabetes.
Tidur yang berkualitas juga penting untuk menjaga metabolisme glukosa dan mengurangi sensitivitas insulin. Kurang tidur ditambah dengan stres dan masalah gaya hidup lainnya akan meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.
Diabetes dan stres mempunyai hubungan timbal balik. Di mana mengalami stres dapat membuat pengelolaan gula darah tinggi menjadi lebih menantang dan menderita diabetes dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres.
Co-founder dan CEO Fitterfly Dr Arbinder mengatakan di dunia yang serba cepat saat ini, stres telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Ada banyak sumber stres yang dapat bermanifestasi sebagai respons emosional.
“Seperti ketakutan atau kemarahan, serta reaksi fisik seperti berkeringat dan detak jantung yang meningkat, atau kombinasi keduanya. Hal ini dapat berdampak signifikan pada kadar gula darah, menyebabkannya melonjak karena pelepasan kortisol,” kata Dr Arbinder.
Foto/Infografis SINDOnews
Dilansir dari Indian Express, Sabtu (2/9/2023) pada saat yang sama, dia mengatakan bahwa penderita diabetes memiliki kemungkinan 20 persen lebih tinggi mengalami stres menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Senada dengan itu, Presiden Portea Medical Dr Vishal Sehgal menjelaskan bahwa stres kronis dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan resistensi insulin. Sehingga mempersulit pengelolaan diabetes.
Selain itu, Dr Arbinder juga menyebutkan bahwa selain masalah kesehatan mental yang umum diketahui, sebuah fenomena yang disebut tekanan diabetes (diabetes distress) juga banyak terjadi di kalangan penderita diabetes.
“Sekitar 33 persen hingga 50 persen penderita diabetes mengalami kondisi ini. Distress diabetes mencakup gangguan emosional dan psikologis yang berhubungan langsung dengan pengelolaan kondisi tersebut,” ujar Dr Arbinder.
Dengan mengurangi stres melalui berbagai teknik, Dr Sehgal mengatakan pasien diabetes dapat meningkatkan kontrol gula darahnya. Latihan relaksasi, mindfulness, aktivitas fisik, dan dukungan sosial dapat membantu mengelola diabetes.
Tidur yang berkualitas juga penting untuk menjaga metabolisme glukosa dan mengurangi sensitivitas insulin. Kurang tidur ditambah dengan stres dan masalah gaya hidup lainnya akan meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2.
(dra)