Benarkah Stroke Jadi Penyebab Jatuh di Kamar Mandi? Begini Penjelasan Ahli
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jatuh di kamar mandi sering kali dikaitan dengan penyakit stroke . Padahal, tidak melulu demikian. Ada banyak factor saat seseorang jatuh di kamar mandi.
Rizal Do, Healthy Lifestyle Educator menjelaskan jatuh di kamar mandi atau di luar kamar mandi itu merupakan hal yang tidak jauh berbeda.
“Sama halnya dg jatuh di tempat lain, risiko jatuh di kamar mandi ya sebenarnya sama saja,” kata Rizal Do dikutip dari akun Twitter @afrkml pada Kamis (21/9/2023).
Namun, hal yang membedakan saat seseorang terjatuh dan mengalami cedera serius, jatuhnya tidak bisa jadi penyebab langsung stroke, jika later on ternyata didiagnosis terkena stroke .
Dijelaskan Rizal, Hipertensi lah yang justru menjadi faktor risiko terbesar terjadinya stroke. Namun masalahnya, sebagian besar masyarakat kurang terdiagnosis dan masih banyak dari penderita justru tidak merasakan gejala.
“Akibatnya, ketika terjatuh di kamar mandi, hipertensi memperparah kondisi,” ucap Rizal.
Penyebab lain dalam situasi saat korban jatuh di kamar mandi, yaitu pada bagian kepala bisa saja terbentur benda keras sehingga terjadi trauma kepala.
Apabila hal itu terjadi, perdarahan intrakranial (dalam otak) bisa saja terjadi dan membuat peningkatan tekanan di dalam tengkorak sehingga memengaruhi fungsi otak.
Pada kasus yang lebih parah, cedera macam ini bisa menyebabkan kematian. Maka dari itu, penting memeriksakan diri untuk menegecek adanya perdarahan tersembunyi perlu dilakukan, meski merasa baik-baik saja setelah jatuh, apalagi jika mengalami membenturan keras.
“Hati-hati bahaya Lucid Interval! Pada kasus-kasus kepala terbentur kencang akibat jatuh (atau kecelakaan), korban biasanya merasa baik-baik saja padahal sebenarnya ada perdarahan di dalam kepalanya. Karena merasa baik-baik saja, akhirnya ngeremehin, terus gak mau periksa,” tutur Rizal.
Inilah Lucid Interval atau periode sadar sementara. Fenomena ini jelas menipu dan bikin banyak kasus meninggal pasien-pasien cedera kepala, termasuk yang jatuh di kamar mandi, tapi meninggal beberapa jam kemudian atau beberapa hari kemudian.
Rizal pun menyarankan untuk memberi pertolongan pertama pada korban jatuh di kamar mandi atau di luar kamar mandi:
1. Tetap tenang, pastikan dirimu sebagai penolong, korban, dan lingkungan sudah aman sebelum menolong korban.
2. Jangan memindahkan korban kecuali ada bahaya langsung (mis., air mengalir, perabot yg berisiko menimpa korban dan penolong, dll) yang menyebabkan cedera lebih lanjut. Kalau bisa, lingkungan sekitar yang diamankan, baru dilanjutkan korbannya.
3. Cek respons korban, dengan memanggil namanya, menepuk bahunya, atau menjepit ujung kukunya.
Jika sadar, evaluasi kualitas kesadarannya dengan memberi beberapa pertanyaan:
- namamu siapa?
- ini di mana?
- ini jam berapa, hari apa, atau siang/malam?
4. Segera panggil ambulans
Periksa Pernapasan dan Denyut Nadi: Pastikan korban bernapas dengan normal dan memiliki denyut nadi yang stabil.
Langkah Lanjutan:
1. Hindari menekan atau memijat bagian cedera.
2. Jaga kepala dan leher korban untuk mencegah pergerakan yang bisa memperparah cedera.
3. Jangan latah ngasih makanan atau minuman, terutama jika korban jelas-jelas penurunan kesadaran (gabisa jawab pertanyaan di atas sebelumnya dg mudah). Hindari ngasih apapun untuk dimakan/diminum sebelum penilaian medis.
4. Jika korban sadar dan berespons normal, minta untuk jalan dan bantu beristirahat. Ajak untuk periksa ke RS.
5. Pantau adanya gejala tambahan seperti mual, muntah, pusing, perubahan kesadaran, nyeri kepala memberat atau kejang.
Jika dialami, tidak usah banyak mikir, segera datang ke UGD!
Lihat Juga: Fisioterapi Gratis Bantu Pasien Stroke dan Saraf Kejepit di Rusunawa Sumur Welut Surabaya
Rizal Do, Healthy Lifestyle Educator menjelaskan jatuh di kamar mandi atau di luar kamar mandi itu merupakan hal yang tidak jauh berbeda.
“Sama halnya dg jatuh di tempat lain, risiko jatuh di kamar mandi ya sebenarnya sama saja,” kata Rizal Do dikutip dari akun Twitter @afrkml pada Kamis (21/9/2023).
Namun, hal yang membedakan saat seseorang terjatuh dan mengalami cedera serius, jatuhnya tidak bisa jadi penyebab langsung stroke, jika later on ternyata didiagnosis terkena stroke .
Dijelaskan Rizal, Hipertensi lah yang justru menjadi faktor risiko terbesar terjadinya stroke. Namun masalahnya, sebagian besar masyarakat kurang terdiagnosis dan masih banyak dari penderita justru tidak merasakan gejala.
“Akibatnya, ketika terjatuh di kamar mandi, hipertensi memperparah kondisi,” ucap Rizal.
Penyebab lain dalam situasi saat korban jatuh di kamar mandi, yaitu pada bagian kepala bisa saja terbentur benda keras sehingga terjadi trauma kepala.
Apabila hal itu terjadi, perdarahan intrakranial (dalam otak) bisa saja terjadi dan membuat peningkatan tekanan di dalam tengkorak sehingga memengaruhi fungsi otak.
Pada kasus yang lebih parah, cedera macam ini bisa menyebabkan kematian. Maka dari itu, penting memeriksakan diri untuk menegecek adanya perdarahan tersembunyi perlu dilakukan, meski merasa baik-baik saja setelah jatuh, apalagi jika mengalami membenturan keras.
“Hati-hati bahaya Lucid Interval! Pada kasus-kasus kepala terbentur kencang akibat jatuh (atau kecelakaan), korban biasanya merasa baik-baik saja padahal sebenarnya ada perdarahan di dalam kepalanya. Karena merasa baik-baik saja, akhirnya ngeremehin, terus gak mau periksa,” tutur Rizal.
Inilah Lucid Interval atau periode sadar sementara. Fenomena ini jelas menipu dan bikin banyak kasus meninggal pasien-pasien cedera kepala, termasuk yang jatuh di kamar mandi, tapi meninggal beberapa jam kemudian atau beberapa hari kemudian.
Rizal pun menyarankan untuk memberi pertolongan pertama pada korban jatuh di kamar mandi atau di luar kamar mandi:
1. Tetap tenang, pastikan dirimu sebagai penolong, korban, dan lingkungan sudah aman sebelum menolong korban.
2. Jangan memindahkan korban kecuali ada bahaya langsung (mis., air mengalir, perabot yg berisiko menimpa korban dan penolong, dll) yang menyebabkan cedera lebih lanjut. Kalau bisa, lingkungan sekitar yang diamankan, baru dilanjutkan korbannya.
3. Cek respons korban, dengan memanggil namanya, menepuk bahunya, atau menjepit ujung kukunya.
Jika sadar, evaluasi kualitas kesadarannya dengan memberi beberapa pertanyaan:
- namamu siapa?
- ini di mana?
- ini jam berapa, hari apa, atau siang/malam?
4. Segera panggil ambulans
Periksa Pernapasan dan Denyut Nadi: Pastikan korban bernapas dengan normal dan memiliki denyut nadi yang stabil.
Langkah Lanjutan:
1. Hindari menekan atau memijat bagian cedera.
2. Jaga kepala dan leher korban untuk mencegah pergerakan yang bisa memperparah cedera.
3. Jangan latah ngasih makanan atau minuman, terutama jika korban jelas-jelas penurunan kesadaran (gabisa jawab pertanyaan di atas sebelumnya dg mudah). Hindari ngasih apapun untuk dimakan/diminum sebelum penilaian medis.
4. Jika korban sadar dan berespons normal, minta untuk jalan dan bantu beristirahat. Ajak untuk periksa ke RS.
5. Pantau adanya gejala tambahan seperti mual, muntah, pusing, perubahan kesadaran, nyeri kepala memberat atau kejang.
Jika dialami, tidak usah banyak mikir, segera datang ke UGD!
Lihat Juga: Fisioterapi Gratis Bantu Pasien Stroke dan Saraf Kejepit di Rusunawa Sumur Welut Surabaya
(tdy)