Atasi DBD, Kemenkes dan Takeda Kolaborasi Beri Vaksinasi
loading...
A
A
A
Dr. Maxi menambahkan terkait penanggulangan infeksi DBD di Indonesia dan bagaimana peran serta masyarakat sangat penting dalam upaya pencegahannya. Penanggulangan DBD di Indonesia merupakan tantangan yang kompleks. Namun, pemerintah telah berkomitmen untuk mencapai nol kematian akibat infeksi dengue pada 2030 melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025.
"Kami menghimbau masyarakat untuk bersama-sama, dengan prinsip-prinsip 3M plus dan vaksin mandiri DBD dalam mengatasi tantangan ini dan melindungi masa depan generasi mendatang," ungkap Dr. Maxi.
Ketua Komunitas Dengue Indonesia Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) mengungkapkan bahwa di negara atau wilayah dengan penularan infeksi DBD yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya, walaupun paparan pada usia dewasa muda saat ini juga meningkat. Menurut data Kemenkes 2022, pola kematian akibat DBD dominan di kelompok usia muda, yaitu 5-14 tahun (45 persen).
"Dengan demikian, upaya sosialisasi pengendalian vektor nyamuk dan vaksinasi dengue pada anak menjadi sangat penting sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui kegiatan edukasi pencegahan infeksi demam berdarah dengue kepada masyarakat. Kami juga mengapresiasi kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap infeksi demam berdarah dengue di Indonesia," ungkap Prof Sri.
DBD merupakan salah satu ancaman kesehatan global di antara 10 penyakit lainnya yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal 2020 dan vaksinasi merupakan salah satu pilar strategi global penanggulangan dengue. Vaksinasi sebagai salah satu langkah pengendalian DBD, perlu untuk diperhatikan dan membutuhkan keterlibatan masyarakat secara aktif.
Dengan adanya vaksin yang dapat diberikan tanpa melihat pengalaman infeksi DBD sebelumnya, diharapkan akan lebih banyak anak yang dapat terlindungi dari infeksi DBD. Selain tentunya bisa turut berperan dalam menurunkan tingkat rawat inap akibat infeksi demam berdarah dengue.
"Selain anak-anak, orang dewasa juga terancam terkena demam berdarah dengue. Karena terbukti manfaatnya, Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasikan vaksinasi demam berdarah juga diberikan pada orang dewasa sampai umur 45 tahun. Saat ini vaksinasi demam berdarah dengue dapat diberikan pada setiap orang pada rentang umur 6-45 tahun sesuai dengan anjuran dari dokter," papar Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM.
"Kami menghimbau masyarakat untuk bersama-sama, dengan prinsip-prinsip 3M plus dan vaksin mandiri DBD dalam mengatasi tantangan ini dan melindungi masa depan generasi mendatang," ungkap Dr. Maxi.
Ketua Komunitas Dengue Indonesia Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) mengungkapkan bahwa di negara atau wilayah dengan penularan infeksi DBD yang tinggi, anak-anak cenderung paling banyak terkena dampaknya, walaupun paparan pada usia dewasa muda saat ini juga meningkat. Menurut data Kemenkes 2022, pola kematian akibat DBD dominan di kelompok usia muda, yaitu 5-14 tahun (45 persen).
"Dengan demikian, upaya sosialisasi pengendalian vektor nyamuk dan vaksinasi dengue pada anak menjadi sangat penting sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melalui kegiatan edukasi pencegahan infeksi demam berdarah dengue kepada masyarakat. Kami juga mengapresiasi kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap infeksi demam berdarah dengue di Indonesia," ungkap Prof Sri.
DBD merupakan salah satu ancaman kesehatan global di antara 10 penyakit lainnya yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal 2020 dan vaksinasi merupakan salah satu pilar strategi global penanggulangan dengue. Vaksinasi sebagai salah satu langkah pengendalian DBD, perlu untuk diperhatikan dan membutuhkan keterlibatan masyarakat secara aktif.
Dengan adanya vaksin yang dapat diberikan tanpa melihat pengalaman infeksi DBD sebelumnya, diharapkan akan lebih banyak anak yang dapat terlindungi dari infeksi DBD. Selain tentunya bisa turut berperan dalam menurunkan tingkat rawat inap akibat infeksi demam berdarah dengue.
"Selain anak-anak, orang dewasa juga terancam terkena demam berdarah dengue. Karena terbukti manfaatnya, Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) telah merekomendasikan vaksinasi demam berdarah juga diberikan pada orang dewasa sampai umur 45 tahun. Saat ini vaksinasi demam berdarah dengue dapat diberikan pada setiap orang pada rentang umur 6-45 tahun sesuai dengan anjuran dari dokter," papar Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM.
(dra)