Aspek Perilaku Seksual, Monkeypox Muncul Lagi di Jakarta

Sabtu, 21 Oktober 2023 - 10:00 WIB
loading...
Aspek Perilaku Seksual,...
Kasus monkeypox kembali muncul. Monkeypox ditemukan di Jakarta. Penyakit dengan istilah cacar monyet ini banyak menyerang laki-laki. Foto/ townnews
A A A
JAKARTA – Kasus monkeypox kembali muncul. Monkeypox ditemukan di Jakarta. Penyakit dengan istilah cacar monyet ini secara global 99 persen menyerang laki-laki pada kelompok berisiko tinggi, seperti gay atau penyuka sesama jenis.

Menurut dr Dicky Budiman selaku Dokter Spesialis Epidemilog sekaligus Peneliti menjelaskan monkeypox bisa sangat berisiko jika gejala pertama sudah mulai muncul. Sehingga dapat berlangsung sampai kurang lebih tiga minggu.



“Itu kenapa menjadi salah satu peringatan serius adalah adanya kencendrungan penyakit seperti ini bersifat silent. Artinya menyebar pada kelompok yang tertutup dan relatif sulit untuk diberantas,” kata dr Dicky kepada MNC Portal, Sabtu (21/10/2023).

Namun, hal itu bukanlah sesuatu yang ditakutkan. Karena bagi masyarakat umum penyakit ini mungkin akan memiliki risiko sangat kecil dan proses penularannya cenderung lebih lambat. Artinya tidak mudah, walaupun bagi seseorang yang memiki kontak erat dengan penderita tanpa menggunakan proteksi bisa terkena sangat mudah.

Meskipun penyakit ini memiliki angka relatif kecil dan dalam empat minggu penderita bisa kembali pulih. Akan tetapi, pada kelompok rentan, ia bisa mengganggu imunitas. Sehingga pemerintah perlu menggunakan strateginya kembali yang sama dengan pendendalian penyakit HIV yang saat ini juga masih endemik, yang menjadi penyakit penyebaran di kelompok yang sama.

“Untuk itu perilaku hidup bersih juga menjadi sangat penting, antara lain dalam aspek perilaku seksual,” ucap dr Dicky.



Dokter Dicky juga menuturkan penaykit yang memiliki karakter seperti HIV ini akan sulit dikendalikan dan ditekankan. Karena cenderung menjadi penyakit endemik dengan perilaku seks bebas, yang berisiko menjadi tren di kalangan dewasa muda baik itu di perkotaan maupun di daerah.

“Ini membuktikan adanya transmisi lokal, bahwa penyakit ini ketika kelompok risikonya ada, maka disitulah akan mudah terjadi penyebaran dan sulit untuk dihilangkan,” tutur dr Dicky.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2623 seconds (0.1#10.140)