Dua Personel Immortal Tersisa Rebutan Hak Nama Band
loading...
A
A
A
BERGEN - Dua personel band Immortal yang tersisa, Harald Nævdal alias Demonaz dan Reidar Horghagen alias Horgh terlibat dalam persengketaan terkait hak atas nama band . Sebelumnya, sekitar enam tahun lalu, salah satu pendiri yang juga sang frontman, Olve Eikemo alias Abbath juga berselisih atas nama Immortal dengan Demonaz dan Horgh.
(Baca juga: Pandemi Gagalkan Death Vomit Rayakan Ultah Seperempat Abad )
Persengketaan hukum antara Abbath dengan Demonaz dan Horgh pada 2014 itu pun berakhir dengan hengkangnya Abbath. Kala itu, Abbath mengklaim bahwa kedua mantan rekannya itu telah meninggalkan band setelah keduanya memindahkan peralatan musiknya keluar dari ruang latihan band.
Namun, pengadilan Norwegia memutuskan sebaliknya. Nama Immortal bukan menjadi hak Abbath, melainkan untuk Demonaz dan Horgh. Immortal, yang merupakan salah satu band black metal generasi awal dan paling sukses di Norwegia, kali pertama didirikan Demonaz (bass/gitar) bersama Abbath (vokal dan bass/gitar) pada 1990. Enam tahun kemudian, Horgh bergabung sebagai drummer.
Kini, perebutan hak nama kembali mendera Immortal. Sebuah media Norwegia, VG menyebutkan bahwa konflik baru kembali muncul antara dua personel tersisa. Demonaz mendaftarkan Immortal ke Kantor Paten Norwegia sebagai merek dagang eksklusifnya pada Juli 2019. Pendaftaran itu disetujui, Demonaz pun mendapatk hak eksklusif untuk menggunakan nama band secara komersial.
Mengetahui hal tersebut, Horgh mengajukan banding atas pendaftaran tersebut. Dan putusan dari perkara itu mendukung Horgh, sehingga Demonaz tidak lagi memiliki hak eksklusif atas nama Immortal. Kepada VG, Horgh mengungkapkan bahwa dia tidak memperoleh pemberitahuan terkait pendaftaran yang dibuat Demonaz.
"Tidak pernah terpikir oleh saya untuk mendaftarkan merek dagang sendiri, seperti yang dilakukan Nævdal di sini, tetapi saya mendapati diri saya harus berjuang untuk mempertahankan hak-hak yang saya peroleh melalui karier panjang di band ini. Memang, dan bagaimanapun juga sudah bertahun-tahun, sebagian besar kehidupan saya," terang Horgh kepada VG dan dikutip Blabber Mouth, baru-baru ini.
(Baca juga: Rilis Album Baru, Death Vomit Berikan Sentuhan Berbeda )
Keputusan pengadilan yang berpihak pada Horgh membuat Demonaz merasa sangat kecewa dan keberatan. Pasalnya, dia adalah satu-satunya anggota asli band yang tersisa. "Saya juga satu-satunya yang telah berada di semua rilis band," tandasnya.
Sementara itu, Kantor Paten Norwegia memutuskan bahwa hak atas nama Immortal adalah milik band secara keseluruhan, dan bukan milik masing-masing personel. "Kami bersama-sama sebagai band yang membangun merek dagang Immortal, dan oleh karena itu benar bahwa merek dagang tersebut harus merupakan kepemilikan bersama," sahut Horgh.
Meskipun sempat sedikit berselisih terkait hal ini, drummer 49 tahun itu berharap Immortal masih bisa bermain dan tampil live bersama lagi. "Sudah menjadi tujuan saya, dan saya tahu bahwa ini adalah sesuatu yang diinginkan penggemar Immortal dan telah lama ditunggu," ujarnya.
"Saya berharap dalam jangka panjang kita bisa membuang permasalahan ini jauh-jauh, dan kembali melihat ke depan sebagai sebuah band," tambah Horgh.
Dua bulan yang lalu, Abbath kepada surat kabar Norwegia, Dagbladet sempat mengatakan bahwa dia tidak menolak kemungkinan reuni Immortal. "Saya menyadari bahwa saya adalah bagian dari masalah. Sekarang semuanya baik-baik saja," ucap Abbath.
(Baca juga: Berawal dari Grup WA, SROM Sukses Lahirkan Album Kompilasi Band Cadas )
"Tapi apakah saya terbuka untuk reuni Immortal? Ya, tentu saja. Tapi itu harus menjadi sesuatu yang istimewa. Saya hanya berharap kita bisa duduk dan berbicara tentang itu ketika semuanya berkumpul, ketimbang melibatkan pengacara," lanjutnya.
(Baca juga: Pandemi Gagalkan Death Vomit Rayakan Ultah Seperempat Abad )
Persengketaan hukum antara Abbath dengan Demonaz dan Horgh pada 2014 itu pun berakhir dengan hengkangnya Abbath. Kala itu, Abbath mengklaim bahwa kedua mantan rekannya itu telah meninggalkan band setelah keduanya memindahkan peralatan musiknya keluar dari ruang latihan band.
Namun, pengadilan Norwegia memutuskan sebaliknya. Nama Immortal bukan menjadi hak Abbath, melainkan untuk Demonaz dan Horgh. Immortal, yang merupakan salah satu band black metal generasi awal dan paling sukses di Norwegia, kali pertama didirikan Demonaz (bass/gitar) bersama Abbath (vokal dan bass/gitar) pada 1990. Enam tahun kemudian, Horgh bergabung sebagai drummer.
Kini, perebutan hak nama kembali mendera Immortal. Sebuah media Norwegia, VG menyebutkan bahwa konflik baru kembali muncul antara dua personel tersisa. Demonaz mendaftarkan Immortal ke Kantor Paten Norwegia sebagai merek dagang eksklusifnya pada Juli 2019. Pendaftaran itu disetujui, Demonaz pun mendapatk hak eksklusif untuk menggunakan nama band secara komersial.
Mengetahui hal tersebut, Horgh mengajukan banding atas pendaftaran tersebut. Dan putusan dari perkara itu mendukung Horgh, sehingga Demonaz tidak lagi memiliki hak eksklusif atas nama Immortal. Kepada VG, Horgh mengungkapkan bahwa dia tidak memperoleh pemberitahuan terkait pendaftaran yang dibuat Demonaz.
"Tidak pernah terpikir oleh saya untuk mendaftarkan merek dagang sendiri, seperti yang dilakukan Nævdal di sini, tetapi saya mendapati diri saya harus berjuang untuk mempertahankan hak-hak yang saya peroleh melalui karier panjang di band ini. Memang, dan bagaimanapun juga sudah bertahun-tahun, sebagian besar kehidupan saya," terang Horgh kepada VG dan dikutip Blabber Mouth, baru-baru ini.
(Baca juga: Rilis Album Baru, Death Vomit Berikan Sentuhan Berbeda )
Keputusan pengadilan yang berpihak pada Horgh membuat Demonaz merasa sangat kecewa dan keberatan. Pasalnya, dia adalah satu-satunya anggota asli band yang tersisa. "Saya juga satu-satunya yang telah berada di semua rilis band," tandasnya.
Sementara itu, Kantor Paten Norwegia memutuskan bahwa hak atas nama Immortal adalah milik band secara keseluruhan, dan bukan milik masing-masing personel. "Kami bersama-sama sebagai band yang membangun merek dagang Immortal, dan oleh karena itu benar bahwa merek dagang tersebut harus merupakan kepemilikan bersama," sahut Horgh.
Meskipun sempat sedikit berselisih terkait hal ini, drummer 49 tahun itu berharap Immortal masih bisa bermain dan tampil live bersama lagi. "Sudah menjadi tujuan saya, dan saya tahu bahwa ini adalah sesuatu yang diinginkan penggemar Immortal dan telah lama ditunggu," ujarnya.
"Saya berharap dalam jangka panjang kita bisa membuang permasalahan ini jauh-jauh, dan kembali melihat ke depan sebagai sebuah band," tambah Horgh.
Dua bulan yang lalu, Abbath kepada surat kabar Norwegia, Dagbladet sempat mengatakan bahwa dia tidak menolak kemungkinan reuni Immortal. "Saya menyadari bahwa saya adalah bagian dari masalah. Sekarang semuanya baik-baik saja," ucap Abbath.
(Baca juga: Berawal dari Grup WA, SROM Sukses Lahirkan Album Kompilasi Band Cadas )
"Tapi apakah saya terbuka untuk reuni Immortal? Ya, tentu saja. Tapi itu harus menjadi sesuatu yang istimewa. Saya hanya berharap kita bisa duduk dan berbicara tentang itu ketika semuanya berkumpul, ketimbang melibatkan pengacara," lanjutnya.
(nug)