Peringati Hari Sumpah Pemuda, Komunitas Seni Budaya Paroki Kelapa Gading Gelar Lenong Kestra Yu Niti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komunitas Seni Budaya Paroki Kelapa Gading menggelar pertunjukkan budaya berjudul 'Lenong Kestra Yu Niti' . Acara yang dihelat di iNews Tower, Jakarta, Sabtu (11/11/2023) ini digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda.
"Kenapa sumpah pemuda? Karena lebih pada kesatuan makanya makanya judulnya Yu Niti Lenong Kestra," kata Ketua Seni Budaya Paroki Kelapa Gading Gereja St Yakobus Elisabeth Noviana Chandra.
"Di mana kita gabungkan banyak elemen musik tradisi dan modern kemudian dari lintas agama, genre, dan usia," tamabhnya.
Konser seni budaya ini mengangkat cerita yang cukup ringan tentang seorang wanita bernama Upik yang berasal dari Minang dan jatuh cinta dengan Boim yang berasal dari Betawi. Keduanya harus sama-sama menurunkan ego masing-masing agar bisa bersatu.
"Yang satu matrilineal dan satunya patrilineal, terus mereka menurunkan ego biar bisa bersatu. Sebenarnya ceritanya sederhana tapi dikemas dengan banyak alat musik dan tradisi," jelasnya.
Cerita ini juga dibalut dengan seni teater khas Betawi yaitu lenong. Menurutnya mengemas dengan lenong bisa lebih bebas mengekspresikan secara lebih lucu. "Kita tinggal di Jakarta, identik dengan Betawi," ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Novi ini menceritakan proses pengerjaan yang cukup panjang. Dia bersama timnya membuat konsep acara sejak Oktober 2022. Kemudian mulai penggarapan serius tiga bulan terakhir ini.
"Ibaratnya seperti mencakul di tanah tandus, jadi kadang-kadang cangkulnya patah, dalam artian patah semangat tapi karena kita mau cari cangkul baru. Proses ini mendewasakan kita untuk lebih concern lagi pada budaya, karena kalau bukan kita siapa lagi," ucapnya.
Novi pun berpesan kepada generasi muda bahwa boleh menyukai budaya luar tapi juga harus memberikan ruang untuk budaya sendiri.
"Semoga nanti yang nari atau terlibat bukan kita yang tua, kita mau buka jalan, nggak ada negara yang punya kebudayaan seunik, sekaya, dan sebagus Indonesia. Kalau kita bisa garap dengan benar anak muda kita yang bahagia," pungkasnya.
"Kenapa sumpah pemuda? Karena lebih pada kesatuan makanya makanya judulnya Yu Niti Lenong Kestra," kata Ketua Seni Budaya Paroki Kelapa Gading Gereja St Yakobus Elisabeth Noviana Chandra.
"Di mana kita gabungkan banyak elemen musik tradisi dan modern kemudian dari lintas agama, genre, dan usia," tamabhnya.
Konser seni budaya ini mengangkat cerita yang cukup ringan tentang seorang wanita bernama Upik yang berasal dari Minang dan jatuh cinta dengan Boim yang berasal dari Betawi. Keduanya harus sama-sama menurunkan ego masing-masing agar bisa bersatu.
"Yang satu matrilineal dan satunya patrilineal, terus mereka menurunkan ego biar bisa bersatu. Sebenarnya ceritanya sederhana tapi dikemas dengan banyak alat musik dan tradisi," jelasnya.
Cerita ini juga dibalut dengan seni teater khas Betawi yaitu lenong. Menurutnya mengemas dengan lenong bisa lebih bebas mengekspresikan secara lebih lucu. "Kita tinggal di Jakarta, identik dengan Betawi," ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Novi ini menceritakan proses pengerjaan yang cukup panjang. Dia bersama timnya membuat konsep acara sejak Oktober 2022. Kemudian mulai penggarapan serius tiga bulan terakhir ini.
"Ibaratnya seperti mencakul di tanah tandus, jadi kadang-kadang cangkulnya patah, dalam artian patah semangat tapi karena kita mau cari cangkul baru. Proses ini mendewasakan kita untuk lebih concern lagi pada budaya, karena kalau bukan kita siapa lagi," ucapnya.
Novi pun berpesan kepada generasi muda bahwa boleh menyukai budaya luar tapi juga harus memberikan ruang untuk budaya sendiri.
"Semoga nanti yang nari atau terlibat bukan kita yang tua, kita mau buka jalan, nggak ada negara yang punya kebudayaan seunik, sekaya, dan sebagus Indonesia. Kalau kita bisa garap dengan benar anak muda kita yang bahagia," pungkasnya.
(dra)