Bahaya Sakit Kepala bagi Penderita Diabetes, Tanda Gula Darah Terlalu Tinggi atau Rendah

Sabtu, 18 November 2023 - 07:00 WIB
loading...
Bahaya Sakit Kepala bagi Penderita Diabetes, Tanda Gula Darah Terlalu Tinggi atau Rendah
Jika Anda menderita diabetes, sakit kepala bisa jadi tanda gula darah Anda terlalu tinggi atau terlalu rendah. Foto/ hopkinsmedicine.
A A A
JAKARTA - Sakit kepala merupakan masalah medis yang umum. Tapi, jika Anda menderita diabetes, sakit kepala bisa jadi merupakan tanda gula darah Anda terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Diabetes dan sakit kepala

Diabetes merupakan penyakit metabolisme kronis yang dapat menyebabkan gula darah tinggi. Gula darah tinggi dapat menyebabkan sejumlah gejala dan komplikasi terkait, beberapa di antaranya dapat mengancam nyawa. Sakit kepala mungkin merupakan tanda gula darah tinggi atau rendah.

Sakit kepala tidak berbahaya, tetapi bisa menandakan bahwa gula darah atau glukosa Anda berada di luar kisaran target.

Jika Anda sering mengalami sakit kepala disertai gejala gula darah tinggi lainnya, seperti rasa haus yang berlebihan dan sering buang air kecil, mungkin diabetes adalah penyebabnya.



Sementara, sakit kepala merupakan salah satu yang paling umum keluhan medis dan penyebabnya bermacam-macam.

Ada dua jenis sakit kepala: primer dan sekunder.
Sakit kepala primer terjadi ketika sel-sel otak, saraf, pembuluh darah, atau otot di sekitar kepala mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Sakit kepala primer terjadi secara mandiri — bukan karena kondisi medis lain. Serangan migrain dan sakit kepala tegang adalah dua contohnya.

Kondisi kesehatan yang mendasari, seperti diabetes, menyebabkan sakit kepala sekunder. Penyebab lain dari sakit kepala sekunder meliputi: demam atau infeksi, tekanan darah tinggi atau hipertensi, stroke, stres, gangguan mata dan kelainan struktural di otak.

Penyebab sakit kepala sekunder bisa bermacam-macam, begitu pula rasa sakit yang ditimbulkan. Sakit kepala akibat gula darah tinggi yang berhubungan dengan diabetes sering kali berkisar dari sedang hingga parah, dan sering terjadi. Sakit kepala ini dapat menunjukkan bahwa glukosa Anda terlalu tinggi atau rendah.

Mengatur gula darah Anda mungkin merupakan langkah pertama untuk meredakan sakit kepala. Obat pereda nyeri yang dijual bebas (OTC), seperti asetaminofen atau ibuprofen, juga dapat membantu.

Namun, banyak orang tidak merasakan gejala apa pun bahkan pada kadar gula darah yang lebih tinggi, dan gejalanya seringkali muncul secara perlahan. Sakit kepala akibat glukosa darah tinggi biasanya membutuhkan waktu beberapa hari setelah gula darah tinggi berkembang.

Meski begitu, sakit kepala dianggap sebagai tanda awal hiperglikemia. Rasa sakitnya bisa menjadi lebih parah seiring memburuknya kondisi Anda. Selain itu, jika Anda memiliki riwayat hiperglikemia, sakit kepala bisa menjadi tanda untuk memeriksa gula darah.

Tanda-tanda awal hiperglikemia lainnya meliputi: kelelahan, penglihatan kabur, rasa haus dan dehidrasi yang berlebihan, peningkatan buang air kecil, rasa lapar yang berlebihan, luka yang tidak kunjung sembuh.

Hiperglikemia dapat diatasi dengan perubahan gaya hidup, seperti olahraga teratur dan pola makan seimbang. Itu Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal (NIDDK) merekomendasikan makan untuk masalah ini, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh dan protein tanpa lemak.

Anda juga dapat menggunakan obat-obatan untuk mengatur gula darah Anda. Kemungkinan besar Anda akan mengalami lebih sedikit sakit kepala jika Anda mengatur gula darah.


Hipoglikemia dan sakit kepala

Glukosa darah rendah atau hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah Anda turun di bawah 70mg/dL. Berbeda dengan hiperglikemia, gejala hipoglikemia bisa terjadi secara tiba-tiba.

Gejala-gejala ini bisa berupa sakit kepala, yang muncul begitu saja saat gula darah Anda menurun. Sakit kepala pada kasus seperti ini biasanya disertai gejala lain, seperti: pusing, kegoyahan, keringat berlebih, sifat mudah marah, mual dan kecemasan.

Sebelum Anda dapat mengobati sakit kepala yang terjadi dengan gejala-gejala ini, tentukan apakah penyebabnya adalah glukosa darah rendah dengan tes glukosa darah.

Jika tes glukosa darah menentukan gula darah Anda rendah, American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan makan 15 hingga 20 gram karbohidrat sederhana atau tablet glukosa, dan kemudian memeriksa kembali glukosa Anda dalam 15 menit. Setelah gula darah Anda stabil, sakit kepala Anda mungkin berkurang.

Jika rasa sakitnya terus berlanjut, Anda mungkin masih perlu mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas. Segera hubungi dokter atau layanan darurat setempat jika sakit kepala Anda parah atau glukosa darah Anda tidak dapat kembali naik.

Apakah sakit kepala disebabkan oleh diabetes?


Diabetes tentu bukan satu-satunya penyebab sakit kepala. Jika Anda menderita diabetes, kemungkinan Anda mengalami sakit kepala mungkin lebih besar dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes, terutama jika diabetes Anda tidak ditangani secara efektif.

Dengan mengawasi glukosa darah, kemungkinan besar Anda akan mengalami lebih sedikit sakit kepala, serta gejala diabetes lainnya. Jika sakit kepala Anda terus berlanjut meskipun sudah menjalani pengobatan diabetes, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2360 seconds (0.1#10.140)