Di Masa Pandemi, Layanan Kesehatan bagi Penyintas Kanker Jangan Dikesampingkan

Jum'at, 07 Agustus 2020 - 05:56 WIB
loading...
Di Masa Pandemi, Layanan Kesehatan bagi Penyintas Kanker Jangan Dikesampingkan
Rentan terinfeksi, akses layanan kesehatan bagi penyintas kanker harus menjadi prioritas di masa pandemi. / Foto: ilustrasi/Cancer Center
A A A
JAKARTA - Memperingati Hari Kanker Paru Sedunia, Gerakan Nasional Indonesia Peduli Kanker Paru (IPKP) menyelenggarakan sebuah online sharing session #LUNGTalk, dengan tema Pandemi Covid-19 dari Sudut Pandang Penyintas Kanker. Diskusi yang diadakan secara virtual ini bertujuan untuk menyosialisasikan hasil survei mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku pada penyintas kanker di era pandemi yang dilakukan dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk, Ketua Pokja Kanker Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), pada Juli lalu.

(Baca juga: MNC Group Aktif Hadirkan Konten Berkualitas di Facebook )

Survei ini dilaksanakan melalui kerjasama dengan CISC (Cancer Information & Support Center) dan direspons 355 penyintas kanker di seluruh Indonesia. Dunia saat ini sedang dihadapkan dengan pandemi Covid-19 yang kali pertama muncul di Wuhan, China pada Desember 2019. Pandemi ini membawa berbagai dampak khususnya terhadap dunia kesehatan dan keberlangsungan hidup pasien. Menurut banyak laporan, salah satu yang dapat menyebabkan terinfeksinya virus corona dengan mudah adalah rendahnya sistem imunitas tubuh, sehingga kanker pun menjadi salah satu faktor risiko terbesar.

Inilah yang menjadi dasar dilakukannya survei untuk mempelajari tindakan oleh penyintas kanker dalam masa pandemi saat ini. Tingkat infeksi SARS-COV-2, di salah satu institusi, menunjukkan angka 0,79% pada pasien onkologi dibandingkan dengan pasien pada umumnya dengan angka 0,39%. Pasien kanker paru pun lebih rentan terinfeksi dengan angka risiko 25%-38% dibandingkan dengan kanker lainnya.

"Bekerjasama dengan CISC, survei ini dilakukan untuk memetakan dampak pandemi Covid-19 pada penyintas dengan menggunakan platform online, dan direspons oleh 355 penyintas kanker di seluruh Indonesia," ungkap dr. Elisna Syahruddin, PhD, Sp.P(K)Onk dalam keterangan resminya, baru-baru ini.

Survei yang dilakukan tersebut menunjukan hasil yang sangat baik terutama terkait pengetahuan responden tentang Covid-19 dan upaya pencegahan yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi risiko penularan. Tingkat kecemasan di kalangan responden ternyata masih terbilang rendah.

"Tercatat sebanyak 73% dari seluruh responden yang mendapat informasi cukup terkait pencegahan Covid-19, seperti selalu memakai masker, cuci tangan, jaga jarak dan menjaga imunitas tubuh. Selain itu, 60,1% responden mengakui tingkat kecemasan mereka akibat Covid-19 cukup rendah," kata dr. Elisna.

(Baca juga: Studi: Anak-anak Bisa Menyebarkan Virus Corona )

"Tiga hal yang sering memicu kecemasan penyintas kanker selama pandemi adalah memburuknya kondisi pasien akibat Covid-19, ditunjukkan di angka 38,8%, selanjutnya 29,2% responden cemas terhadap terganggunya proses terapi dan 22,5%-nya akan gangguan akses ke pusat layanan kesehatan," tambahnya.

Penyintas kanker paru Megawati Tanto, yang juga Koordinator Kanker Paru CISC, turut bicara di #LUNGTalk. Dia mengakui beratnya tantangan yang dihadapi pasien kanker paru. Menurutnya, para pasien kanker, termasuk kanker paru, sangat bergantung pada pelayanan. Jika penindakan dan layanan kesehatan selama masa pandemi terganggu, seperti waktu tunggu yang lama ataupun ketidaktersediaan obat yang dijamin maupun yang tidak dijamin BPJS akan berdampak buruk pada riwayat kesehatan pasien ke depannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2008 seconds (0.1#10.140)