Epidemiolog Sebut Pneumonia Misterius di China Berpotensi Kecil Jadi Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wabah pneumonia misterius di China banyak menyerang anak-anak. Jumah kasus ini pun dilaporkan sangat tinggi hingga menyebabkan rumah sakit kebanjiran pasien setiap harinya.
Tak tanggung-tanggung, wabah pneumonia misterius di China menyebabkan jumlah kunjungan pasien meningkat menjadi 550 hingga 650 kunjungan per hari. Kondisi ini menyebabkan banyak orang di berbagai dunia pun merasa khawatir.
Terbaru, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat bandara dan pelabuhan sebagai bentuk pencegahan dari penyakit pernapasan ini.
Di sisi lain, dokter sekaligus epidemiologi dan peneliti Univeritas Griffith Australia dr. Dicky Budiman, M.Sc. PH mengatakan bahwa risiko seseorang terkena pneumonia parah sangat kecil.
Foto/Infografis SINDOnews
Ini karena penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendiri. Selain itu, Dicky juga menyebut bahwa penyakit ini disembuhkan dengan perawatan yang tepat dan pemberian antibiotik.
“Dengan catatan kondisi pasien bagus, tidak alami gangguan imunitas atau daya tahan tubuh. Termasuk juga penyebabnya dalam konteks tubuh adalah bakteri,” kata Dicky, Kamis (30/11/2023).
Terkait hal tersebut, Dicky menilai bahwa pneumonia berpotensi kecil untuk menjadi sebuah pandemi. Hal ini menyusul laporan dari pemerintah China bahwa pneumonia misterius ini tidak disebabkan oleh patogen, bakteri atau virus baru.
“Sekali lagi ini jauh jika dikatakan sebagai pandemi,” jelasnya.
Meski demikian, Dicky tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan menjaga kesehatan. Di sisi lain, dia meminta pemerintah untuk siap siaga menghadapi penyakit tersebut.
Adapun kesiapan tersebut tidak hanya dalam bentuk peningkatan layanan kesehatan, tapi juga proteksi. Sebab, dengan memperkuat pertahanan yang ada serta dilakukan mitigasi maka beban pelayanan kesehatan akan lebih siap.
“Jadi saya kira pemerintah perlu memperkuat dan memastikan sistem rujukan. Termasuk juga literasi pada masyarakat, terkait golongan pertama di rumah, bagaimana cara mendeteksi, dan kemana harus merujuk," ungkapnya.
"Karena sekali lagi kasus pneumonia ini bisa ditangani dengan rawat jalan karena fatalitasnya juga kecil,” pungkasnya.
Tak tanggung-tanggung, wabah pneumonia misterius di China menyebabkan jumlah kunjungan pasien meningkat menjadi 550 hingga 650 kunjungan per hari. Kondisi ini menyebabkan banyak orang di berbagai dunia pun merasa khawatir.
Terbaru, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat bandara dan pelabuhan sebagai bentuk pencegahan dari penyakit pernapasan ini.
Di sisi lain, dokter sekaligus epidemiologi dan peneliti Univeritas Griffith Australia dr. Dicky Budiman, M.Sc. PH mengatakan bahwa risiko seseorang terkena pneumonia parah sangat kecil.
Foto/Infografis SINDOnews
Ini karena penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendiri. Selain itu, Dicky juga menyebut bahwa penyakit ini disembuhkan dengan perawatan yang tepat dan pemberian antibiotik.
“Dengan catatan kondisi pasien bagus, tidak alami gangguan imunitas atau daya tahan tubuh. Termasuk juga penyebabnya dalam konteks tubuh adalah bakteri,” kata Dicky, Kamis (30/11/2023).
Terkait hal tersebut, Dicky menilai bahwa pneumonia berpotensi kecil untuk menjadi sebuah pandemi. Hal ini menyusul laporan dari pemerintah China bahwa pneumonia misterius ini tidak disebabkan oleh patogen, bakteri atau virus baru.
“Sekali lagi ini jauh jika dikatakan sebagai pandemi,” jelasnya.
Meski demikian, Dicky tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan menjaga kesehatan. Di sisi lain, dia meminta pemerintah untuk siap siaga menghadapi penyakit tersebut.
Adapun kesiapan tersebut tidak hanya dalam bentuk peningkatan layanan kesehatan, tapi juga proteksi. Sebab, dengan memperkuat pertahanan yang ada serta dilakukan mitigasi maka beban pelayanan kesehatan akan lebih siap.
“Jadi saya kira pemerintah perlu memperkuat dan memastikan sistem rujukan. Termasuk juga literasi pada masyarakat, terkait golongan pertama di rumah, bagaimana cara mendeteksi, dan kemana harus merujuk," ungkapnya.
"Karena sekali lagi kasus pneumonia ini bisa ditangani dengan rawat jalan karena fatalitasnya juga kecil,” pungkasnya.
(dra)