Serunya Eduwisata di Hutan UI
A
A
A
DEPOK - Berwisata ke hutan di tengah kehidupan perkotaan saat ini menjadi hal yang sangat jarang ditemui. Nah, di lingkungan Universitas Indonesia (UI) Depok ternyata ada lokasi hutan kota yang bisa menjadi lokasi wisata.
Tentunya menyenangkan bisa menginjakkan kaki di hutan yang saat ini sangat susah ditemui di tengah kehidupan kaum urban. Tak perlu khawatir akan binatang buas karena hutan lindung di UI ini sudah sering dijamah para petualang lebah. Lho kenapa lebah ya? Sebab, di salah satu lokasi hutan UI Depok ternyata sengaja dimanfaatkan untuk peternakan lebah. Lebah yang dikembangbiakkan di sana berjenis Trigona. Sudah banyak yang melakukan eduwisata ke sana.
Yang mengembangkan konsep eduwisata lebah di UI ini adalah seorang peneliti dari Fakultas Teknik UI bernama Muhammad Sahlan. Eduwisata lebah UI ini tepatnya terletak di area UI Wood. Konsep eduwisata ini memang baru dikembangkan, tapi ternyata sangat diminati anak-anak dan dewasa yang memang senang bersentuhan dengan alam. Masuk ke area hutan mungkin awalnya menegangkan, tapi ini berbeda lho.Ketika masuk area ini kita menemukan banyak koloni lebah Trigona. Tak perlu takut disengat karena koloni lebah itu berada di dalam rumah kotak kayu yang sengaja dibuat Sahlan dan peternak lain.
Di sana anak-anak yang datang bisa belajar mengenai lebah, belajar beternak lebah, dan melihat langsung proses pengolahan madu. "Anak-anak sangat tertarik ketika datang ke sini, apalagi mereka bisa melihat panen madu. Mereka juga diperkenalkan dengan makananmakanan lebah. Jadi, mereka punya pengalaman menarik ketika di sini," kata Sahlan.
Sahlan menuturkan, alasannya mengembangkan lebah di hutan UI karena di sana memiliki beeforage (makanan lebah) melimpah, seperti pohon randu, akasia mangium, karet yang merupakan makanan lebah.
Jika sampai di sana tidak perlu takut disengat lebah karena lebah Trigona adalah jenis lebah tidak bersengat. "Yang menariknya, lebah ini mudah diternak dan menghasilkan propolis lebih banyak dari lebah biasa. Kami menyebut dengan istilah urban bee," ujarnya.
Menurut Sahlan, hutan UI memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai jenis lebah Trigona. Bahkan, dia berencana mengoleksi lebah-lebah itu di hutan UI. Di sana tak sekadar berwisata biasa. Kita akan memperoleh pengetahuan yang banyak soal lebah. Jadi, sangat menyenangkan belajar tentang pengetahuan alam secara langsung di tempat itu.
Sahlan sendiri sudah lama meneliti lebah dan menghasilkan banyak produk dari lebah yang diternaknya, dari madu hingga turunannya seperti sabun propolis.
"Lebah di alam berperan sebagai agen polinasi (penyerbukan tanaman). Proses polinasi ini sangat penting dalam ekosistem hingga ada istilah no bee no food. Ironisnya, bee keeper di Indonesia malahan diusir kalau berada di sekitaran perkebunan. Ini karena banyak yang tidak paham mengenai agen polinasi itu. Inilah tujuan peternakan lebah di Hutan UI untuk eduwisata, mengajari anak akan pentingnya lebah di lingkungan kita," ucapnya. Untuk bisa eduwisata di sana, maka harus melakukan perjanjian terlebih dulu dengan pengurusnya.
Sebab, saat ini belum dibuka jadwal reguler untuk eduwisata. Sahlan sendiri saat ini bekerja sama dengan komunitas 3bee untuk pengelolaannya.
"Untuk paket harga belum ditentukan. Kalau hanya berkunjung dan akan dapat suvenir madu biayanya sekitar Rp100.000-150.000 per orang. Apabila mau beternak dan mendapatkan koloni dikenakan biaya sekitar Rp200.000-250.000 per orang. Minimal pengunjung 10 orang," katanya.
Melihat begitu pentingnya peranan lebah dalam ekosistem, Sahlan pun berharap agar konsep eduwisata ini bisa menjadi wisata reguler.
Artinya, jam untuk datang ke eduwisata ini bisa seperti tempat wisata lain. "Karena saat ini akan dikembangkan juga tanaman herbal di dalamnya," ujarnya.
Selain itu, Sahlan juga berharap agar madu yang dihasilkan dari lebah Trigona di hutan ini bisa menjadi ciri khas UI, bahkan menjadi suvenir bagi tamu yang datang.
"Selain itu, agar eduwisata ini menjadi program wisata di Depok sehingga masyarakat bisa belajar menyukai dan memahami lebah dan madu," tandasnya. (R Ratna Purnama)
Tentunya menyenangkan bisa menginjakkan kaki di hutan yang saat ini sangat susah ditemui di tengah kehidupan kaum urban. Tak perlu khawatir akan binatang buas karena hutan lindung di UI ini sudah sering dijamah para petualang lebah. Lho kenapa lebah ya? Sebab, di salah satu lokasi hutan UI Depok ternyata sengaja dimanfaatkan untuk peternakan lebah. Lebah yang dikembangbiakkan di sana berjenis Trigona. Sudah banyak yang melakukan eduwisata ke sana.
Yang mengembangkan konsep eduwisata lebah di UI ini adalah seorang peneliti dari Fakultas Teknik UI bernama Muhammad Sahlan. Eduwisata lebah UI ini tepatnya terletak di area UI Wood. Konsep eduwisata ini memang baru dikembangkan, tapi ternyata sangat diminati anak-anak dan dewasa yang memang senang bersentuhan dengan alam. Masuk ke area hutan mungkin awalnya menegangkan, tapi ini berbeda lho.Ketika masuk area ini kita menemukan banyak koloni lebah Trigona. Tak perlu takut disengat karena koloni lebah itu berada di dalam rumah kotak kayu yang sengaja dibuat Sahlan dan peternak lain.
Di sana anak-anak yang datang bisa belajar mengenai lebah, belajar beternak lebah, dan melihat langsung proses pengolahan madu. "Anak-anak sangat tertarik ketika datang ke sini, apalagi mereka bisa melihat panen madu. Mereka juga diperkenalkan dengan makananmakanan lebah. Jadi, mereka punya pengalaman menarik ketika di sini," kata Sahlan.
Sahlan menuturkan, alasannya mengembangkan lebah di hutan UI karena di sana memiliki beeforage (makanan lebah) melimpah, seperti pohon randu, akasia mangium, karet yang merupakan makanan lebah.
Jika sampai di sana tidak perlu takut disengat lebah karena lebah Trigona adalah jenis lebah tidak bersengat. "Yang menariknya, lebah ini mudah diternak dan menghasilkan propolis lebih banyak dari lebah biasa. Kami menyebut dengan istilah urban bee," ujarnya.
Menurut Sahlan, hutan UI memiliki potensi untuk mengembangkan berbagai jenis lebah Trigona. Bahkan, dia berencana mengoleksi lebah-lebah itu di hutan UI. Di sana tak sekadar berwisata biasa. Kita akan memperoleh pengetahuan yang banyak soal lebah. Jadi, sangat menyenangkan belajar tentang pengetahuan alam secara langsung di tempat itu.
Sahlan sendiri sudah lama meneliti lebah dan menghasilkan banyak produk dari lebah yang diternaknya, dari madu hingga turunannya seperti sabun propolis.
"Lebah di alam berperan sebagai agen polinasi (penyerbukan tanaman). Proses polinasi ini sangat penting dalam ekosistem hingga ada istilah no bee no food. Ironisnya, bee keeper di Indonesia malahan diusir kalau berada di sekitaran perkebunan. Ini karena banyak yang tidak paham mengenai agen polinasi itu. Inilah tujuan peternakan lebah di Hutan UI untuk eduwisata, mengajari anak akan pentingnya lebah di lingkungan kita," ucapnya. Untuk bisa eduwisata di sana, maka harus melakukan perjanjian terlebih dulu dengan pengurusnya.
Sebab, saat ini belum dibuka jadwal reguler untuk eduwisata. Sahlan sendiri saat ini bekerja sama dengan komunitas 3bee untuk pengelolaannya.
"Untuk paket harga belum ditentukan. Kalau hanya berkunjung dan akan dapat suvenir madu biayanya sekitar Rp100.000-150.000 per orang. Apabila mau beternak dan mendapatkan koloni dikenakan biaya sekitar Rp200.000-250.000 per orang. Minimal pengunjung 10 orang," katanya.
Melihat begitu pentingnya peranan lebah dalam ekosistem, Sahlan pun berharap agar konsep eduwisata ini bisa menjadi wisata reguler.
Artinya, jam untuk datang ke eduwisata ini bisa seperti tempat wisata lain. "Karena saat ini akan dikembangkan juga tanaman herbal di dalamnya," ujarnya.
Selain itu, Sahlan juga berharap agar madu yang dihasilkan dari lebah Trigona di hutan ini bisa menjadi ciri khas UI, bahkan menjadi suvenir bagi tamu yang datang.
"Selain itu, agar eduwisata ini menjadi program wisata di Depok sehingga masyarakat bisa belajar menyukai dan memahami lebah dan madu," tandasnya. (R Ratna Purnama)
(nfl)