Ngobrol Bareng Sandiaga Uno, Gilang Dirga Ungkap Alasan Ingin Dapat Kursi Komisi 1 DPR RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gilang Dirga menjadi salah satu artis yang mendaftar menjadi calon legislatif 2024. Presenter kenamaan Indonesia ini berharap bisa mendapat kursi di Komisi 1 DPR RI. Hal itu dia sampaikan saat menjadi bintang tamu di podcast Sandiaga Uno.
“Setiap kali saya menyampaikan visi dan misi memang arahnya ke komisi satu karena itu wilayah saya,” ujar Gilang Dirga .
Lantas, apa yang menjadi alasan Gilang Dirga terjun ke dunia politik? Gilang menjelaskan hal ini berawal dari keresahan dengan kualitas tayangan televisi yang membuatnya tertarik terjun ke dunia politik.
“Saya itu di satu sisi sangat resah apalagi punya anak, setelah belasan tahun berkecimpung di televisi saya ngerasa kok orang-orang yang punya kompetisi, kualitas dan bisa pengisi acara di televisi kalah sama yang viral,” jelasnya.
Ayah satu anak ini mengatakan bukan berarti orang-orang viral tersebut tidak bagus, tetapi ada beberapa pihak yang memanfaatkan keviralan itu dan berdampak ke arah negatif.
“Di undang (televisi) untuk mendapatkan share dan rating. Dari sini saya merasa, kan kita harus kembali ke Undang-Undang Dasar 1945, mencerdasakan kehidupan bangsa, salah satu elemen penting untuk mencerdaskan bangsa adalah dari kualitas pertelevisian,” paparnya.
Gilang mengaku salah satu alasan dirinya terjun ke dunia hiburan karena melihat figur publik dan tayangan televisi berkualitas. Namun, setelah adanya share dan rating yang berdiri sendiri ini menghambat kreativitas pengisi acara dan kru televisi.
“Contohnya di satu televisi acaranya bagus banget tapi pola yang sama dilakukan di televisi lain dengan mengambil tema amati, tiru, dan modifikasi, tapi cuma dimodifikasi aja, dan sama lagi. Yang kayak gini menurut saya pribadi akan mematikan kreativitas,” kata Gilang .
Pria 34 tahun mengharapkan anak muda bisa menggapai generasi emas 2045 dengan tayangan televisi yang berkualitas.
“Sampai sekarang ada benturan antara lembaga KPI dan netizen yang nonton. Yang terjadi orang jadi nggak percaya televisi. Saya takutnya dengan adanya algoritma di media sosial yang ditampilkan secara instan, takutnya 2045 bukan generasi emas yang muncul, makanya saya mau berada di dalam (politik) supaya bisa mengontrol itu semua dan mengoptimalkan kinerja dan kualitas pertelevisian,” tutur dia.
Lihat Juga: Hadiri Apel Bela Negara, Plt Sekjen Partai Perindo AYP Teguhkan Komitmen Jaga Persatuan Indonesia
“Setiap kali saya menyampaikan visi dan misi memang arahnya ke komisi satu karena itu wilayah saya,” ujar Gilang Dirga .
Lantas, apa yang menjadi alasan Gilang Dirga terjun ke dunia politik? Gilang menjelaskan hal ini berawal dari keresahan dengan kualitas tayangan televisi yang membuatnya tertarik terjun ke dunia politik.
“Saya itu di satu sisi sangat resah apalagi punya anak, setelah belasan tahun berkecimpung di televisi saya ngerasa kok orang-orang yang punya kompetisi, kualitas dan bisa pengisi acara di televisi kalah sama yang viral,” jelasnya.
Ayah satu anak ini mengatakan bukan berarti orang-orang viral tersebut tidak bagus, tetapi ada beberapa pihak yang memanfaatkan keviralan itu dan berdampak ke arah negatif.
“Di undang (televisi) untuk mendapatkan share dan rating. Dari sini saya merasa, kan kita harus kembali ke Undang-Undang Dasar 1945, mencerdasakan kehidupan bangsa, salah satu elemen penting untuk mencerdaskan bangsa adalah dari kualitas pertelevisian,” paparnya.
Gilang mengaku salah satu alasan dirinya terjun ke dunia hiburan karena melihat figur publik dan tayangan televisi berkualitas. Namun, setelah adanya share dan rating yang berdiri sendiri ini menghambat kreativitas pengisi acara dan kru televisi.
“Contohnya di satu televisi acaranya bagus banget tapi pola yang sama dilakukan di televisi lain dengan mengambil tema amati, tiru, dan modifikasi, tapi cuma dimodifikasi aja, dan sama lagi. Yang kayak gini menurut saya pribadi akan mematikan kreativitas,” kata Gilang .
Pria 34 tahun mengharapkan anak muda bisa menggapai generasi emas 2045 dengan tayangan televisi yang berkualitas.
“Sampai sekarang ada benturan antara lembaga KPI dan netizen yang nonton. Yang terjadi orang jadi nggak percaya televisi. Saya takutnya dengan adanya algoritma di media sosial yang ditampilkan secara instan, takutnya 2045 bukan generasi emas yang muncul, makanya saya mau berada di dalam (politik) supaya bisa mengontrol itu semua dan mengoptimalkan kinerja dan kualitas pertelevisian,” tutur dia.
Lihat Juga: Hadiri Apel Bela Negara, Plt Sekjen Partai Perindo AYP Teguhkan Komitmen Jaga Persatuan Indonesia
(tdy)