Review Film Pacific Rim: Uprising

Rabu, 21 Maret 2018 - 13:30 WIB
Review Film Pacific Rim: Uprising
Review Film Pacific Rim: Uprising
A A A
JAKARTA - Pacific Rim: Uprising adalah sekuel yang sudah dinantikan para penggemar film aslinya, Pacific Rim, yang dirilis pada 2013 silam. Kenangan akan serunya pertempuran antara robot raksasa dengan monster aneh dari dunia lain merupakan salah satu momen yang paling ditunggu.

Pacific Rim: Uprising tidak mengecewakan untuk membangkitkan kenangan tersebut. Pertempuran antara robot raksasa dengan kaiju juga terjadi di sekuel ini.

Sekuel ini berpusat pada sepak terjang Jack Pentecost (John Boyega), putra Stacker Pentecost, pada era 10 tahun sejak pertempuran besar antar para jaeger dengan kaiju yang menewaskan Stacker. Jack tidak lagi bergabung dengan Jaeger Academy tapi malah jadi pencuri. Dia kemudian bertemu gadis remaja, Amara Namani (Cailee Spaeny) yang bisa membuat jaeger dengan pengendara tunggal. Keduanya lantas ditangkap setelah menyerang jaeger November Alfa dan Jack diberi pilihan untuk masuk penjara atau kembali ke Jaeger Academy. Jack memilih yang kedua.

Di Jaeger Academy, Jack kembali bertemu dengan Amara yang menjadi kadet pengendara jaeger. Dia juga bertemu lagi dengan mantan rekannya, Nate Lambert (Scott Eastwood).

Meskipun Kaiju mampu dilumpuhkan di pertempuran 10 tahun lalu seperti terlihat di Pacific Rim pertama, ancamannya masih ada. Di saat ancaman itu belum terlihat, Shao Industries menawarkan teknologi jaeger baru dengan drone. Perusahaan ini dipimpin Liwen Shao (Jing Tian) yang menggandeng ilmuwan Newt Geiszler (Charlie Day).

Ketika Liwen hendak mempresentasikan teknolog baru tersebut, sebuah kekuatan misterius membuka celah dan melepaskan jaeger jahat, Obsidian Fury, di Sydney, Australia. Gipsy Avenger yang dikendarai Jack dan Nate berusaha menghentikan serangan Obsidian Fury. Meski berhasil memukul mundur Obsidian Fury, tapi Jack harus kehilangan kakak angkatnya, Mako Mori (Rinko Kikuchi), yang tewas dalam serangan Obsidian Fury.

Jack dan semua yang terlibat dalam program jaeger pun harus berusaha keras untuk mencegah serangan selanjutnya. Mereka juga harus mengungkap siapa yang berada di balik Obsidian Fury.

Secara umum, film Pacific Rim: Uprising ini bakal membuat para fans-nya senang. Setidaknya, mereka masih akan menikmati pertempuran seru dan sengit antara jaeger dengan kaiju.

Yang menjadi kekurangan dalam film ini adalah plot yang mudah ditebak dan karakterisasi tokoh-tokohnya yang terlalu klise. Selain itu, dialog-dialognya terasa basi dan sekuens yang terus diulang-ulang.

Sutradara Steven S. DeKnight sepertinya belum bisa memberikan sentuhan magis sehingga membuat film ini jadi lebih baik dari yang pernah dilakukan Guillermo del Toro di film pertamanya. Meski begitu, film berdurasi 111 menit ini masih tetap menghibur jika Anda memang mencari hiburan tanpa harus banyak berpikir.

Pacific Rim sudah bisa Anda nikmati di bioskop mulai hari ini, Rabu (21/3/2018). Selamat menyaksikan!

(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6118 seconds (0.1#10.140)