Mengenal Artroskopi, Metode Minimal Invasif untuk Atasi Nyeri Bahu dan Lutut
loading...
A
A
A
Terkait kelompok usia, lanjut dr. Liauw Roger Leo, wanita lebih rentan mengalami gangguan pada sendi lutut dan bahu dibandingkan pria karena adanya perubahan hormonal.
“Faktor lain yang dapat memengaruhi kerusakan pada sendi lutut dan bahu adalah berat badan. Jika beban yang ditopang semakin berat, maka semakin mudah pula sendi rusak," ujarnya.
Terdapat beberapa gangguan sendi yang dapat ditangani melalui Artroskopi, seperti fraktur pada tulang, robekan pada ligamen atau meniskus, infeksi sendi, dan radang lapisan sendi.
Adapun keunggulan Artroskopi jika dibandingkan dengan operasi sendi konvensional adalah, sayatan yang minim, proses pemulihan pasien juga terhitung cepat.
“Pada operasi konvensional, sayatan yang dibuat cenderung besar sehingga area sendi memiliki risiko terpapar infeksi yang lebih tinggi. Bekas operasi yang dihasilkan pun memerlukan perawatan yang intensif agar tidak menimbulkan komplikasi. Selain itu, sebagian besar pasien memerlukan rawat inap pada saat proses penyembuhan karena
rasa nyeri pascaoperasi," terang dr. Liauw Roger Leo.
"Pada Artroskopi, sayatan yang dibuat hanya sekitar 1 cm saja dan bekas operasinya cenderung cepat sembuh. Pasien hanya wajib melalui observasi saja dan bisa segera pulang sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah. Jika penyembuhannya cepat, pasien dapat memulai kembali aktivitasnya lebih cepat atau melakukan terapi pascaoperasi apabila diperlukan,” tambah dr. Liauw Roger Leo.
Dengan tingkat keberhasilan 90%, Artroskopi dapat menjadi solusi bagi pasien dengan gangguan sendi untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
“Faktor lain yang dapat memengaruhi kerusakan pada sendi lutut dan bahu adalah berat badan. Jika beban yang ditopang semakin berat, maka semakin mudah pula sendi rusak," ujarnya.
Terdapat beberapa gangguan sendi yang dapat ditangani melalui Artroskopi, seperti fraktur pada tulang, robekan pada ligamen atau meniskus, infeksi sendi, dan radang lapisan sendi.
Adapun keunggulan Artroskopi jika dibandingkan dengan operasi sendi konvensional adalah, sayatan yang minim, proses pemulihan pasien juga terhitung cepat.
“Pada operasi konvensional, sayatan yang dibuat cenderung besar sehingga area sendi memiliki risiko terpapar infeksi yang lebih tinggi. Bekas operasi yang dihasilkan pun memerlukan perawatan yang intensif agar tidak menimbulkan komplikasi. Selain itu, sebagian besar pasien memerlukan rawat inap pada saat proses penyembuhan karena
rasa nyeri pascaoperasi," terang dr. Liauw Roger Leo.
"Pada Artroskopi, sayatan yang dibuat hanya sekitar 1 cm saja dan bekas operasinya cenderung cepat sembuh. Pasien hanya wajib melalui observasi saja dan bisa segera pulang sehingga biaya yang dikeluarkan lebih rendah. Jika penyembuhannya cepat, pasien dapat memulai kembali aktivitasnya lebih cepat atau melakukan terapi pascaoperasi apabila diperlukan,” tambah dr. Liauw Roger Leo.
Dengan tingkat keberhasilan 90%, Artroskopi dapat menjadi solusi bagi pasien dengan gangguan sendi untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
(tsa)