Mungkinkah Muncul Penyumbatan Berulang setelah Pasang Ring Jantung? Begini Penjelasan Pakar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Data Kementerian Kesehatan RI menyebut bahwa penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian nomor dua di Indonesia setelah stroke. Sebagian besar penderita penyakit jantung koroner pada awalnya tidak bergejala.
Penyakit ini juga disebut sebagai “silent killer”, di mana pada awalnya tidak menunjukkan gejala, namun ternyata bisa mengancam nyawa secara tiba-tiba dan berujung pada kematian.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah adanya penumpukan plak di pembuluh darah koroner yang mensuplai darah untuk jantung. Bila plak ini mengalami komplikasi, seperti terjadi robekan, hal itu dapat menyebab oklusi atau sumbatan total secara mendadak yang berakibat serangan jantung.
Pada beberapa kondisi tertentu, perlu dilakukan prosedur intervensi, yaitu dengan membuka atau melebarkan arteri koroner yang tersumbat dengan mengembangkan ring atau stent di tempat sumbatan, sehingga pembuluh darah jantung terbuka lagi. Prosedur ini bila dilakukan sesuai indikasi dapat membawa manfaat yang signifikan bagi pasien.
Namun, timbul pertanyaan, apakah penyumbatan masih berpotensi muncul setelah pemasangan ring hingga mengalami rasa nyeri?
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Konsultan Intervensi di Heartology Hospital dr Adrianus Kosasih, Sp.JP(K), mengatakan, ada beberapa masalah pascapemasangan ring jantung yang dapat muncul. Seperti penggumpalan darah dalam stent (jangka pendek) hingga muncul plak dalam stent yang menyebabkan penyempitan.
“Keadaan tersebut bisa saja terjadi. Selain karena kondisi pembuluh darah yang sudah kurang baik atau faktor risiko yang tidak terkontrol, sumbatan ulang pada ring jantung dapat disebabkan karena prosedur pemasangan ring yang kurang tepat. Misalnya karena ring dikembangkan kurang optimal,” terang dr Adrianus kepada awak media baru-baru ini.
Lebih lanjut dr Adrianus menjelaskan, gejala berulang ini terjadi karena otot kekurangan oksigen dan menyebabkan rasa nyeri dengan tipe yang sama, seperti dada terasa ditindih, panas, hingga sesak.
“Rasa sakit yang dirasakan tersebut juga bisa berlangsung kurang lebih 10 menit. Bahkan yang lebih parah lagi, karena saraf jantung berkaitan juga dengan beberapa saraf lain, nyeri alih sering kali dapat terjadi seperti bahu, punggung, rahang, hingga tangan,” paparnya.
Namun, tak perlu khawatir, risiko sumbatan ulang setelah pemasangan ring dapat dicegah dan diminimalisir. Dengan kemajuan teknologi di bidang kardiovaskular, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Heartology menerapkan prosedur intervensi dengan bantuan alat IVUS (Intravascular Ultrasound).
Alat ini menerapkan prinsip ultrasonografi untuk melihat kondisi di dalam pembuluh darah secara lebih akurat. Alat IVUS menjadi “guiding” dokter spesialis jantung dan pembuluh saat melakukan intervensi.
IVUS dapat memberikan gambaran detail pembuluh darah koroner mulai dari ukuran pembuluh darah, besar dan jenis sumbatan, hingga kondisi ring yang terpasang apakah sudah terpasang optimal atau belum.
“Penggunaan IVUS dalam prosedur pemasangan ring sendiri terbukti secara klinis memberikan hasil yang optimal dan mencegah komplikasi baik jangka pendek maupun jangka panjang,” kata dr Adrianus.
Dokter Adrianus juga menyarankan untuk menjalani gaya hidup sehat pascapemasangan ring jantung.
“Kurangi faktor pencetus seperti konsumsi gula dan hindari merokok agar plak dalam aliran darah tidak bertambah. Dan yang penting konsumsi obat pencair darah agar penyumbatan mampu diatasi secara lancar,” pungkasnya.
Penyakit ini juga disebut sebagai “silent killer”, di mana pada awalnya tidak menunjukkan gejala, namun ternyata bisa mengancam nyawa secara tiba-tiba dan berujung pada kematian.
Penyebab utama dari penyakit ini adalah adanya penumpukan plak di pembuluh darah koroner yang mensuplai darah untuk jantung. Bila plak ini mengalami komplikasi, seperti terjadi robekan, hal itu dapat menyebab oklusi atau sumbatan total secara mendadak yang berakibat serangan jantung.
Pada beberapa kondisi tertentu, perlu dilakukan prosedur intervensi, yaitu dengan membuka atau melebarkan arteri koroner yang tersumbat dengan mengembangkan ring atau stent di tempat sumbatan, sehingga pembuluh darah jantung terbuka lagi. Prosedur ini bila dilakukan sesuai indikasi dapat membawa manfaat yang signifikan bagi pasien.
Namun, timbul pertanyaan, apakah penyumbatan masih berpotensi muncul setelah pemasangan ring hingga mengalami rasa nyeri?
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sekaligus Konsultan Intervensi di Heartology Hospital dr Adrianus Kosasih, Sp.JP(K), mengatakan, ada beberapa masalah pascapemasangan ring jantung yang dapat muncul. Seperti penggumpalan darah dalam stent (jangka pendek) hingga muncul plak dalam stent yang menyebabkan penyempitan.
“Keadaan tersebut bisa saja terjadi. Selain karena kondisi pembuluh darah yang sudah kurang baik atau faktor risiko yang tidak terkontrol, sumbatan ulang pada ring jantung dapat disebabkan karena prosedur pemasangan ring yang kurang tepat. Misalnya karena ring dikembangkan kurang optimal,” terang dr Adrianus kepada awak media baru-baru ini.
Lebih lanjut dr Adrianus menjelaskan, gejala berulang ini terjadi karena otot kekurangan oksigen dan menyebabkan rasa nyeri dengan tipe yang sama, seperti dada terasa ditindih, panas, hingga sesak.
“Rasa sakit yang dirasakan tersebut juga bisa berlangsung kurang lebih 10 menit. Bahkan yang lebih parah lagi, karena saraf jantung berkaitan juga dengan beberapa saraf lain, nyeri alih sering kali dapat terjadi seperti bahu, punggung, rahang, hingga tangan,” paparnya.
Namun, tak perlu khawatir, risiko sumbatan ulang setelah pemasangan ring dapat dicegah dan diminimalisir. Dengan kemajuan teknologi di bidang kardiovaskular, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Heartology menerapkan prosedur intervensi dengan bantuan alat IVUS (Intravascular Ultrasound).
Alat ini menerapkan prinsip ultrasonografi untuk melihat kondisi di dalam pembuluh darah secara lebih akurat. Alat IVUS menjadi “guiding” dokter spesialis jantung dan pembuluh saat melakukan intervensi.
IVUS dapat memberikan gambaran detail pembuluh darah koroner mulai dari ukuran pembuluh darah, besar dan jenis sumbatan, hingga kondisi ring yang terpasang apakah sudah terpasang optimal atau belum.
“Penggunaan IVUS dalam prosedur pemasangan ring sendiri terbukti secara klinis memberikan hasil yang optimal dan mencegah komplikasi baik jangka pendek maupun jangka panjang,” kata dr Adrianus.
Dokter Adrianus juga menyarankan untuk menjalani gaya hidup sehat pascapemasangan ring jantung.
“Kurangi faktor pencetus seperti konsumsi gula dan hindari merokok agar plak dalam aliran darah tidak bertambah. Dan yang penting konsumsi obat pencair darah agar penyumbatan mampu diatasi secara lancar,” pungkasnya.
(tsa)