Wanita Ini Alami Alergi Sperma, Setiap Berhubungan Seks Kesakitan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang wanita bernama Allison Tennyson mengalami alergi sperma . Kondisi ini membuatnya merasa sakit dan ketidaknyamanan, serta berdampak serius pada kehidupan seksnya.
Tennyson merasa sangat sulit berhubungan seks karena alergi sperma yang diidapnya. Hal ini menyebabkan keintiman dengan pasangannya sangat terbatas.
Dilansir dari Daily Mail, Rabu (6/3/2024) alergi sperma yang diidapnya membuat wanita asal Minneapolis, Minnesota ini merasa khawatir tidak akan bisa hamil suatu saat nanti.
“Sakit (berhubungan seks). Pasangan saya tidak menginginkannya. Tidaklah menarik untuk menyakiti pasangan Anda saat berhubungan seks,” kata Tennyson.
Foto/New York Post
Tennyson menjelaskan bahwa dirinya juga tidak bisa menggunakan kondom saat berhubungan seks. Ini karena wanita 34 tahun tersebut mengalami alergi bahan pembuatnya.
“Kami tidak cukup intim karena alergi. Saya tidak ingin terbakar, dan dia tidak ingin membuat saya menangis. Jadi ini sangat sulit. Ini sebuah perjuangan,” jelasnya.
“Sulit untuk berhubungan seks karena tidak nyaman dan saya bahkan tidak bisa menggunakan kondom,” sambungnya.
Dia menderita kondisi yang disebut Sindrom Ehlers-Danlos, yaitu kelainan jaringan ikat yang mempengaruhi kulit dan organ. Tennyson juga menderita kelainan pembekuan darah dan diuji terhadap 160 alergen, yang mana hanya sedikit yang hasilnya positif termasuk nikel dan penisilin.
Alergi sperma adalah suatu kondisi langka di mana reaksi terhadap protein yang ditemukan dalam sperma pria menyebabkan sensasi seperti terbakar yang pertama kali dialami Tennyson 10 tahun yang lalu.
Kini, dia merasa waktunya hampir habis untuk hamil namun dia takut terkena sperma karena alergi yang dialaminya.
“Saya tidak tahu bagaimana saya bisa punya anak. Saya bahkan tidak tahu bagaimana cara kerjanya, apakah tubuh saya akan menolak sperma sepenuhnya?” ujarnya.
Selain alergi sperma, dia juga memiliki kelainan pembekuan darah. Kondisi ini membuatnya sangat berisiko untuk hamil. “Saya dan pasangan saya telah melakukan uji tuntas dengan dokter untuk memastikan saya dapat bertahan selama kehamilan dan sebagainya,” pungkasnya.
Tennyson merasa sangat sulit berhubungan seks karena alergi sperma yang diidapnya. Hal ini menyebabkan keintiman dengan pasangannya sangat terbatas.
Dilansir dari Daily Mail, Rabu (6/3/2024) alergi sperma yang diidapnya membuat wanita asal Minneapolis, Minnesota ini merasa khawatir tidak akan bisa hamil suatu saat nanti.
“Sakit (berhubungan seks). Pasangan saya tidak menginginkannya. Tidaklah menarik untuk menyakiti pasangan Anda saat berhubungan seks,” kata Tennyson.
Foto/New York Post
Tennyson menjelaskan bahwa dirinya juga tidak bisa menggunakan kondom saat berhubungan seks. Ini karena wanita 34 tahun tersebut mengalami alergi bahan pembuatnya.
“Kami tidak cukup intim karena alergi. Saya tidak ingin terbakar, dan dia tidak ingin membuat saya menangis. Jadi ini sangat sulit. Ini sebuah perjuangan,” jelasnya.
“Sulit untuk berhubungan seks karena tidak nyaman dan saya bahkan tidak bisa menggunakan kondom,” sambungnya.
Dia menderita kondisi yang disebut Sindrom Ehlers-Danlos, yaitu kelainan jaringan ikat yang mempengaruhi kulit dan organ. Tennyson juga menderita kelainan pembekuan darah dan diuji terhadap 160 alergen, yang mana hanya sedikit yang hasilnya positif termasuk nikel dan penisilin.
Alergi sperma adalah suatu kondisi langka di mana reaksi terhadap protein yang ditemukan dalam sperma pria menyebabkan sensasi seperti terbakar yang pertama kali dialami Tennyson 10 tahun yang lalu.
Kini, dia merasa waktunya hampir habis untuk hamil namun dia takut terkena sperma karena alergi yang dialaminya.
“Saya tidak tahu bagaimana saya bisa punya anak. Saya bahkan tidak tahu bagaimana cara kerjanya, apakah tubuh saya akan menolak sperma sepenuhnya?” ujarnya.
Selain alergi sperma, dia juga memiliki kelainan pembekuan darah. Kondisi ini membuatnya sangat berisiko untuk hamil. “Saya dan pasangan saya telah melakukan uji tuntas dengan dokter untuk memastikan saya dapat bertahan selama kehamilan dan sebagainya,” pungkasnya.
(dra)