Optimistis Indonesia Mampu Gelar Konser Sekelas Taylor Swift di Singapura, Sandiaga Uno Terapkan Strategi Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Konser Taylor Swift di Singapura selama 6 hari berturut-turut hingga saat ini masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Pasalnya, dalam konser tersebut, The Strait Times memperkirakan potensi ekonomi konser itu bisa mencapai Rp4-Rp6 triliun.
Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno kembali memberikan tanggapannya terkait hal ini.
Sandiaga mengaku optimistis Indonesia bisa menggelar konser serupa dan turut memberikan potensi ekonomi yang besar. Hal tersebut berkaca dari kesuksesan konser Coldplay hingga Ed Sheeran yang digelar di Jakarta baru-baru ini.
Menurut Sandiaga, bukan tidak mungkin Indonesia meraup potensi ekonomi hingga Rp6 triliun jika konser dilakukan berhari-hari.
“Kalau kita laksanakan dengan baik, seperti Coldplay yang telah sukses di bulan November kemarin. Kemarin lumayan dampak ekonominya. Seperti Ed Sheeran aja kita hitung di atas Rp150-Rp200 miliar,” kata Sandiaga Uno dalam jumpa pers bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Jakarta, Kamis (14/3/2024).
“Berarti kalau ada satu konser yang bisa dua atau tiga hari dilaksanakan di Indonesia, maka dampak ekonominya bukan mustahil dapat Rp1 triliun,” lanjut dia.
Sandiaga juga memastikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Presiden Joko Widodo untuk merencanakan penyelenggaraan konser hingga event besar dalam kurun waktu 6 bulan hingga 5 tahun ke depan.
“Saya yakin kemarin Pak Presiden juga sudah memberikan arahan langsung kepada saya untuk siapkan 6 bulan ke depan dan 5 tahun ke depan konser-konser besar, event-event olahraga, dan juga pertunjukan seni dan budaya itu akan ditarik ke Indonesia,” tutur Menparekraf.
“Itu arahan langsung dari Pak Presiden, untuk kita siapkan nanti pemerintahan yang terpilih, kita bidiknya sekarang. Tapi nanti konsernya bisa di 2024 dan 2025,” lanjutnya.
Sandiaga lantas memaparkan strategi agar Indonesia tidak ‘kebobolan’ untuk bisa menggelar konser-konser bertaraf internasional, contohnya seperti konser Taylor Swift di Singapura.
Salah satunya yakni dengan menggelar konsorsium dengan beberapa negara besar untuk melakukan kesepakatan bersama dalam mendukung penyelenggaraan konser hingga event-event bertaraf internasional.
“Strateginya agar jemput bola. Dan Pak Presiden juga menitipkan agar kita membentuk semacam konsorsium yang melibatkan negara-negara lain,” ungkapnya.
“Ide awalnya itu negara-negara besar seperti Indonesia, India, China, mungkin juga melibatkan satu negara di Timur Tengah misalnya, kita membentuk sebuah kesepakatan untuk mengundang dan menyediakan fasilitas yang mumpuni untuk konser-konser maupun kegiatan event-event besar dunia lainny,” pungkas Sandiaga.
Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno kembali memberikan tanggapannya terkait hal ini.
Sandiaga mengaku optimistis Indonesia bisa menggelar konser serupa dan turut memberikan potensi ekonomi yang besar. Hal tersebut berkaca dari kesuksesan konser Coldplay hingga Ed Sheeran yang digelar di Jakarta baru-baru ini.
Baca Juga
Menurut Sandiaga, bukan tidak mungkin Indonesia meraup potensi ekonomi hingga Rp6 triliun jika konser dilakukan berhari-hari.
“Kalau kita laksanakan dengan baik, seperti Coldplay yang telah sukses di bulan November kemarin. Kemarin lumayan dampak ekonominya. Seperti Ed Sheeran aja kita hitung di atas Rp150-Rp200 miliar,” kata Sandiaga Uno dalam jumpa pers bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Jakarta, Kamis (14/3/2024).
“Berarti kalau ada satu konser yang bisa dua atau tiga hari dilaksanakan di Indonesia, maka dampak ekonominya bukan mustahil dapat Rp1 triliun,” lanjut dia.
Sandiaga juga memastikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Presiden Joko Widodo untuk merencanakan penyelenggaraan konser hingga event besar dalam kurun waktu 6 bulan hingga 5 tahun ke depan.
“Saya yakin kemarin Pak Presiden juga sudah memberikan arahan langsung kepada saya untuk siapkan 6 bulan ke depan dan 5 tahun ke depan konser-konser besar, event-event olahraga, dan juga pertunjukan seni dan budaya itu akan ditarik ke Indonesia,” tutur Menparekraf.
“Itu arahan langsung dari Pak Presiden, untuk kita siapkan nanti pemerintahan yang terpilih, kita bidiknya sekarang. Tapi nanti konsernya bisa di 2024 dan 2025,” lanjutnya.
Sandiaga lantas memaparkan strategi agar Indonesia tidak ‘kebobolan’ untuk bisa menggelar konser-konser bertaraf internasional, contohnya seperti konser Taylor Swift di Singapura.
Salah satunya yakni dengan menggelar konsorsium dengan beberapa negara besar untuk melakukan kesepakatan bersama dalam mendukung penyelenggaraan konser hingga event-event bertaraf internasional.
“Strateginya agar jemput bola. Dan Pak Presiden juga menitipkan agar kita membentuk semacam konsorsium yang melibatkan negara-negara lain,” ungkapnya.
“Ide awalnya itu negara-negara besar seperti Indonesia, India, China, mungkin juga melibatkan satu negara di Timur Tengah misalnya, kita membentuk sebuah kesepakatan untuk mengundang dan menyediakan fasilitas yang mumpuni untuk konser-konser maupun kegiatan event-event besar dunia lainny,” pungkas Sandiaga.
(tsa)