Puluhan Dokter Ikuti Seminar Teknologi Identifikasi Kanker

Senin, 26 November 2018 - 00:30 WIB
Puluhan Dokter Ikuti Seminar Teknologi Identifikasi Kanker
Puluhan Dokter Ikuti Seminar Teknologi Identifikasi Kanker
A A A
BOGOR - Puluhan dokter dari berbagai rumah sakit se-Jabodetabek berkumpul di RS Siloam, Bogor, Minggu (25/11/2018). Mereka diperkenalkan tentang pentingnya mengetahui proses identifikasi penyakit kanker menggunakan teknologi mutakhir.

"Penyakit kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari berbagai sel jaringan tubuh. Sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Dampak penyakit ini adalah kematian," papar Dokter Spesialis Bedah Saraf Siloam Hospitals Bogor Dr. Thomas Tommy, M.Ked, SpBS, kemarin.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan kanker sering dikenal masyarakat sebagai tumor. Padahal tidak semua tumor adalah kanker. "Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau disebut abnormal. Tumor dibagi dalam dua spesifikasi yakni, tumor jinak dan tumor ganas. Sedangkan kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas," kata dia.

Pihaknya berharap, dengan pertemuan melalui seminar bertema “Cutting edge imaging as logical option in identification of malignancy” (pencitraan mutakhir sebagai pilihan logis dalam menentukan keganasan), dapat memberi tambahan wawasan bagi para peserta dan publik. "Juga untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan kanker sedini mungkin," ucap dia.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Departemen Pengobatan Teknologi MRCC - Siloam Hospitals Dr Hapsari Indrawati Sp.KN menjelaskan tentang cara proses identifikasi data kanker secara spesifik dan terkini menggunakan alat positron emission tomography (PET) Scan.

"PET scan untuk mendeteksi suatu penyakit tertentu di dalam tubuh. PET scan membantu dokter untuk mengetahui apa yang terjadi pada jaringan serta organ di dalam tubuh," katanya.

Dia juga menjelaskan, pentingnya pasien menjalani pelayanan kedokteran menggunakan teknologi nuklir. "Nuklir di sini bukan yang selama ini dikenal masyarakat sebagai bom dan sangat membahayakan. Keuntungan jika melalui pemeriksaan dokter nuklir, pasien dengan cepat ditangani, karena penyakit yang diderita, sudah dapat dipastikan," kata dr Hapsari.

Saat ditanya berapa biaya jika pasien masuk ke pemeriksaan dokter nuklir, dokter wanita berkacamata ini mengatakan biayanya mencapai Rp12 juta. "Di Indonesia, dokter nuklir ini baru ada 42 dokter. Kami tersebar di beberapa rumah sakit di Indonesia," ujar dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5054 seconds (0.1#10.140)