Pergulatan Batin Seorang Amir Hamzah

Jum'at, 01 Mei 2020 - 11:08 WIB
loading...
Pergulatan Batin Seorang Amir Hamzah
Pertunjukan Bunga Penutup Abad dan Teater Tari Citraresmi kali ini tersuguh secara berbeda, yakni melalui streaming rekaman dari pertunjukan teater bertajuk Nyanyi Sunyi Revolusi. Foto/Istimewa.
A A A
JAKARTA - Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mengajak para penikmat seni untuk #NontonTeaterDiRumahAja di akhir pekan ini. Setelah menyuguhkan rekaman dari pertunjukan Bunga Penutup Abad dan juga Teater Tari Citraresmi, kali ini tersuguh secara streaming rekaman dari pertunjukan teater bertajuk Nyanyi Sunyi Revolusi.

Pertunjukan yang mengangkat kisah hidup penyair besar, Amir Hamzah ini dapat disaksikan pada Sabtu, 2 Mei dan Minggu, 3 Mei pukul 14.00 WIB di website www.indonesiakaya.com serta chanel YouTube IndonesiaKaya.

Amir Hamzah merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan bahasa Indonesia dan kecintaannya akan bahasa Indonesia dapat dilihat dari dukungannya kepada Sumpah Pemuda yang baru berumur dua tahun dan komitmennya untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai pertemuan dan kehidupan sehari-hari.

Perjalanan hidup Amir Hamzah, kisah cinta, dan perjuangan terhadap negara penuh ironi dan tragedi. Namun, semua ini tidak sedikitpun mengurangi rasa cintanya kepada tanah air sehingga akhirnya namanya diangkat sebagai Pahlawan Nasional.

"Kami harap melalui penayangan rekaman pertunjukan ini, penikmat seni lebih mengenal sosok Amir Hamzah dan terjadinya revolusi sosial yang menjadi catatan sejarah terbentuknya republik yang kita cintai ini,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. (Baca juga: Wisata Religi : Menelusuri Masjid-masjid Tua Jakarta Yang Sarat Sejarah ).

Pertunjukan Nyanyi Sunyi Revolusi yang ditayangkan ini, merupakan rekaman dari pementasan yang ditayangkan pada 2 dan 3 Februari 2019 di Gedung Kesenian Jakarta. Amir Hamzah merupakan salah satu keluarga bangsawan Melayu Kesultanan Langkat, sebuah kerajaan yang pada masa Hindia Belanda terletak di Sumatera Timur. Lewat kumpulan puisinya Nyanyi Sunyi (1937) dan Buah Rindu (1941) memposisikan nama Amir Hamzah sedemikian penting dalam kesusastraan Indonesia. HBJassin menyebutnya ‘Raja Penyair Pujangga Baru’.

“Sudah lama saya jatuh hati pada sajak-sajak Amir Hamzah yang syahdu, penuh dengan kesenduan, tetapi juga dengan kuat mengungkapkan banyak lapisan baru dalam karya puisi pada zaman itu," ujar Happy Salma, produser pementasan dari Titimangsa Foundation.

Selain sebagai penyair, Amir Hamzah juga kata Happy, punya peran besar dalam lahirnya republik. Ia aktif dalam berbagai perkumpulan pemuda yang menyuarakan kesadaran nasionalisme melawan kolonialisme Belanda. "Meskipun demikian berprestasi, jalan hidup Amir sesungguhnya sangat tragis. Kesedihan cinta yang diputuskan oleh politik kolonial yang bersembunyi di balik adat, juga kematiannya yang menyedihkan di tengah revolusi kemerdekaan,” ujar Happy.

Naskah pementasan ini ditulis oleh Ahda Imran, penyair yang juga dikenal menulis sejumlah naskah panggung. Pementasan yang disutradarai oleh Iswadi Pratama dari Teater Satu Lampung ini menghadirkan para pemain yang sangat berdedikasi dan ingin terus menantang dirinya untuk berkembang dalam keaktorannya.

Lukman Sardi bermain sebagai Amir Hamzah, Prisia Nasution berperan sebagai Tengku Tahura. Dalam pentas kali ini, selain pemain yang merupakan pemain film, tergabung juga pemain teater yang sudah matang dan bermain dalam banyak lakon. Sri Qadariatin berperan sebagai Iliek Sundari dan Dessy Susanti berperan sebagai Tengku Kamaliah. Selain itu, pementasan ini juga didukung oleh tim artistik yang solid yaitu Iskandar Loedin sebagai Penata Artistik, Retno Damayanti sebagai Penata Kostum, Aktris Handradjasa sebagai Penata Rias dan Jaeko sebagai Penata Musik.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1317 seconds (0.1#10.140)