Gitaris Guns N Roses, Slash: Musik Rock Monoton dan Membosankan

Minggu, 16 Desember 2018 - 15:33 WIB
Gitaris Guns N Roses, Slash: Musik Rock Monoton dan Membosankan
Gitaris Guns N Roses, Slash: Musik Rock Monoton dan Membosankan
A A A
LOS ANGELES - Sejumlah orang mengatakan musik rock sudah mati. Anggapan itu muncul seiring jarangnya musisi rock muda yang mampu berperan dan menunjukkan dirinya di genre musik ini. Masa kejayaan rock juga dinilai sudah habis dan mulai digeser dengan genre musik lain.

Menurut gitaris Guns N Roses, Slash, dalam 10 tahun terakhir, musik rock menjadi monoton dan membosankan. Bagi Slash, kekuatan komersial memberikan dampak buruk pada genre itu karena band ditekan untuk membuat lagu-lagu mereka menjadi ramah radio ketimbang membuat sesuatu yang baru dan menyenangkan. Akibatnya, fans pun mulai mencari genre lain seperti rap dan hip hop.

“Ketika Velvet Revolver muncul, ada gerakan yang dimulai pada pertengahan 90an yang menahan semuanya hingga akhir dekade itu dan masuk era milenium. Dan, kami muncul dan banyak band rock and roll baru. Dan, mereka bukan nu metal dan bukan band indie, tapi jelas ada rasa indie-esque bagi mereka. Dan, saya kira, salah satu alasan mengapa Velvet Revolver sukses saat itu karena kami punya banyak hal bersama (vokalis) Scott Weiland, karena dia adalah peninggalan dari masanya, degnan Stone Temple Pilots, yang datang dari 90an dan bla bla bla. Tapi, itu keren,” papar Slash kepada Billboard Radio China.

“Lalu, ketika kami berjalan, rasanya rock itu seperti mendapatkan … lebih dari segalanya, pendekatan komersial terhadap rock and roll yang dipaksakan industri pada band atau memaksa orang berpikir bahwa inilah cara mereka untuk sukses dan ini berubah menjadi mishmosh generik yang berhasil masukn radio tapi nggak bisa membuat orang suka dan musiknya jadi monoton dan membosankan dan orang pun mulai melihat ke yang lain,” tutur Slash melanjutkan.

Namun, gitaris bernama Saul Hudson itu merasa semuanya mulai berubah. Dia pun senang melihat bagaimana beberapa band baru yang lapar dan muda akan mulai berkiprah di masa mendatang.

“Dan, saya kira, benar-benar, itulah apa yang terjadi pada industri, sejauh yang diperhatikan rock and roll, setelah 2006 hingga saat ini. Tapi, rasanya mulai berubah ke lembaran baru sekarang. Jadi, saya sangat tertarikn melihat ke mana arahnya pada beberapa tahun mendatang, karena banyak sekali band rock and roll yang lapar dan muda sekarang,” kata dia.

Salah satu band rock and roll yang dilihat Slash punya masa depan menjanjikan adalah Greta Van Fleet. Band asal Michigan yang terbentuk pada 2012 ini memang baru menelurkan satu album, yaitu Black Smoke Rising. Meski begitu, mereka mampu menempatkan dirinya sebagai band yang layak diperhitungkan di kancah musik dengan meraih 4 nominasi Grammy.

“Dan, jelas, Greta Van Fleet telah berhasil dan membuat semua orang terpukau dan bilang, ‘Oh, wow!’ Sekarang banyak orang yang mencari band rock and roll remaja dan muda untuk dikontrak. Itu menarik. Jika kalian melihat semuanya berkembang, benar-benar membosankan dan semuanya terlihat seperti akan berjalan selamanya. Tapi, kalau kalian tidak memperhatikan, tiba-tiba, kalian menengok dan bilang, ‘Astaga! Sesuatu telah berubah.’ Dan, itu hanya keadaan pasang surut rock and roll di bisnis ini,” ujar Slash.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7154 seconds (0.1#10.140)