50 Tahun di Indonesia, ChildFund International Dorong Partisipasi para Pihak untuk Pastikan Anak-Anak Dapatkan Hak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hadir di Tanah Air sejak 1973, ChildFund International di Indonesia secara konsisten berjuang untuk mewujudkan dunia di mana anak-anak mendapatkan hak dan mencapai potensi maksimal mereka. Berbagai program dihadirkan guna mewujudkan tujuan tersebut.
Di Banten dan Jakarta, bersama Yayasan Dharma Kasih (YDK) yang telah bekerja sama sejak 1981 dan Yayasan Panti Nugraha (YPN) sejak 1984, ChildFund International di Indonesia telah mendampingi anak serta keluarga di 15 kecamatan di 5 kota/kabupaten. Salah satu kerja penting yang dilakukan oleh YDK dan YPN adalah membantu keluarga yang terdampak COVID-19 pada 2020.
“Banyak keluarga yang tidak mampu secara ekonomi mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga, termasuk untuk pendidikan anak. YDK mendistribusikan bantuan tunai melalui POST Indonesia kepada 630 keluarga atau 2.191 individu di Tangerang dan Jakarta Barat,” papar Eksi Wibakti, Pimpinan Proyek YDK melalui siaran pers belum lama ini.
Sementara di Jakarta Selatan di mana YPN bekerja, bantuan tunai ini menyasar 950 keluarga atau 4.039 individu.
“Kami juga menyediakan tempat cuci tangan ramah anak, yang disesuaikan dengan kondisi COVID-19, di tempat-tempat strategis. Ribuan flyer yang berisi informasi terkait COVID-19 dan cara pencegahannya kami sebarkan ke rumah masyrakat atau lokasi penting lainnya,” ujar Samsul Bahri, Pimpinan Proyek YPN.
Eksi lebih lanjut menjelaskan bahwa salah satu program yang sukses diimplementasikan, di antaranya adalah penyelenggaraan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD), mengingat wilayah dampingan YDK yang berada di wilayah perkotaan adalah wilayah kumuh yang padat penduduk, tinggi polusi, serta merupakan daerah tertinggal di wilayah Jakarta Barat dan Tangerang.
“Ketidakmampuan ekonomi dari banyak keluarga prasejahtera di wilayah perkotaan membuat anak tidak mendapatkan pengasuhan yang baik dan tepat dari orang tua maupun pengasuhnya. Selama orang tua bekerja, mereka hanya mampu menitipkan anak balita untuk diasuh oleh anak terbesar atau saudara dekat, bahkan tidak sedikit yang akhirnya menitipkan pada tetangga yang dipercayakan. Menyadari hal tersebut, kami berkoordinasi dengan pemangku kepentingan setempat, termasuk aparat kelurahan dan kelompok-kelompok di RW/RT, serta keswadayaan masyarakat untuk membangun dan mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),” jelas Eksi.
Tak berhenti pada anak usia dini, program di Banten dan Jakarta Barat juga menjangkau anak-anak usia SD dan SMP melalui Pendidikan Kecakapan Hidup dan Literasi Keuangan (PKHLK). Usia ini merupakan masa transisi, baik secara fisik, psikis, sosial, dan kognitif yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk dunia digital. Sebagai bentuk intervensi terhadap kondisi tersebut, YDK berkoordinasi dengan para kader dan tutor PAUD untuk mengembangkan kecakapan hidup anak, termasuk kemampuan berelasi positif, berkomunikasi, dan literasi keuangan sesuai tahapan usianya melalui kelompok-kelompok anak di setiap RW sebagai upaya untuk mempersiapkan anak secara sosial dan mental dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
Tak hanya anak, orang tua pun mendapatkan pembekalan agar bisa merespons perkembangan sang anak secara tepat.
“Kami membentuk kelompok anak usia 10-14 tahun di wilayah dampingan di mana kami mengasah kecakapan hidup mereka secara rutin sehingga anak dan remaja ini mampu mengenali diri serta potensi mereka, mengenali lingkungan yang dapat memberikan pengaruh baik hingga memahami arti uang, cara membelanjakan dan menabung serta menjadi contoh bagi teman sebayanya,” tambah Eksi.
Di Banten dan Jakarta, bersama Yayasan Dharma Kasih (YDK) yang telah bekerja sama sejak 1981 dan Yayasan Panti Nugraha (YPN) sejak 1984, ChildFund International di Indonesia telah mendampingi anak serta keluarga di 15 kecamatan di 5 kota/kabupaten. Salah satu kerja penting yang dilakukan oleh YDK dan YPN adalah membantu keluarga yang terdampak COVID-19 pada 2020.
“Banyak keluarga yang tidak mampu secara ekonomi mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar keluarga, termasuk untuk pendidikan anak. YDK mendistribusikan bantuan tunai melalui POST Indonesia kepada 630 keluarga atau 2.191 individu di Tangerang dan Jakarta Barat,” papar Eksi Wibakti, Pimpinan Proyek YDK melalui siaran pers belum lama ini.
Sementara di Jakarta Selatan di mana YPN bekerja, bantuan tunai ini menyasar 950 keluarga atau 4.039 individu.
“Kami juga menyediakan tempat cuci tangan ramah anak, yang disesuaikan dengan kondisi COVID-19, di tempat-tempat strategis. Ribuan flyer yang berisi informasi terkait COVID-19 dan cara pencegahannya kami sebarkan ke rumah masyrakat atau lokasi penting lainnya,” ujar Samsul Bahri, Pimpinan Proyek YPN.
Eksi lebih lanjut menjelaskan bahwa salah satu program yang sukses diimplementasikan, di antaranya adalah penyelenggaraan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD), mengingat wilayah dampingan YDK yang berada di wilayah perkotaan adalah wilayah kumuh yang padat penduduk, tinggi polusi, serta merupakan daerah tertinggal di wilayah Jakarta Barat dan Tangerang.
“Ketidakmampuan ekonomi dari banyak keluarga prasejahtera di wilayah perkotaan membuat anak tidak mendapatkan pengasuhan yang baik dan tepat dari orang tua maupun pengasuhnya. Selama orang tua bekerja, mereka hanya mampu menitipkan anak balita untuk diasuh oleh anak terbesar atau saudara dekat, bahkan tidak sedikit yang akhirnya menitipkan pada tetangga yang dipercayakan. Menyadari hal tersebut, kami berkoordinasi dengan pemangku kepentingan setempat, termasuk aparat kelurahan dan kelompok-kelompok di RW/RT, serta keswadayaan masyarakat untuk membangun dan mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),” jelas Eksi.
Tak berhenti pada anak usia dini, program di Banten dan Jakarta Barat juga menjangkau anak-anak usia SD dan SMP melalui Pendidikan Kecakapan Hidup dan Literasi Keuangan (PKHLK). Usia ini merupakan masa transisi, baik secara fisik, psikis, sosial, dan kognitif yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, termasuk dunia digital. Sebagai bentuk intervensi terhadap kondisi tersebut, YDK berkoordinasi dengan para kader dan tutor PAUD untuk mengembangkan kecakapan hidup anak, termasuk kemampuan berelasi positif, berkomunikasi, dan literasi keuangan sesuai tahapan usianya melalui kelompok-kelompok anak di setiap RW sebagai upaya untuk mempersiapkan anak secara sosial dan mental dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
Tak hanya anak, orang tua pun mendapatkan pembekalan agar bisa merespons perkembangan sang anak secara tepat.
“Kami membentuk kelompok anak usia 10-14 tahun di wilayah dampingan di mana kami mengasah kecakapan hidup mereka secara rutin sehingga anak dan remaja ini mampu mengenali diri serta potensi mereka, mengenali lingkungan yang dapat memberikan pengaruh baik hingga memahami arti uang, cara membelanjakan dan menabung serta menjadi contoh bagi teman sebayanya,” tambah Eksi.