Apakah Bayi Sering Mengejan Bahaya untuk Kesehatannya? Ini Penjelasan Dokter
loading...
A
A
A
JAKARTA - Para ibu pasti pernah mengalami anaknya mengejan atau ngedan seakan sedang buang air besar, padahal tidak. Hal itu membuat sebagian orang tua merasa khawatir dengan kondisi si anak.
Lantas, apakah hal itu wajar?
Dokter Spesialis Anak dr. Arifianto, Sp.A(K) menjelaskan, kondisi itu disebut diskezia (dyschezia). Jadi, gerakan mengejan pada bayi seperti kesulitan buang air besar padahal belum tentu juga keluar BAB-nya.
“Kadang yang keluar malah kentut, pipis, atau bisa nggak keluar apa-apa. Kalau lagi pup memang bisa seperti itu, mengejan sampai merah mukanya. Nggak tega ya,” kata dr. Arifianto dalam cuitan di akun X @dokterapin, dikutip Minggu (28/4/2024).
Menurut dr. Arifianto, kondisi tersebut sangat wajar dan biasanya terjadi sampai usia anak 9 bulan.
“Jadi kondisi itu bukan kolik ya, alergi protein susu sapi, bukan juga sembelit,” jelasnya.
Dokter Arifianto menjelaskan, kondisi tersebut sebagai bentuk proses pembelajaran bayi dalam mengkoordinasikan otot-otot dinding perutnya untuk mendorong tinja. Kadang memang bisa sampai menangis bayinya.
“Coba deh bayangkan aja kita jadi bayi, baru bisa telentang, belum pandai duduk. Terus harus BAB sambil telentang. Susah kan! Kentut aja susah sambil berbaring. Minimal harus sambil miring, baru bisa keluar gasnya,” tuturnya.
Jadi para ibu yang melihat bayinya mengejan kencang untuk kentut atau BAB, sebaiknya ganti posisi untuk mendudukkan si kecil.
“Supaya bayinya lebih nyaman. Makin besar bayinya, akan makin berkurang dyschezia-nya,” kata dr. Arifianto.
Lihat Juga: Pengendali Saham KB Bank Sponsori Operasi Jantung Gratis 10 Anak Indonesia di Korea Selatan
Lantas, apakah hal itu wajar?
Dokter Spesialis Anak dr. Arifianto, Sp.A(K) menjelaskan, kondisi itu disebut diskezia (dyschezia). Jadi, gerakan mengejan pada bayi seperti kesulitan buang air besar padahal belum tentu juga keluar BAB-nya.
“Kadang yang keluar malah kentut, pipis, atau bisa nggak keluar apa-apa. Kalau lagi pup memang bisa seperti itu, mengejan sampai merah mukanya. Nggak tega ya,” kata dr. Arifianto dalam cuitan di akun X @dokterapin, dikutip Minggu (28/4/2024).
Menurut dr. Arifianto, kondisi tersebut sangat wajar dan biasanya terjadi sampai usia anak 9 bulan.
“Jadi kondisi itu bukan kolik ya, alergi protein susu sapi, bukan juga sembelit,” jelasnya.
Dokter Arifianto menjelaskan, kondisi tersebut sebagai bentuk proses pembelajaran bayi dalam mengkoordinasikan otot-otot dinding perutnya untuk mendorong tinja. Kadang memang bisa sampai menangis bayinya.
“Coba deh bayangkan aja kita jadi bayi, baru bisa telentang, belum pandai duduk. Terus harus BAB sambil telentang. Susah kan! Kentut aja susah sambil berbaring. Minimal harus sambil miring, baru bisa keluar gasnya,” tuturnya.
Jadi para ibu yang melihat bayinya mengejan kencang untuk kentut atau BAB, sebaiknya ganti posisi untuk mendudukkan si kecil.
“Supaya bayinya lebih nyaman. Makin besar bayinya, akan makin berkurang dyschezia-nya,” kata dr. Arifianto.
Lihat Juga: Pengendali Saham KB Bank Sponsori Operasi Jantung Gratis 10 Anak Indonesia di Korea Selatan
(tsa)