Sederet Cara untuk Bantu Atasi Bullying di Kalangan Anak dan Remaja, Salah Satunya Beri Wadah Salurkan Ekspresi

Selasa, 30 April 2024 - 02:09 WIB
loading...
Sederet Cara untuk Bantu...
Saat ini, sudah seharusnya anak dan remaja diberikan aktivitas positif untuk mengatasi perilaku buruk bullying, seperti kompetisi yang dapat bersaing secara sehat. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan, ada sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia sepanjang 2023. Data ini meningkat signifikan dibandingkan data tahun sebelumnya yang dihimpun KPAI dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), di mana tercatat 226 kasus pada 2022, 53 kasus di 2021, dan 119 kasus sepanjang 2020.

Jenis bullying yang paling sering dialami korban adalah bullying fisik (55,5%), bullying verbal (29,3%), dan bullying psikologis (15,2%). Untuk tingkat jenjang Pendidikan, siswa SD menjadi korban bullying terbanyak (26%), diikuti siswa SMP (25%) dan siswa SMA (18,75%). Angka tersebut adalah angka yang tercatat. Di luar angka ini, tentu masih banyak korban bullying yang tidak melaporkan dan tak tercatat.

Sejalan dengan itu, Yasinta Indrianti, psikolog dari Profil Talenta Indonesia yang sering mengamati perilaku bullying mengatakan, fase remaja sangat rentan bagi anak untuk menjadi korban bullying atau bahkan pelaku. Fase remaja merupakan masa pencarjan jati diri yang terkadang, hal ini tak disikapi secara positif sehingga menyebabkan anak menjadi korban atau pelaku bullying.

"Didukung dengan karakteristik remaja yang sedang berada dalam masa pencarian jati diri, ingin rasa berkompetisi menunjukkan eksistensi tetapi terkadang tidak bisa menyalurkannya dengan tepat,” ungkapnya.

Mengatasi bullying memerlukan berbagai aktivitas positif, baik dari individu yang menjadi korban maupun lingkungan sekitarnya. Beberapa aktivitas positif yang dapat membantu mengatasi bullying antara lain sebagai berikut.

1. Peran Orang Tua dan Keluarga

Orang tua dan keluarga memainkan peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai positif kepada anak-anak mereka, memonitor perilaku mereka, dan memberikan dukungan jika mereka menjadi korban atau pelaku bullying.

2. Pendidikan dan Kesadaran

Mendidik individu tentang dampak negatif dari perilaku bullying dan pentingnya memperlakukan orang lain dengan hormat dapat membantu mengubah persepsi dan perilaku.

3. Pembentukan Karakter

Mendorong pembentukan karakter yang kuat serta nilai-nilai positif seperti empati, penghargaan terhadap perbedaan, dan toleransi dapat membantu mencegah perilaku bullying.

4. Membangun Budaya Sekolah yang Produktif

Membangun budaya sekolah yang produktif akan menumbuhkan penghargaan atas keberagaman.

5. Pendekatan Komunitas

Melibatkan komunitas dalam upaya pencegahan bullying, seperti menyelenggarakan acara atau kampanye antibullying, dapat menciptakan kesadaran dan dukungan yang lebih luas. Beberapa perusahaan seperti
PT. Yupi Indo Jelly Gum sudah melakukan kampanye anti-bullying ke ratusan sekolah di Indonesia.

Saat ini, sudah seharusnya siswa diberikan aktivitas positif, seperti kompetisi yang dapat bersaing secara sehat. Ada beberapa kompetisi positif agar siswa dapat menyalurkan ide dan bakatnya, salah satunya Yupi Good Talent yang kerap diadakan setiap tahun.

Yupi Good Talent sendiri merupakan ajang pencarian bakat untuk anak dan remaja. Di sinilah anak-anak dan remaja Indonesia dapat menyalurkan kreativitas dan mengekspresikan talenta positif dalam bidang seni yakni menyanyi, menari, story telling, gymnastic, dan bermain musik. Ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk menginspirasi perubahan positif dalam budaya dan perilaku sehari-hari.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1588 seconds (0.1#10.140)