Pekerja Musik Terdampak Pandemi, IPAMI Berusaha Bersatu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus corona memberi dambak besar pada berbagai sector, termasuk para pekerja music di bidang pernikahan. Ribuan pekerjanya dirumahkan dan sebagian kesulitan untuk menghidupi keluarganya.
Ikatan Pengusaha Jasa Musik Pernikahan Indonesia (IPAMI) tergerak. Melalui Musyawarah Nasional (Munas) yang berlangsung di The Allwynn Grand Ballroom, Jakarta, Rabu (19/28/2020), sekitar 100 anggotanya mencari solusi terbaik.
“Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar dan terberat menggabungkan musisi dan pengusaha jasa musik. Intinya kita harus bersinergi dalam mengatasi masalah covid yang dari awal wabah sampai sekarang mengalami keterpurukan,” kata Deo Riyanto selaku Ketua Umum IPAMI terpilih periode 2020-2023.
“Kalau mau jujur ada diantara kami yag tak bisa bayar kontrakan karena memang sudah tidak ada pemasukan. Untuk bertahan hidup saja harus banting stir dengan cara usaha ini dan itu,” sambungnya.
Mengatasinya, IPAMI mulai membuka diskusi dengan Pemerintah, tujuannya agar musik di acara pernikahan bisa kembali dihidupkan. “Tapi, sesuai dengan protocol kesehatan dan kita ikuti aturan ini. Namun, saat ini juga masih banyak masyarakat, utamanya mereka yang akan menggelar acara pernikahan ini ragu untuk menggelar pesta,” jelasnya.
Sementara, Munas pertama IPAMI ini bertujuan menetapkan ADART yang menjadi landasan operasional para pengusaha musik di Indonesia dan menetapkan rekomendasi strategis tentang program kerja. “Termasuk membahas isu-isu lokal, nasional dan internasional kepada dan pemerintahan terkait,” ujar Deo.
Ketua Steering Committee, Malik Atmadja dari Malik Entertaiment mengatakan pihaknya berharap ada perubahan bagi para seniman musik, terutama yang tergabung dalam IPAMI. “Kita berusaha menyadarkan pemerintah bahwa anggota kita sangat banyak memasrahkan rezekinya dibidang ini. Nah, bagaimana caranya kita bisa melakukan perputaran roda ekonomi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” bebernya.
Malik mencontohkan harus menerapkan protap kesehatan. Contohnya, melarang menerima tamu menyumbang lagu dalam pesta pernikahan. “Mikerophone yang kita pakai juga tak bole ada pergantian tangan, artinya masing-masing punya mikerophone supaya tidak ada perpindahan,” jelas dia. (Baca juga: Unggah Foto Bareng, Ahmad Dhani-Rhoma Irama Siapkan Kolaborasi untuk HUT RCTI ).
Ketua Umum HASTANA Indonesia Gandi Priapratama berharap IPAMI menjadi organisasi yang berbeda. Bukan hanya sekedar paguyuban, tapi selayaknya organisasi yang memiliki visi misi yang jelas dan berguna bagi anggotanya.
Sementara, dalam Munas, tampak hadir Budi Prayitno (Ketum HIPAPI), Tomy Yoewono (perwakilan GP3I), Fitri (perwakilan APPGINDO), Dani Des Iskandar (perwakilan ASPEDI), Toto Suprafto (Ketum HIPDI), Iden Gobel (Ketum PPJI), Erik (Krtum SPMI) dan Mulkan (Ketua IVENDO).
Lihat Juga: Datang ke Cileungsi, Govinda hingga Deretan Pemain Sinetron Siap Menghibur Warga di Dahsyatnya Weekend
Ikatan Pengusaha Jasa Musik Pernikahan Indonesia (IPAMI) tergerak. Melalui Musyawarah Nasional (Munas) yang berlangsung di The Allwynn Grand Ballroom, Jakarta, Rabu (19/28/2020), sekitar 100 anggotanya mencari solusi terbaik.
“Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) terbesar dan terberat menggabungkan musisi dan pengusaha jasa musik. Intinya kita harus bersinergi dalam mengatasi masalah covid yang dari awal wabah sampai sekarang mengalami keterpurukan,” kata Deo Riyanto selaku Ketua Umum IPAMI terpilih periode 2020-2023.
“Kalau mau jujur ada diantara kami yag tak bisa bayar kontrakan karena memang sudah tidak ada pemasukan. Untuk bertahan hidup saja harus banting stir dengan cara usaha ini dan itu,” sambungnya.
Mengatasinya, IPAMI mulai membuka diskusi dengan Pemerintah, tujuannya agar musik di acara pernikahan bisa kembali dihidupkan. “Tapi, sesuai dengan protocol kesehatan dan kita ikuti aturan ini. Namun, saat ini juga masih banyak masyarakat, utamanya mereka yang akan menggelar acara pernikahan ini ragu untuk menggelar pesta,” jelasnya.
Sementara, Munas pertama IPAMI ini bertujuan menetapkan ADART yang menjadi landasan operasional para pengusaha musik di Indonesia dan menetapkan rekomendasi strategis tentang program kerja. “Termasuk membahas isu-isu lokal, nasional dan internasional kepada dan pemerintahan terkait,” ujar Deo.
Ketua Steering Committee, Malik Atmadja dari Malik Entertaiment mengatakan pihaknya berharap ada perubahan bagi para seniman musik, terutama yang tergabung dalam IPAMI. “Kita berusaha menyadarkan pemerintah bahwa anggota kita sangat banyak memasrahkan rezekinya dibidang ini. Nah, bagaimana caranya kita bisa melakukan perputaran roda ekonomi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” bebernya.
Malik mencontohkan harus menerapkan protap kesehatan. Contohnya, melarang menerima tamu menyumbang lagu dalam pesta pernikahan. “Mikerophone yang kita pakai juga tak bole ada pergantian tangan, artinya masing-masing punya mikerophone supaya tidak ada perpindahan,” jelas dia. (Baca juga: Unggah Foto Bareng, Ahmad Dhani-Rhoma Irama Siapkan Kolaborasi untuk HUT RCTI ).
Ketua Umum HASTANA Indonesia Gandi Priapratama berharap IPAMI menjadi organisasi yang berbeda. Bukan hanya sekedar paguyuban, tapi selayaknya organisasi yang memiliki visi misi yang jelas dan berguna bagi anggotanya.
Sementara, dalam Munas, tampak hadir Budi Prayitno (Ketum HIPAPI), Tomy Yoewono (perwakilan GP3I), Fitri (perwakilan APPGINDO), Dani Des Iskandar (perwakilan ASPEDI), Toto Suprafto (Ketum HIPDI), Iden Gobel (Ketum PPJI), Erik (Krtum SPMI) dan Mulkan (Ketua IVENDO).
Lihat Juga: Datang ke Cileungsi, Govinda hingga Deretan Pemain Sinetron Siap Menghibur Warga di Dahsyatnya Weekend
(tdy)