Apakah Penderita PCOS Harus Program Bayi Tabung Agar Bisa Punya Anak?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kehamilan merupakan kabar baik yang dinantikan oleh setiap pasangan suami istri. Sayang, ada beberapa kondisi yang menyebabkan wanita sulit untuk hamil, salah satunya adalah PCOS (polycystic ovarian syndrome).
PCOS disebabkan oleh kelebihan hormon yang bisa mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong berisi cairan atau kista. Kondisi ini akhirnya menyebabkan sel-sel telur tidak bisa berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.
Lantas, apakah seseorang yang menderita PCOS harus melakukan treatment bayi tabung agar bisa hamil?
Ahli Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp.OG(K)FER, MARS menjelaskan, terapi bayi tabung merupakan pilihan terakhir setelah mencoba beberapa program secara alami yang belum berhasil.
“Kita coba pasangan untuk program secara alami dulu. Kalau belum berhasil dilakukan inseminasi buatan,” jelas dr Cepi saat ditemui belum lama ini.
Apakah beda inseminasi buatan dan bayi tabung?
Dokter Cepi menjelaskan, inseminasi buatan tidak dibuahi di luar. Jadi saat masa subur pasangan diminta untuk melakukan hubungan suami istri.
“Selama 24-36 jam mereka berhubungan di rumah. Setelah itu suami mengeluarkan spermanya di rumah sakit. Lalu dipilih sperma yang paling bagus, misalnya total ada 30 juta sperma dipilih mana yang bagus pasti akan berkurang. Dari 30 juta berkurangnya bisa banyak, bisa cuma lima juta. Tapi lima juta itu udah kayak isinya kopassus, yang gerakannya cepat itu yang lima juta itu,” paparnya.
Dokter Cepi melanjutkan, nantinya lima juta sperma tersebut, dengan menggunakan kateter, dimasukkan ke dalam rahim sang istri.
“Spermanya akan disemprotkan ke dalam (rahim). Jadi kelebihan dari inseminasi buatan dibandingkan hubungan secara alami, spermanya sudah dipilih yang bagus, kadang ada beberapa kasus yang bisa pilih gender,” paparnya.
Namun, bila inseminasi masih belum berhasil, meningkat lagi ke bayi tabung. Setiap tahap dilakukan tiga kali percobaan, bila gagal dilanjut ke tingkat selanjutnya.
“Kita ada syarat kalau udah coba tiga kali secara alami belum berhasil, kita naik ke inseminasi buatan. Kalau ada kegagalan, kita coba tiga kali, kalau belum berhasil baru bayi tabung,” kata dr Cepi.
Lihat Juga: Dukung Terciptanya Generasi Emas 2045, Bio Farma Alokasikan 5% Revenue untuk Riset dan Ketahanan Kesehatan
PCOS disebabkan oleh kelebihan hormon yang bisa mengakibatkan ovarium atau indung telur memproduksi banyak kantong berisi cairan atau kista. Kondisi ini akhirnya menyebabkan sel-sel telur tidak bisa berkembang dengan sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.
Lantas, apakah seseorang yang menderita PCOS harus melakukan treatment bayi tabung agar bisa hamil?
Ahli Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp.OG(K)FER, MARS menjelaskan, terapi bayi tabung merupakan pilihan terakhir setelah mencoba beberapa program secara alami yang belum berhasil.
“Kita coba pasangan untuk program secara alami dulu. Kalau belum berhasil dilakukan inseminasi buatan,” jelas dr Cepi saat ditemui belum lama ini.
Apakah beda inseminasi buatan dan bayi tabung?
Dokter Cepi menjelaskan, inseminasi buatan tidak dibuahi di luar. Jadi saat masa subur pasangan diminta untuk melakukan hubungan suami istri.
“Selama 24-36 jam mereka berhubungan di rumah. Setelah itu suami mengeluarkan spermanya di rumah sakit. Lalu dipilih sperma yang paling bagus, misalnya total ada 30 juta sperma dipilih mana yang bagus pasti akan berkurang. Dari 30 juta berkurangnya bisa banyak, bisa cuma lima juta. Tapi lima juta itu udah kayak isinya kopassus, yang gerakannya cepat itu yang lima juta itu,” paparnya.
Dokter Cepi melanjutkan, nantinya lima juta sperma tersebut, dengan menggunakan kateter, dimasukkan ke dalam rahim sang istri.
“Spermanya akan disemprotkan ke dalam (rahim). Jadi kelebihan dari inseminasi buatan dibandingkan hubungan secara alami, spermanya sudah dipilih yang bagus, kadang ada beberapa kasus yang bisa pilih gender,” paparnya.
Namun, bila inseminasi masih belum berhasil, meningkat lagi ke bayi tabung. Setiap tahap dilakukan tiga kali percobaan, bila gagal dilanjut ke tingkat selanjutnya.
“Kita ada syarat kalau udah coba tiga kali secara alami belum berhasil, kita naik ke inseminasi buatan. Kalau ada kegagalan, kita coba tiga kali, kalau belum berhasil baru bayi tabung,” kata dr Cepi.
Lihat Juga: Dukung Terciptanya Generasi Emas 2045, Bio Farma Alokasikan 5% Revenue untuk Riset dan Ketahanan Kesehatan
(tsa)