Posisi Tempat Duduk Paling Aman saat Terjadi Turbulensi Pesawat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus turbulensi belakangan cukup banyak terjadi di dunia penerbangan. Hal ini tak jarang membuat masyarakat jadi kembali fobia naik pesawat.
Bahkan social media belakangan ini diramaikan dengan cerita para penumpang pesawat saat mereka mengalami pengalaman horor manakala turbulensi pesawat terjadi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah posisi kursi masing-masing penumpang yang disebut-sebut mempengaruhi tingkat keparahan risiko turbulensi.
Lantas, benarkah demikian? Berikut ulasannya, melansir dari keterangan para ahli dari laman CNA.
Para ahli menyebut, tempat duduk penumpang memang dapat mempengaruhi bagaimana mereka merasakan turbulensi di pesawat. Menurut mereka, dampak turbulensi tidak terlalu terasa di bagian tengah alias dekat sayap pesawat.
Daniel, panel ahli Asosiasi Industri Dirgantara (Singapura), menjelaskan bahwa posisi kursi-kursi di bagian tengah menurutnya merupakan pusat gravitasi pesawat. Sehingga, para penumpang yang duduk di bagian tersebut tidak terlalu rentan merasakan dampak turbulensi atau saat pesawat berputar dan menukik.
Pendapat itu diamini oleh redaktur pelaksana situs berita penerbangan Asia FlightGlobal, Greg Waldron.
“Bagian tengah pesawat, dekat sayap, tidak terlalu bergejolak,” kata Greg.
“Tetapi pemilihan kursi seharusnya tidak berdampak terlalu besar,” katanya lagi.
Pakar penerbangan di Universitas Sydney, Profesor Rico Merkert, juga sepakat bahwa turbulensi tidak terlalu terasa di bagian tengah pesawat, terutama di bagian sayap.
Prof Merkert menyebut, secara statistik, posisi kursi penumpang yang paling aman ketika terjadi turbulensi adalah bagian belakang pesawat. Namun, ia menegaskan, selain posisi tempat duduk, dampak turbulensi sebenarnya akan minim dirasakan jika sabuk pengaman penumpang terpasang.
“Secara statistik, kursi yang paling aman jika terjadi kecelakaan adalah kursi di bagian belakang pesawat,” katanya.
Selain itu, penumpang juga diimbau jika terjadi turbulensi ekstrem, sebaiknya menghindari tempat duduk di dekat dapur.
“Karena kereta servis dan barang-barang sebagian besar disimpan di sana,” ujar dia.
Prof Merkert juga menyebut, sabuk pengaman yang dikenakan secara benar dinilai sangat efektif untuk menghindari cedera serius selama turbulensi kuat dalam penerbangan.
“Ada gunanya mendengarkan instruksi keselamatan dan sabuk pengaman harus selalu diikat saat duduk,” ujarnya.
Pasalnya, Prof.Merkert menilai, kebanyakan penumpang dalam penerbangan jarak jauh sering lupa memasang sabuk pengaman saat mereka ingin tidur.
“(Berlaku) termasuk bagi penumpang yang menggunakan flat bed di kelas bisnis,” imbuhnya.
Selain itu, Prof Merkert menyarankan penumpang untuk tidak pergi ke toilet saat kemungkinan terjadi turbulensi, seperti saat pesawat berada di atas lautan.
“Jika penumpang hendak menuju toilet dan terjadi turbulensi, mereka harus segera kembali ke tempat duduk,” tandasnya.
Bahkan social media belakangan ini diramaikan dengan cerita para penumpang pesawat saat mereka mengalami pengalaman horor manakala turbulensi pesawat terjadi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah posisi kursi masing-masing penumpang yang disebut-sebut mempengaruhi tingkat keparahan risiko turbulensi.
Lantas, benarkah demikian? Berikut ulasannya, melansir dari keterangan para ahli dari laman CNA.
Para ahli menyebut, tempat duduk penumpang memang dapat mempengaruhi bagaimana mereka merasakan turbulensi di pesawat. Menurut mereka, dampak turbulensi tidak terlalu terasa di bagian tengah alias dekat sayap pesawat.
Daniel, panel ahli Asosiasi Industri Dirgantara (Singapura), menjelaskan bahwa posisi kursi-kursi di bagian tengah menurutnya merupakan pusat gravitasi pesawat. Sehingga, para penumpang yang duduk di bagian tersebut tidak terlalu rentan merasakan dampak turbulensi atau saat pesawat berputar dan menukik.
Pendapat itu diamini oleh redaktur pelaksana situs berita penerbangan Asia FlightGlobal, Greg Waldron.
“Bagian tengah pesawat, dekat sayap, tidak terlalu bergejolak,” kata Greg.
“Tetapi pemilihan kursi seharusnya tidak berdampak terlalu besar,” katanya lagi.
Pakar penerbangan di Universitas Sydney, Profesor Rico Merkert, juga sepakat bahwa turbulensi tidak terlalu terasa di bagian tengah pesawat, terutama di bagian sayap.
Prof Merkert menyebut, secara statistik, posisi kursi penumpang yang paling aman ketika terjadi turbulensi adalah bagian belakang pesawat. Namun, ia menegaskan, selain posisi tempat duduk, dampak turbulensi sebenarnya akan minim dirasakan jika sabuk pengaman penumpang terpasang.
“Secara statistik, kursi yang paling aman jika terjadi kecelakaan adalah kursi di bagian belakang pesawat,” katanya.
Selain itu, penumpang juga diimbau jika terjadi turbulensi ekstrem, sebaiknya menghindari tempat duduk di dekat dapur.
“Karena kereta servis dan barang-barang sebagian besar disimpan di sana,” ujar dia.
Prof Merkert juga menyebut, sabuk pengaman yang dikenakan secara benar dinilai sangat efektif untuk menghindari cedera serius selama turbulensi kuat dalam penerbangan.
“Ada gunanya mendengarkan instruksi keselamatan dan sabuk pengaman harus selalu diikat saat duduk,” ujarnya.
Pasalnya, Prof.Merkert menilai, kebanyakan penumpang dalam penerbangan jarak jauh sering lupa memasang sabuk pengaman saat mereka ingin tidur.
“(Berlaku) termasuk bagi penumpang yang menggunakan flat bed di kelas bisnis,” imbuhnya.
Selain itu, Prof Merkert menyarankan penumpang untuk tidak pergi ke toilet saat kemungkinan terjadi turbulensi, seperti saat pesawat berada di atas lautan.
“Jika penumpang hendak menuju toilet dan terjadi turbulensi, mereka harus segera kembali ke tempat duduk,” tandasnya.
(tsa)