Apakah Jenis Kelamin Bayi Bisa Diatur secara Alami? Ahli Ungkap Peluangnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ramai diperbincangkan terkait pernyataan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo yang menyarankan perempuan melahirkan satu anak perempuan agar Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) terjaga.
Pernyataan itu sebenarnya mengacu pada kondisi ril di Indonesia yang mana rata-rata perempuan punya anak sudah tidak lagi dua, seperti di Bali, Jakarta, ataupun Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena rata-rata para orang tua sekarang anaknya cuma satu, ia menyarankan agar wanita melahirkan anak perempuan supaya pertumbuhan penduduk seimbang.
Saran tersebut yang kemudian ramai dibahas di media sosial. Salah satunya muncul pertanyaan, apakah perempuan bisa menentukan jenis kelamin bayi yang dikandungnya secara alami?
Dokter Adam Prabata menerangkan, pada dasarnya, ketika sperma dari laki-laki bertemu dengan sel telur perempuan, kemungkinan bayi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu imbang.
"Secara alami, sperma dari laki-laki itu menghasilkan X atau Y, sedangkan sel telur dari perempuan menghasilkan X. Jadi, kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki atau perempuan itu 50:50," terang dr Adam dalam video edukasinya di Instagram @adamprabata, Selasa (9/7/2024).
Perlu diketahui bahwa faktor yang menentukan bayi itu laki-laki atau perempuan adalah kromosomnya. Untuk female atau perempuan, kromosomnya itu XX. Sementara, laki-laki kromosomnya XY.
"Jadi, kalau diatur (untuk bisa melahirkan anak perempuan) agak gimana, ya, kalau alami," ungkapnya.
Sementara itu, Juru Bicara The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menegaskan bahwa tidak ada cara alami untuk menentukan jenis kelamin bayi. Artinya, tidak ada suplemen, vitamin, atau posisi seks yang bisa memastikan bayi yang dikandung akan berjenis kelamin perempuan.
"Organ seks janin baru mulai terbentuk itu pada minggu ke-9 hingga ke-12. Tidak ada satu pun metode yang terbukti dapat memberikan informasi akurat tentang seks sebelum waktu tersebut," ungkap Jubir ACOG, dikutip dari Today.
Hal senada disampaikan Mark Dow, Direktur Laboratorium Divisi Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas di Johns Hopkins Medicine, bahwa memiliki anak laki-laki atau perempuan itu adalah 'random'.
Pernyataan itu sebenarnya mengacu pada kondisi ril di Indonesia yang mana rata-rata perempuan punya anak sudah tidak lagi dua, seperti di Bali, Jakarta, ataupun Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena rata-rata para orang tua sekarang anaknya cuma satu, ia menyarankan agar wanita melahirkan anak perempuan supaya pertumbuhan penduduk seimbang.
Saran tersebut yang kemudian ramai dibahas di media sosial. Salah satunya muncul pertanyaan, apakah perempuan bisa menentukan jenis kelamin bayi yang dikandungnya secara alami?
Dokter Adam Prabata menerangkan, pada dasarnya, ketika sperma dari laki-laki bertemu dengan sel telur perempuan, kemungkinan bayi berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu imbang.
"Secara alami, sperma dari laki-laki itu menghasilkan X atau Y, sedangkan sel telur dari perempuan menghasilkan X. Jadi, kemungkinan untuk mendapatkan anak laki-laki atau perempuan itu 50:50," terang dr Adam dalam video edukasinya di Instagram @adamprabata, Selasa (9/7/2024).
Perlu diketahui bahwa faktor yang menentukan bayi itu laki-laki atau perempuan adalah kromosomnya. Untuk female atau perempuan, kromosomnya itu XX. Sementara, laki-laki kromosomnya XY.
"Jadi, kalau diatur (untuk bisa melahirkan anak perempuan) agak gimana, ya, kalau alami," ungkapnya.
Sementara itu, Juru Bicara The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menegaskan bahwa tidak ada cara alami untuk menentukan jenis kelamin bayi. Artinya, tidak ada suplemen, vitamin, atau posisi seks yang bisa memastikan bayi yang dikandung akan berjenis kelamin perempuan.
"Organ seks janin baru mulai terbentuk itu pada minggu ke-9 hingga ke-12. Tidak ada satu pun metode yang terbukti dapat memberikan informasi akurat tentang seks sebelum waktu tersebut," ungkap Jubir ACOG, dikutip dari Today.
Hal senada disampaikan Mark Dow, Direktur Laboratorium Divisi Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas di Johns Hopkins Medicine, bahwa memiliki anak laki-laki atau perempuan itu adalah 'random'.