Review Film Men In Black: International

Rabu, 19 Juni 2019 - 13:48 WIB
Review Film Men In Black: International
Review Film Men In Black: International
A A A
Pada akhir 1990an, film Men In Black yang dibintangi Will Smith dan Tommy Lee Jones mendapatkan apresiasi bagus dari para penikmat film. Film tentang para agen rahasia yang mengurusi imigrasi para alien ke Bumi ini pun segera menciptakan fan base besar. Kesuksesan Men In Black pada 1997 memicu dibuatnya Men In Black II (2002) dan Men In Black III (2012).

Sekuel kedua film itu mendapatkan kritik yang cukup tajam dan para kritikus film. Namun, seri ketiganya bisa diterima para kritikus dengan cukup lumayan. Trilogi itu juga sukses di box office dan kelanjutan serinya pun dinantikan para penggemarnya.

Pada tahun ini, Sony mencoba melanjutkan kisah Men In Black (MIB) di Men In Black: International. Tak lagi menampilkan duo Agen J (Will Smith) dan Agen K (Tommy Lee Jones), seri terbaru ini mencoba memperkenalkan dua wajah baru yang sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi para penikmat film. Mereka adalah Chris Hemsworth yang berperan sebagai Agen H dan Tessa Thompson sebagai Agen M. Ini adalah pertemuan kedua Chris dan Tessa dalam sebuah film yang sama. Sebelumnya, mereka membintangi Thor: Ragnarok.

Men In Black International berusaha keras untuk membangkitkan memori para penggemar tentang para agen berpakaian hitam-hitam, membawa kacamata hitam dan sebuah alat bernama neutralizer. Alat ini berfungsi untuk menghilangkan ingatan seseorang yang telah melihat alien langsung dengan mata kepala mereka. Alat ini pulalah yang menjadi salah satu ciri khas seri Men In Black sejak 1997.

Di Men In Black: International, Agen M yang aslinya bernama Molly telah terobsesi dengan alien sejak dia kecil. Ketika dewasa, dia mencoba melamar ke FBI dan CIA dengan harapan bisa masuk ke divisi yang mengurusi alien. Namun, Molly tidak tahu bahwa ada badan lain yang mengurusi masalah itu, yaitu MIB. Hingga suatu hari dia menyusup ke kantor MIB dan mencoba melamar sebagai agen. Meskipun awalnya ragu, tapi bos MIB, Agen O (Emma Thompson), akhirnya menerima Molly sebagai agen percobaan dan mengirimnya ke London.

Sesampainya di London, M bertemu Agen high T (Liam Neeson), bos MIB cabang London, agen C (Rafe Spall), dan agen H. Agen H dikenal sebagai salah satu agen terbaik MIB London. Legenda yang beredar, H berhasil melumpuhkan alien berbahaya, Hive, hanya dengan akal pikiran dan senjata biasa. M kemudian menjadi pasangan H untuk menyelamatkan Vultus, seorang bangsawan dari Jababia. Namun, urusan itu menjadi perkara besar setelah Vultus tewas dalam serangan yang melibatkan dua makhluk asing yang belum pernah dilihat MIB. Reputasi H dan masa depan M di MIB pun dipertaruhkan.

Chemistry kuat antara Chris dan Tessa yang sudah tercipta sejak Thor: Ragnarok tak bisa membuat film ini jadi lebih menarik. Pelannya pembangunan cerita menjadikan film ini terasa datar dan biasa saja. Padahal, jika dinaikkan sedikit saja levelnya, chemistry yang terbangun di MIB ini berpotensi menjadikan film ini lebih menarik dan tidak datar.

Film ini awalnya terlalu sibuk membangun cerita tentang Agen M. Sayang, ini tidak dibarengi dengan lebih detilnya konflik antara para alien atau alien dengan manusia yang terjadi di sini. Kisah tentang pertempuran antara Agen H dan Agen High T dengan Hive pun kurang ‘nendang’ dan sepertinya hanya selintas lalu. Tidak dijelaskan dengan detil bagaimana H bisa berubah setelah peristiwa pertempuran tersebut. Penjelasan yang terjadi di bagian belakang film pun terlalu dangkal.

Di sisi lain, penggunaan senjata dengan teknologi canggih di film ini memang lumayan menghibur. Namun, aksinya tidak semenarik film-film MIB sebelumnya. Di film ini, konflik benar-benar terfokus pada agen MIB dengan alien. Sudah jarang terlihat mereka menggunakan neutralizer meski alat ini disebut berulang-ulang.

Yang sedikit agak mengganggu adalah karakterisasi H. Entah bagaimana, Chris biasanya bisa keluar dari karakter Thor yang selama ini melekat padanya. Namun, di MIB: International ini, karakter agen H sangat dekat dengan Thor. Dia arogan, sombong, over percaya diri dan pada akhirnya bisa membuktikan bahwa dia adalah seorang pahlawan sejati.

Humor antara pemainnya pun tidak terlalu seru. Yang membuat film ini memicu tawa adalah tingkah polah Pawny (disulihsuarakan Kumail Nanjiani), alien yang awalnya tinggal di Marrakesh dan kemudian menjalin persahabatan dengan H dan M. Sosok alien mungil ini adalah pengundang gelak tawa di film ini dengan tingkah konyol dan juga ujaran-ujarannya yang lucu. Selain itu, akan ada berbagai macam bentuk alien yang bertebaran di film ini. Namun, jangan bayangkan jika ada alien yang menyamar menjadi bentuk lain seperti di MIB sebelumnya. Mereka kebanyakan terlihat dalam bentuk aslinya.

Men In Black: International adalah sebuah usaha untuk membangkitkan nostalgia terhadap kisah alien dengan agen rahasia berpakaian hitam yang keren yang berjalan sangat datar.

Men In Black: International sudah bisa Anda saksikan di bioskop kesayangan Anda. Selamat menyaksikan!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8428 seconds (0.1#10.140)