Pentingnya Lakukan Upaya Promotif-Preventif dengan Skrining Hipertensi, Kolesterol, dan Diabetes
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejalan dengan program transformasi kesehatan yang dicanangkan pemerintah, PT Dexa Medica melalui Corporate Social Initiatives, dharma dexa, mengajak masyarakat Indonesia untuk skrining penyakit kronis bertajuk 'Cek Segitiga'. Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya melakukan skrining kesehatan.
"Kita mengadakan acara tes segitiga yakni hipertensi, kolesterol, dan diabetes di enam kota dengan target lebih dari 2.000 pasien yang melakukan cek kesehatan gratis. Rangkaian acara ini digelar dalam rangka menuju HUT ke-55 Dexa Medica," kata Presiden Direktur PT Dexa Medica V Hery Sutanto di Jakarta belum lama ini.
Menurut Hery, rangkaian acara ini akan menggandeng mitra yakni rumah sakit, apotek, dan klinik. Pada Cek Segitiga di Jakarta, Dexa Medica bekerja sama dengan RS Abdi Waluyo, aplikasi GoApotik, dan telemedicine dkonsul, hingga olahraga pound fit bersama dengan Stimuno Forte.
Hery menyatakan, acara ini juga bentuk dukungan Dexa Medica terhadap program pemerintah yakni mengutamakan upaya promotif dan preventif kesehatan.
Program 'Cek Segitiga' dirancang untuk memberikan layanan skrining penyakit kronis dan konsultasi gratis kepada masyarakat. Program ini mencakup 3 pemeriksaan utama yakni tekanan darah, gula darah sesaat, dan kolesterol dalam 3 tahapan, yakni skrining dengan melakukan pemeriksaan kesehatan awal, konsultasi untuk mendapatkan nasihat medis dari dokter, serta edukasi dengan mempelajari cara menjaga kesehatan secara berkelanjutan.
Skrining kesehatan ini, kata Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy, diharapkan dapat menurunkan prevalensi penyakit tidak menular dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan.
“Harapan ke depannya ada kontribusi terhadap penurunan beban pembiayaan penyakit tidak menular,” ujar Tarcisius.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, beban pembiayaan penyakit tidak menular mencapai Rp24,1 triliun pada 2022, naik dibandingkan tahun 2021 di angka Rp17,9 triliun. Selain itu, data Bank Dunia menunjukkan, total pembiayaan kesehatan mandiri (Out of Pocket Health Expenditure) Indonesia mencapai 34.76%, jauh di atas rekomendasi WHO sebesar 20%.
Sementara itu, banyak warga dengan kolesterol tinggi terdeteksi di program skrining kesehatan kali ini. Dokter RS Abdi Waluyo, dr. Armand Achmadsyah, mengungkapkan bahwa warga dengan kolesterol tinggi tak hanya yang lanjut usia.
"Memang statistiknya nggak cuma pasien-pasien yang sudah tua, bahkan ada yang 24 tahun itu kolesterolnya sudah tinggi," kata dr. Armand.
Pada tahap pertama, dr. Armand menganjurkan perubahan gaya hidup untuk menurunkan kolesterol. Setelah gaya hidup dan pola makan diubah namun angka kolesterol masih tinggi, barulah dilakukan terapi pengobatan.
"Skrining kesehatan sangat penting karena dengan skrining, kita jadi tahu mana kelompok berisiko dan mana yang sehat. Skrining harus dilakukan secara berkala," kata dr. Armand.
Lihat Juga: Kemenparekraf Tingkatkan Sosialisasi Pengisian Form SATUSEHAT bagi Pelaku Perjalanan Internasional
"Kita mengadakan acara tes segitiga yakni hipertensi, kolesterol, dan diabetes di enam kota dengan target lebih dari 2.000 pasien yang melakukan cek kesehatan gratis. Rangkaian acara ini digelar dalam rangka menuju HUT ke-55 Dexa Medica," kata Presiden Direktur PT Dexa Medica V Hery Sutanto di Jakarta belum lama ini.
Menurut Hery, rangkaian acara ini akan menggandeng mitra yakni rumah sakit, apotek, dan klinik. Pada Cek Segitiga di Jakarta, Dexa Medica bekerja sama dengan RS Abdi Waluyo, aplikasi GoApotik, dan telemedicine dkonsul, hingga olahraga pound fit bersama dengan Stimuno Forte.
Hery menyatakan, acara ini juga bentuk dukungan Dexa Medica terhadap program pemerintah yakni mengutamakan upaya promotif dan preventif kesehatan.
Program 'Cek Segitiga' dirancang untuk memberikan layanan skrining penyakit kronis dan konsultasi gratis kepada masyarakat. Program ini mencakup 3 pemeriksaan utama yakni tekanan darah, gula darah sesaat, dan kolesterol dalam 3 tahapan, yakni skrining dengan melakukan pemeriksaan kesehatan awal, konsultasi untuk mendapatkan nasihat medis dari dokter, serta edukasi dengan mempelajari cara menjaga kesehatan secara berkelanjutan.
Skrining kesehatan ini, kata Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy, diharapkan dapat menurunkan prevalensi penyakit tidak menular dan meningkatkan kesadaran masyarakat terkait kesehatan.
“Harapan ke depannya ada kontribusi terhadap penurunan beban pembiayaan penyakit tidak menular,” ujar Tarcisius.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan, beban pembiayaan penyakit tidak menular mencapai Rp24,1 triliun pada 2022, naik dibandingkan tahun 2021 di angka Rp17,9 triliun. Selain itu, data Bank Dunia menunjukkan, total pembiayaan kesehatan mandiri (Out of Pocket Health Expenditure) Indonesia mencapai 34.76%, jauh di atas rekomendasi WHO sebesar 20%.
Sementara itu, banyak warga dengan kolesterol tinggi terdeteksi di program skrining kesehatan kali ini. Dokter RS Abdi Waluyo, dr. Armand Achmadsyah, mengungkapkan bahwa warga dengan kolesterol tinggi tak hanya yang lanjut usia.
"Memang statistiknya nggak cuma pasien-pasien yang sudah tua, bahkan ada yang 24 tahun itu kolesterolnya sudah tinggi," kata dr. Armand.
Pada tahap pertama, dr. Armand menganjurkan perubahan gaya hidup untuk menurunkan kolesterol. Setelah gaya hidup dan pola makan diubah namun angka kolesterol masih tinggi, barulah dilakukan terapi pengobatan.
"Skrining kesehatan sangat penting karena dengan skrining, kita jadi tahu mana kelompok berisiko dan mana yang sehat. Skrining harus dilakukan secara berkala," kata dr. Armand.
Lihat Juga: Kemenparekraf Tingkatkan Sosialisasi Pengisian Form SATUSEHAT bagi Pelaku Perjalanan Internasional
(tsa)