Ini yang Terjadi pada Tubuh setelah 2 Minggu Berhenti Konsumsi Gula
loading...
A
A
A
JAKARTA - Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh setelah 2 minggu berhenti konsumsi gula . Gula tambahan banyak terdapat dalam makanan olahan, minuman manis, dan camilan. Konsumsi gula dapat memengaruhi kesehatan secara negatif.
Gula aman bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah kecil. Namun terlalu banyak dapat menyebabkan penambahan berat badan, jerawat, diabetes tipe 2, dan dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit serius.
Para ahli menyatakan konsumsi gula merupakan penyebab utama obesitas dan banyak penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2. Itu sebabnya disarankan untuk membatasi kalori dari tambahan gula hingga kurang dari 10 persen per hari.
Berikut adalah yang terjadi pada tubuh setelah 2 minggu tidak konsumsi gula dilansir dari Medical News Today, Sabtu (27/7/2024).
Gula menyebabkan lonjakan cepat dalam kadar glukosa darah, diikuti dengan penurunan yang tajam atau sugar crash. Kondisi ini bisa menyebabkan fluktuasi energi yang drastis.
Tanpa konsumsi gula, tubuh tidak mengalami lonjakan dan penurunan kadar glukosa darah yang drastis, sehingga energi menjadi lebih stabil sepanjang hari. Energi yang stabil dapat meningkatkan performa fisik dan konsentrasi mental.
Gula tambahan sering kali memberikan kalori kosong, yaitu kalori tanpa nutrisi penting yang mudah menyebabkan penambahan berat badan. Dengan menghindari gula, asupan kalori harian berkurang, yang dapat membantu dalam penurunan berat badan.
Gula dapat memicu rasa lapar berlebih, mengurangi konsumsi gula membantu menstabilkan nafsu makan.
Konsumsi gula berlebih dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan mood. Sehingga, menghindari gula dapat meningkatkan fokus dan kemampuan kognitif. Tanpa fluktuasi glukosa darah yang ekstrim, mood cenderung lebih stabil dan risiko gejala depresi serta kecemasan berkurang.
Gula dapat memicu proses glikasi, yaitu molekul gula berikatan dengan protein yang menyebabkan peradangan dan penuaan kulit. Karena itu, mengurangi konsumsi gula membantu menurunkan produksi minyak berlebih di kulit, mengurangi jerawat. Penurunan peradangan membuat kulit tampak lebih sehat dan bercahaya.
Gula tambahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung melalui peningkatan tekanan darah dan trigliserida. Tanpa konsumsi gula, tekanan darah cenderung lebih stabil. Sementara itu, penurunan kadar trigliserida dan kolesterol dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Konsumsi gula yang tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Menghindari gula membantu menjaga kadar insulin tetap stabil, meningkatkan sensitivitas insulin. Kadar glukosa darah lebih mudah dikelola tanpa lonjakan dari makanan manis.
Gula dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus yang penting untuk pencernaan yang sehat. Menghindari gula dapat mengurangi peradangan dan gejala iritasi usus. Mikroflora usus yang sehat juga mendukung pencernaan dan penyerapan nutrisi yang lebih baik.
Fruktosa dalam gula dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati, yang dapat menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol. Menghindari gula membantu mencegah penumpukan lemak di hati dan memperbaiki fungsinya.
Gula aman bagi tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah kecil. Namun terlalu banyak dapat menyebabkan penambahan berat badan, jerawat, diabetes tipe 2, dan dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit serius.
Para ahli menyatakan konsumsi gula merupakan penyebab utama obesitas dan banyak penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2. Itu sebabnya disarankan untuk membatasi kalori dari tambahan gula hingga kurang dari 10 persen per hari.
Berikut adalah yang terjadi pada tubuh setelah 2 minggu tidak konsumsi gula dilansir dari Medical News Today, Sabtu (27/7/2024).
Ini yang Terjadi pada Tubuh setelah 2 Minggu Berhenti Konsumsi Gula
1. Stabilitas Energi
Gula menyebabkan lonjakan cepat dalam kadar glukosa darah, diikuti dengan penurunan yang tajam atau sugar crash. Kondisi ini bisa menyebabkan fluktuasi energi yang drastis.
Tanpa konsumsi gula, tubuh tidak mengalami lonjakan dan penurunan kadar glukosa darah yang drastis, sehingga energi menjadi lebih stabil sepanjang hari. Energi yang stabil dapat meningkatkan performa fisik dan konsentrasi mental.
2. Penurunan Berat Badan
Gula tambahan sering kali memberikan kalori kosong, yaitu kalori tanpa nutrisi penting yang mudah menyebabkan penambahan berat badan. Dengan menghindari gula, asupan kalori harian berkurang, yang dapat membantu dalam penurunan berat badan.
Gula dapat memicu rasa lapar berlebih, mengurangi konsumsi gula membantu menstabilkan nafsu makan.
3. Peningkatan Fungsi Otak
Konsumsi gula berlebih dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan mood. Sehingga, menghindari gula dapat meningkatkan fokus dan kemampuan kognitif. Tanpa fluktuasi glukosa darah yang ekstrim, mood cenderung lebih stabil dan risiko gejala depresi serta kecemasan berkurang.
4. Kesehatan Kulit yang Lebih Baik
Gula dapat memicu proses glikasi, yaitu molekul gula berikatan dengan protein yang menyebabkan peradangan dan penuaan kulit. Karena itu, mengurangi konsumsi gula membantu menurunkan produksi minyak berlebih di kulit, mengurangi jerawat. Penurunan peradangan membuat kulit tampak lebih sehat dan bercahaya.
5. Kesehatan Jantung Meningkat
Gula tambahan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung melalui peningkatan tekanan darah dan trigliserida. Tanpa konsumsi gula, tekanan darah cenderung lebih stabil. Sementara itu, penurunan kadar trigliserida dan kolesterol dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
6. Risiko Diabetes Tipe 2 Menurun
Konsumsi gula yang tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Menghindari gula membantu menjaga kadar insulin tetap stabil, meningkatkan sensitivitas insulin. Kadar glukosa darah lebih mudah dikelola tanpa lonjakan dari makanan manis.
7. Sistem Pencernaan Lebih Sehat
Gula dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik di usus yang penting untuk pencernaan yang sehat. Menghindari gula dapat mengurangi peradangan dan gejala iritasi usus. Mikroflora usus yang sehat juga mendukung pencernaan dan penyerapan nutrisi yang lebih baik.
8. Mencegah Penyakit Hati
Fruktosa dalam gula dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati, yang dapat menyebabkan penyakit hati berlemak non-alkohol. Menghindari gula membantu mencegah penumpukan lemak di hati dan memperbaiki fungsinya.
(dra)