Beli Buku Bisa Nonton Konser Tulus hingga Ebit G Ade

Sabtu, 17 Agustus 2019 - 12:29 WIB
Beli Buku Bisa Nonton Konser Tulus hingga Ebit G Ade
Beli Buku Bisa Nonton Konser Tulus hingga Ebit G Ade
A A A
JAKARTA - Festival Buku dan Musik MocoSik kembali hadir kembali dengan memberi sprit mndekatkan buku dan music pada masyarakat, khususnya anak muda. Mengusung tema “Buku, Musik, Kamu” panggung akbar yang mengawinkan dua kultur itu dihelat di Jogja Expo Center (JEC) pada 23, 24, 25 Agustus mendatang.

Founder MocoSik Festival, Anas Syahrul Alimi mengatakan MocoSik tidak mengarusutamakan buku melebihi musik, atau sebaliknya. “Keduanya sama rendah, sama tinggi. Baik buku maupun musik berbagi dalam panggung dan waktu yang sama,” katan Anas.

MocoSik merupakan festival pertama di Indonesia yang mempertemukan buku dan musik dalam satu panggung besar. Mencoba mendekatkan para penikmat konser kepada buku, juga sebaliknya, mengakrabkan insan literasi dan pencinta buku kepada musik. Itulah misi literasi budaya yang diusung MocoSik.

Anas, yang juga CEO Rajawali Indonesia--sebuah lembaga promotor berpengalaman menyelenggarakan puluhan konser musik skala nasional maupun internasional—mengatakan, MocoSik tidak hanya menampilkan musisi ataupun penulis yang tengah naik daun.

“Yang berada sangat jauh dan sudah berkarya lebih dahulu di waktu lampau, namun tetap eksis, juga kami berikan panggung yang sama,” tambahnya. Penghikmat buku dan penikmat musik, lanjut Anas, diringkas menjadi satu: “Kamu.”

Sementara, Irwan Bajang selaku Direktur Program MocoSik mengatakan terdapat lebih kurang 68 penampil. Jumlah itu lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. “Pecinta buku dan penikmat musik mendapat suguhan yang beragam dari panggung literasi maupun musik,” jelasnya.

Bukan hanya penampil yang bertambah, MocoSik #3 kali ini juga tak hanya bicara kelindan buku dengan kultur musik. Tetapi juga kaitan buku dengan film, serta buku dengan seni rupa. (Baca juga: 7 Musisi Indonesia yang Mantap Berhijrah dari Panggung Musik ).

Misalnya, pada hari pertama, Jumat (23/8/2019), Ody Mulya Hidayat (Produser Dilan) akan berbicara kelindan buku dan film. Lantas, dilanjutkan obrolan dunia buku dan seni rupa. Tak tanggung-tanggung, lima perupa akan diboyong ke MocoSik #3 untuk membincang ilustrasi perbukuan. Kelima perupa itu yakni; Ugo Untoro, Jumaldi Ali, Dipo Andy, Ong Hari Wahyu dan Samuel Indratma.

Lebih lanjut, Irwan Bajang yang juga pegiat dunia penerbitan buku indie di Indonesia ini, merinci sejumlah nama yang mengisi sepuluh sesi obrolan maupun lokakarya musik, film, dan seni rupa yang memiliki korelasi dengan dunia buku dan literasi. Nama para penampil itu, antara lain Zen RS, Joko Pinurbo, Eko Prasetyo, Edi Mulyono, Aguk Irawan M.N., Windy Ariestanty, Iqbal Aji Daryono, Mas Aik, Anton Kurnia, Pepeng, Kalis Mardiasih, Hengki Herwanto, Erie Setiawan, Nuran Wibisono, David Tarigan, Deskripsi John H. McGlynn, dan Okky Madasari.

Di panggung musik, misalnya, selain menampilkan Tulus, Yura Yunita, Pusakata, bakal tampil juga musisi-musisi gaek dan legendaris seperti Ebiet G. Ade. Ada pula Gallaby, Langit Sore, Nostress, Dialog Dini Hari, Tashoora, Sujiwo Tejo Band, Guyon Waton, hingga konser puisi cinta yang melow yang “dikonduktori” sastrawan dan sutradara teater Agus Noor.

Bakkar Wibowo selaku Co-founder MocoSik menerangkan, Indonesia tidak hanya dibangun lewat adu kuat bedil, tetapi juga ide. Dengan sastra, dengan teks, Indonesia yang kita proklamasikan pada Agustus 1945 ini pun lahir.

“Kita menggelar selama tiga hari buku-buku lawasan sastra/humaniora dan artefak-artefak dunia musik masa lalu. Kita menggandeng komunitas yang selama ini bermain di buku-buku klasik dan juga Record Store yang berbasis di Yogyakarta,” tutur Bakkar.
Hadirnya buku-buku yang bernilai sejarah tinggi dan sejumlah majalah dan rilisan musik dari masa yang jauh, tetapi dikemas dalam sebuah pameran seni, setidaknya menyodorkan kepada generasi milenial bahwa masa lalu itu asyik dan enggak bikin spaneng. Apalagi, kusam.

“Salah satu ciri khas dari MocoSik adalah ketika buku dijadikan bukti tanda masuk. Para penonton diwajibkan membeli buku dengan nominal tertentu sebagai syarat masuk dalam panggung besar konser music,” jelas Bakkar.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5486 seconds (0.1#10.140)