Mengenang Mas Yos, Pelopor Industri Musik Rekaman dan Stasiun Radio Swasta di Indonesia

Rabu, 21 Agustus 2024 - 21:29 WIB
loading...
Mengenang Mas Yos, Pelopor...
Kemenparekraf turut mengenang sosok Mas Yos melalui Focus Group Discussion (FGD) bersama Panitia Pelaksana Mengenang Mas Yos atau A Tribute to Mas Yos di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (21/8/2024). Foto/MPI/Wiwie Heriyani
A A A
JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut mengenang sosok Mas Yos melalui Focus Group Discussion (FGD) bersama Panitia Pelaksana Mengenang Mas Yos atau A Tribute to Mas Yos di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Dalam FGD ini diulas bagaimana sosok Mas Yos memainkan peran kunci dalam menemukan serta mengembangkan bakat seni sejumlah musisi dan penyanyi legendaris dari berbagai genre musik di Indonesia. Pemilik nama lengkap Komodor Muda (Pur) R. Suyoso Karsono tersebut menjadi pelopor pendirian industri musik rekaman dan stasiun radio swasta niaga pertama di Indonesia.

Tidak hanya itu, Mas Yos juga dikenal sebagai pendiri Radio Elshinta pada jalur AM dan Radio Suara Irama Indah pada jalur FM Stereo, dua stasiun radio swasta pertama yang menjadi bagian penting yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat, khususnya dalam penyebaran musik dan informasi di Indonesia.



FGD tersebut turut dihadiri oleh putri Mas Yos, yakni Elshinta Suyoso. Ia berharap, FGD ini tak hanya membahas sejarah, tetapi juga bagaimana disrupsi teknologi mempengaruhi keberlanjutan industri musik di era digital. Serta, bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang proses perjuangan, tantangan, hingga masa depan industri ini di Indonesia.

“Dengan mengulas peran pionir seperti Mas Yos dan dampak disrupsi teknologi, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih jauh dan mendalam tentang bagaimana industri ini terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman,” ujar Elshinta di sela-sela FGD.

“Melalui diskusi ini, kita dapat belajar dari masa lalu, memahami tantangan saat ini, dan merancang strategi ke depan industri musik rekaman dan radio di Indonesia,” lanjutnya.

Sebagai informasi, sejarah industri musik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran penting Irama Records, yang didirikan pada 1951 sebagai studio rekaman berlabel pertama di Indonesia. Irama Records menjadi pelopor dalam industri rekaman piringan hitam moderen dari shellac ke vinyl yang mewarnai dunia musik Indonesia.

Studio rekaman ini tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya penyanyi dan musisi berbakat, tetapi juga sangat signifikan memainkan penyebaran musik lokal ke seluruh penjuru Nusantara, bahkan mancanegara.

Keberadaan ketiga studio rekaman yang dibangunnya, yaitu Irama Records, J&B, dan Elshinta Records, mencerminkan bagaimana industri musik Indonesia berkembang, dan bagaimana tata kelola industri tersebut diatur dengan tertib pada masa itu.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1830 seconds (0.1#10.140)