Acha Septriasa Kecewa setelah 2 Kali Pilih Presiden Jokowi, Kini Tak Percaya Lagi
loading...
A
A
A
Bintang film Heart tersebut juga menandai akun Instagram pribadi Jokowi, @jokowi dan menganggap ayah Kaesang Pangarep itu dikendalikan oleh kekuasaan. "Apa beliau ini lupa? Apakah kekuasaan benar-benar mengendalikan nafsu manusia segitu parahnya?" tanya Acha.
"Lantas apa yang diinginkan dari semua ini? Kalau mati hanyalah tinggal nama. Apakah ini nama yang Anda akan tinggalkan Pak @jokowi?" tambahnya.
Pemilik nama asli Jelita Septriasa ini menyatakan bahwa kepercayaannya yang semula ada terhadap Jokowi kini telah memudar. Ini karena perbedaan antara apa yang diumumkan di media sosial dan realitas di lapangan.
Ia merasa bahwa apa yang diposting Jokowi sering kali bertentangan dengan situasi sebenarnya dan meragukan kepeduliannya terhadap rakyat.
"Saya mulai merasa, bahwa apa yang bapak posting di platform social media bapak, selalu berbeda dengan keadaan di lapangan. Apa yang bapak inginkan buat rakyat di rapat-rapat dan saat wawancara wartawan, seolah berbeda dengan apa yang bapak sedang rencanakan di Istana," ungkapnya.
"Apa benar banyak desas-desus ini hanya untuk menyingkirkan 'Orang Baik'? Dahulu, saya percaya. Sayangnya sekarang tidak lagi," pungkasnya.
"Lantas apa yang diinginkan dari semua ini? Kalau mati hanyalah tinggal nama. Apakah ini nama yang Anda akan tinggalkan Pak @jokowi?" tambahnya.
Pemilik nama asli Jelita Septriasa ini menyatakan bahwa kepercayaannya yang semula ada terhadap Jokowi kini telah memudar. Ini karena perbedaan antara apa yang diumumkan di media sosial dan realitas di lapangan.
Ia merasa bahwa apa yang diposting Jokowi sering kali bertentangan dengan situasi sebenarnya dan meragukan kepeduliannya terhadap rakyat.
"Saya mulai merasa, bahwa apa yang bapak posting di platform social media bapak, selalu berbeda dengan keadaan di lapangan. Apa yang bapak inginkan buat rakyat di rapat-rapat dan saat wawancara wartawan, seolah berbeda dengan apa yang bapak sedang rencanakan di Istana," ungkapnya.
"Apa benar banyak desas-desus ini hanya untuk menyingkirkan 'Orang Baik'? Dahulu, saya percaya. Sayangnya sekarang tidak lagi," pungkasnya.
(dra)