Konsumsi Gula Berlebih Kurangi Jumlah Bakteri Baik di Pencernaan

Jum'at, 13 Desember 2019 - 13:30 WIB
Konsumsi Gula Berlebih Kurangi Jumlah Bakteri Baik di Pencernaan
Konsumsi Gula Berlebih Kurangi Jumlah Bakteri Baik di Pencernaan
A A A
JAKARTA - Di balik rasanya yang manis, konsumsi gula berlebih tidak hanya menyebabkan penyakit diabetes dan obesitas tapi juga dapat mengurangi jumlah bakteri baik dalam pencernaan. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pengaruh dari konsumsi gula berlebihan.

“Saat ini masih belum banyak orang yang sadar akan pengaruh gula yang berlebih kepada kesehatan pencernaan. Kita harus mengedukasi masyarakat terkait hal ini,” ujar Dokter Spesialis Gizi Klinik, Marya Haryono melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews.

Penelitian dari Oregon State University di Amerika Serikat pada tahun 2013 menunjukkan, bakteri jahat di dalam usus akan berkembang biak dengan pesat apabila terus menerus diberi asupan gula. Kondisi ini akan mengancam bakteri baik di dalam usus sehingga menganggu kinerjanya menjaga kesehatan pencernaan.

“Menjaga kesehatan pencernaan sangatlah penting, karena kesehatan pencernaan berpengaruh kepada kesehatan tubuh secara menyeluruh seperti otak, jantung, immune system, kesehatan kulit, berat badan, ketersediaan hormone, kemampuan menyerap nutrisi, perkembangan sel kanker, bahkan mood,” kata Marya.

Sementara, ciri ciri pencernaan yang tidak sehat di antaranya adalah perut terasa tidak enak, seperti banyak gas, begah, sembelit dan diare. Pencernaan yang tidak sehat juga meningkatkan keinginan untuk terus menerus mengonsumsi gula. Gula membuat jumlah bakteri jahat bertambah dan akibatnya jumlah bakteri baik dapat berkurang.

Selain itu gula juga memiliki sifat inflamasi (peradangan) termasuk di dalam pencernaan. Inflamasi terjadi ketika jaringan tubuh terinfeksi bakteri, luka, panas, cedera, atau terkena racun. Inflamasi sebagai sistem pertahanan diri ini tidak baik jika berlangsung dalam waktu yang lama (kronik) dan hal ini dapat mengakibatkan kanker.

Di luar pencernaan, inflamasi kronik juga dapat menyebabkan radang sendi dan penyakit kulit, termasuk jerawat, eksim, urat merah terlihat diwajah, bintik merah yang keras. Terlalu banyak gula juga menyebabkan wajah terlihat lebih tua. Pencernaan yang tidak sehat juga dapat terlihat ketika terjadi kenaikan atau penurunan berat badan tanpa adanya perubahan pola makan.

Bakteri jahat yang terlalu banyak dalam usus kecil dapat mengakibatkan turunnya berat badan secara tiba-tiba. Sebaliknya, kenaikan berat badan tiba-tiba dapat disebabkan oleh resistensi terhadap insulin dan juga adanya dorongan untuk makan terus menerus karena nutrisi tidak terserap maksimal ke dalam tubuh akibat dari tidak sehatnya system pencernaan.

Pencernaan yang tidak sehat juga dapat terlihat dari bentuk kotoran yang dikeluarkan, yang mana kotoran yang baik adalah tidak keras, tidak terpotong-potong, tidak lembek atau cair.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4794 seconds (0.1#10.140)