13 Hotel Saksi Bisu Sejarah Indonesia, Nomor 10 Pernah Jadi Markas Jenderal Sudirman

Sabtu, 02 November 2024 - 22:00 WIB
loading...
A A A
Selain arsitektur yang megah, hotel ini juga memiliki restoran bernama Signature Restaurant, yang menjadi tempat favorit Soekarno, Bapak Proklamator Indonesia, untuk bersantap.

3. Royal Ambarrukmo, Yogyakarta

13 Hotel Saksi Bisu Sejarah Indonesia, Nomor 10 Pernah Jadi Markas Jenderal Sudirman

Foto/Google Maps Royal Ambarrukmo Yogyakarta

Royal Ambarrukmo, yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto No. 81, Depok, Yogyakarta, memiliki sejarah yang kaya sebagai bekas Pesanggarahan Ambarrukmo, yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono V. Hotel ini mengalami renovasi antara 1895 hingga 1897 dan digunakan oleh sang sultan sebagai tempat menjamu tamu serta kediaman setelah turun takhta.

Selain itu, hotel ini merupakan salah satu dari empat hotel yang digagas oleh Soekarno untuk menjadi hotel berstandar internasional, menjadikannya sebagai hotel termewah pertama di Yogyakarta. Dengan sejarah yang mendalam, hotel ini tidak hanya menawarkan akomodasi, tetapi juga menyimpan jejak penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.

4. Hotel Savoy Homann, Bandung

13 Hotel Saksi Bisu Sejarah Indonesia, Nomor 10 Pernah Jadi Markas Jenderal Sudirman

Foto/Google Maps Hotel Savoy Homann

Hotel Savoy Homann yang terletak di Jalan Asia Afrika No. 112, Bandung, Jawa Barat, adalah hotel tertua di Indonesia yang telah berdiri sejak 1871. Awalnya dikenal sebagai Hotel Homann, hotel ini dinamai sesuai pemiliknya yang berkebangsaan Jerman.

Awalnya bangunan hotel dibuat dari bambu, namun pada 1880, dibangun kembali menggunakan tembok batu bata. Gedung yang kini megah dan menghadap jalan Asia Afrika itu dirancang oleh A.F. Albers dan dibangun pada 1937 dengan gaya arsitektur art deco, sehingga sekarang dikenal sebagai Hotel Savoy Homann.

5. Grand Inna, Medan

13 Hotel Saksi Bisu Sejarah Indonesia, Nomor 10 Pernah Jadi Markas Jenderal Sudirman

Foto/Google Maps Grand Inna Medan

Hotel yang terletak di Jalan Balai Kota No. 2, Pusat Kota Medan, Sumatera Utara ini awalnya bernama Hotel Mijn de Boer. Dibangun pada 1898 oleh Aeint Herman de Boer, seorang pengusaha asal Belanda, hotel ini awalnya tidak memiliki ukuran besar.

Namun, seiring waktu, hotel ini terus berkembang dan diperluas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi para tamu penting dari Eropa. Salah satu tamu yang pernah menginap di hotel ini adalah Raja Leopold II dari Belgia, menegaskan posisi hotel sebagai tempat yang dihormati dan bersejarah dalam dunia perhotelan di Medan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0798 seconds (0.1#10.140)