Inilah yang Terjadi pada Otak Seorang Bilingual
loading...

Otak yang berbicara secara bilingual bekerja dengan cara yang kadang berbeda. Foto/Unsplash
A
A
A
JAKARTA - Setiap kali manusia mempelajari sesuatu, otak menciptakan koneksi baru antarneuron untuk menyimpan informasi baru.
Sepanjang hidup, kita tidak akan pernah lepas dari proses belajar. Proses ini dimulai dari mempelajari informasi deklaratif tentang hal-hal kecil yang ada di sekitar kita, misalnya kata, nomor telepon, dan nama-nama orang.
Sebagai manusia juga, kita pasti belajar untuk melakukan sesuatu, misalnya berjalan, berenang, menyetir mobil, bicara, dan membaca. Hal ini masuk ke dalam kategori informasi prosedural yang membuat kita melakukan aktivitas secara spontan.
Mempelajari suatu bahasa membuat otak kita menyerap dua jenis informasi ini. Di satu sisi, kita harus menghafal kosakata (vocabulary), dan di sisi lain, otak kita juga harus menyusun kosakata tersebut secara gramatikal (sintaksis).
Nah kira-kira bagaimana semua itu mempengaruhi otak kita? Itu semua bisa dijawab dengan teknik neuroimaging atau pencitraan saraf. ( )
![Inilah yang Terjadi pada Otak Seorang Bilingual]()
Foto: Unsplash
Melansir dari tulisan Albert Costa dalam Science Focus, penelitian Cathy Price bersama kolaboratornya di University College London menjadi salah satu studi paling lengkap terkait hal ini. Mereka meneliti beberapa orang bilingual Yunani-Inggris dan penutur bahasa Inggris monolingual.
Hasilnya, kalau dari segi pemahahaman bahasa seperti persepsi bicara, keduanya menunjukkan hasil yang sama. Tapi, dari segi sistem produksi bahasa seperti penamaan gambar atau membaca keras, ternyata ada perbedaan.
Secara spesifik, orang yang bilingual menunjukkan lima area yang paling aktif di daerah lobus frontal dan temporal sebelah kiri.
Studi lain memperlihatkan karakteristik unik yang berhubungan dengan bilingualisme. Contohnya, dalam studi Cesar Avila dan rekan kerjanya di Jaume I University.
Sepanjang hidup, kita tidak akan pernah lepas dari proses belajar. Proses ini dimulai dari mempelajari informasi deklaratif tentang hal-hal kecil yang ada di sekitar kita, misalnya kata, nomor telepon, dan nama-nama orang.
Sebagai manusia juga, kita pasti belajar untuk melakukan sesuatu, misalnya berjalan, berenang, menyetir mobil, bicara, dan membaca. Hal ini masuk ke dalam kategori informasi prosedural yang membuat kita melakukan aktivitas secara spontan.
Mempelajari suatu bahasa membuat otak kita menyerap dua jenis informasi ini. Di satu sisi, kita harus menghafal kosakata (vocabulary), dan di sisi lain, otak kita juga harus menyusun kosakata tersebut secara gramatikal (sintaksis).
Nah kira-kira bagaimana semua itu mempengaruhi otak kita? Itu semua bisa dijawab dengan teknik neuroimaging atau pencitraan saraf. ( )

Foto: Unsplash
Melansir dari tulisan Albert Costa dalam Science Focus, penelitian Cathy Price bersama kolaboratornya di University College London menjadi salah satu studi paling lengkap terkait hal ini. Mereka meneliti beberapa orang bilingual Yunani-Inggris dan penutur bahasa Inggris monolingual.
Hasilnya, kalau dari segi pemahahaman bahasa seperti persepsi bicara, keduanya menunjukkan hasil yang sama. Tapi, dari segi sistem produksi bahasa seperti penamaan gambar atau membaca keras, ternyata ada perbedaan.
Secara spesifik, orang yang bilingual menunjukkan lima area yang paling aktif di daerah lobus frontal dan temporal sebelah kiri.
Studi lain memperlihatkan karakteristik unik yang berhubungan dengan bilingualisme. Contohnya, dalam studi Cesar Avila dan rekan kerjanya di Jaume I University.
Lihat Juga :