Pekerja Seni dan Budaya Dapat Jaminan Sosial, Yovie Widianto Girang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Musisi Yovie Widianto mendukung penyerahan Pekerja Seni dan Budaya mendapat Jaminan Sosial, setelah Perjuangan Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI) yang dipelopori Candra Darusman dengan Cholil Mahmud sebagai PLT Ketua Umum, membangun kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk memberikan jaminan sosial bagi profesi musisi dan para pekerja di bidang musik.
Band-band papan atas tanah air, seperti KAHITNA, RAN, POTRET, dan HiVi! telah menerima perlindungan jaminan sosial setelah resmi terdaftar melalui Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Grogol.
Kelanjutan dari kabar baik ini terjadi pekan lalu, saat Ahli Waris Maestro Kebudayaan mendiang Almujazi Mulku Zamari dari Bau Bau, Sulawesi Tenggara dan mendiang Jariah yang berasal dari Kabupaten Bungo, Jambi resmi menerima santunan jaminan sosial yang diserahkan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon serta Anggoro Eko Cahyo selaku Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan.
“Jaminan sosial ini juga bentuk pengakuan negara atas profesi bidang kebudayaan yang memiliki hak setara dengan profesi-profesi di bidang lain," ucap Fadli Zon saat menyerahkan manfaat BPJS Ketenagakerjaan kepada ahli waris dari 2 maestro budaya yang telah tutup usia itu.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo mengapresiasi langkah Kementerian Kebudayaan dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi para maestro budaya. Pihaknya berharap hal ini juga dapat menginspirasi Kementerian lain sebagai upaya untuk membentuk SDM yang berkualitas yang Kerja Keras Bebas Cemas guna mewujudkan Indonesia Emas 2024 melalui optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan.
"Dengan semakin banyak maestro yang terlindungi diharapkan mereka bisa berkarya tanpa rasa cemas, sehingga dapat terus melestarikan budaya leluhur sekaligus mewariskannya kepada para generasi muda," pungkas Anggoro.
Penerima santunan BPJS Ketenagakerjaan merupakan maestro budaya yang yang telah dikurasi oleh Kementerian atas jasa serta kontribusinya dalam melestarikan sekaligus memajukan budaya daerah. Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan memberikan apresiasi dengan mengikutsertakan para pekerja budaya dalam Program BPJS Ketenagakerjaan yang terdiri dari Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Hari Tua (JHT).
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemenkebud, Restu Gunawan, menyebutkan hingga saat ini terdapat 90 maestro budaya dari kurasi Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI), Anugerah Musik Indonesia (AMI), dan Festival Film Indonesia (FFI) yang telah mendapat manfaat jaminan sosial dari pemerintah. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif, Yovie Widianto, yang sebelumnya juga menjabat sebagai Ketua FESMI, menyampaikan rasa syukurnya atas program jaminan sosial dalam rangka melindungi para pekerja seni dan budaya serta pelaku industri kreatif di Indonesia.
“Semoga program ini terus membawa kebaikan bagi kita bersama dan bagi industri tempat kita bekerja, semua harus mendapatkan manfaat jaminan sosial,” ucap Yovie.
Menyikapi perkembangan positif ini, Kepala Kantor BPJamsostek Jakarta Grogol, Rommi Irawan, ikut menyatakan optimismenya bahwa akan semakin banyak yang bergabung menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan terus dilakukannya program sosialisasi serta edukasi kepada para pelaku seni, budaya dan industri kreatif, beserta ekosistemnya.
Band-band papan atas tanah air, seperti KAHITNA, RAN, POTRET, dan HiVi! telah menerima perlindungan jaminan sosial setelah resmi terdaftar melalui Kantor BPJS Ketenagakerjaan Jakarta - Grogol.
Kelanjutan dari kabar baik ini terjadi pekan lalu, saat Ahli Waris Maestro Kebudayaan mendiang Almujazi Mulku Zamari dari Bau Bau, Sulawesi Tenggara dan mendiang Jariah yang berasal dari Kabupaten Bungo, Jambi resmi menerima santunan jaminan sosial yang diserahkan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon serta Anggoro Eko Cahyo selaku Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan.
“Jaminan sosial ini juga bentuk pengakuan negara atas profesi bidang kebudayaan yang memiliki hak setara dengan profesi-profesi di bidang lain," ucap Fadli Zon saat menyerahkan manfaat BPJS Ketenagakerjaan kepada ahli waris dari 2 maestro budaya yang telah tutup usia itu.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Anggoro Eko Cahyo mengapresiasi langkah Kementerian Kebudayaan dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi para maestro budaya. Pihaknya berharap hal ini juga dapat menginspirasi Kementerian lain sebagai upaya untuk membentuk SDM yang berkualitas yang Kerja Keras Bebas Cemas guna mewujudkan Indonesia Emas 2024 melalui optimalisasi jaminan sosial ketenagakerjaan.
"Dengan semakin banyak maestro yang terlindungi diharapkan mereka bisa berkarya tanpa rasa cemas, sehingga dapat terus melestarikan budaya leluhur sekaligus mewariskannya kepada para generasi muda," pungkas Anggoro.
Penerima santunan BPJS Ketenagakerjaan merupakan maestro budaya yang yang telah dikurasi oleh Kementerian atas jasa serta kontribusinya dalam melestarikan sekaligus memajukan budaya daerah. Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan memberikan apresiasi dengan mengikutsertakan para pekerja budaya dalam Program BPJS Ketenagakerjaan yang terdiri dari Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Hari Tua (JHT).
Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kemenkebud, Restu Gunawan, menyebutkan hingga saat ini terdapat 90 maestro budaya dari kurasi Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI), Anugerah Musik Indonesia (AMI), dan Festival Film Indonesia (FFI) yang telah mendapat manfaat jaminan sosial dari pemerintah. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif, Yovie Widianto, yang sebelumnya juga menjabat sebagai Ketua FESMI, menyampaikan rasa syukurnya atas program jaminan sosial dalam rangka melindungi para pekerja seni dan budaya serta pelaku industri kreatif di Indonesia.
“Semoga program ini terus membawa kebaikan bagi kita bersama dan bagi industri tempat kita bekerja, semua harus mendapatkan manfaat jaminan sosial,” ucap Yovie.
Menyikapi perkembangan positif ini, Kepala Kantor BPJamsostek Jakarta Grogol, Rommi Irawan, ikut menyatakan optimismenya bahwa akan semakin banyak yang bergabung menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan terus dilakukannya program sosialisasi serta edukasi kepada para pelaku seni, budaya dan industri kreatif, beserta ekosistemnya.
(tdy)