Band Aftersunset Kembali ke Titik Balik lewat Mini Album Kita Adalah Mereka
loading...

Band The Aftersunset kembali ke titik balik lewat mini album (EP) Kita Adalah Mereka. Foto/ Instagram
A
A
A
JAKARTA – Mini album (EP) Kita Adalah Mereka milik band The Aftersunset menjadi titik balik dari grup musik yang terbentuk pada 1997 sebagai catatan kehidupan yang menyoroti tiga fase, yaitu awal di mana era pembentukan dan popularitas band Aftersunset di blantika musik.
Selain itu, perubahan mengenai transformasi musik dari british pop menjadi new wave termasuk dinamika pergantian personel. Dan terakhir ialah kebangkitan, mengisahkan tentang periode hiatus panjang yang diakhiri dengan reuni dan peluncuran mini album.
Agus Danny Hartono, Perwakilan DCDC yang mendukung mini album ini mengatakan, Aftersunset merupakan grup musik yang patut diperhitungkan secara karya. Dengan karakter musik new wave yang kini diusung menjadikan Aftersunset lebih eksperimental dan fresh.
Di samping itu, band beranggotakan Gagan (bass dan vokal), Iweng (drum), Iwan (gitar), dan Herman (gitar) punya basis penggemar yang masif dan loyal.
“Transformasi musik new wave dari Aftersunset menjadi warna baru di tengah dominasi musik pop. Terbukti perilisan EP Kita Adalah Mereka ini banyak mendapat sambutan dan respon yang positif dari para fans Aftersunset maupun penikmat musik. Kami harap Aftersunset semakin punya tempat spesial industri musik Indonesia, long last,” ujar Danny.
Pada EP Kita Adalah Mereka, Aftersunset menyuguhkan empat lagu, yakni Hanya Waktu, Fana, Kita Adalah Mereka dan Yang Tersisa. Keempat tembang itu tersebut mengusung esensi musik yang berakar pada gaya khas Aftersunset, namun dikemas dengan kematangan musikal yang didapatkan dari perjalanan panjang mereka.
“Dengan formasi terbaru dan karya-karya yang segar, Aftersunset siap kembali menghiasi blantika musik. Kami membawa pesan bahwa setiap perjalanan, seberat apa pun, selalu menyimpan peluang untuk kembali bersinar, bahkan setelah matahari terbenam,” tutur Iweng.
Gagan menimpali, kembalinya Aftersunset bukan hanya sekadar tentang musik, juga mengenai persahabatan, komitmen, dan kecintaan para personel terhadap seni. Setiap nomor dalam mini album adalah bukti persahabatan yang mampu melahirkan suatu karya yang punya kedalaman emosional dan relevansi.
“Tentu perjalanan panjang yang kami lalui menjadi pelajaran berharga untuk mengarungi belantika musik Tanah Air ke depannya,” ucap Gagan.
Mini album Kita Adalah Mereka mendapat sambutan positif dari musisi papan atas Indonesia, di antaranya Ariel NOAH dan Tria The Changcuters.
“Congrats Aftersunset baru rilis mini album berjudul Kita Adalah Mereka. Sukses terus mudah- mudahan banyak yang dengar, Ariel,” tulis Ariel.
“Halo akang-akangku Aftersunset, saya Tria The Changcuters mengucapkan atas perilisan album Kita Adalah Mereka,” tulis Tria.
Selain itu, perubahan mengenai transformasi musik dari british pop menjadi new wave termasuk dinamika pergantian personel. Dan terakhir ialah kebangkitan, mengisahkan tentang periode hiatus panjang yang diakhiri dengan reuni dan peluncuran mini album.
Agus Danny Hartono, Perwakilan DCDC yang mendukung mini album ini mengatakan, Aftersunset merupakan grup musik yang patut diperhitungkan secara karya. Dengan karakter musik new wave yang kini diusung menjadikan Aftersunset lebih eksperimental dan fresh.
Di samping itu, band beranggotakan Gagan (bass dan vokal), Iweng (drum), Iwan (gitar), dan Herman (gitar) punya basis penggemar yang masif dan loyal.
“Transformasi musik new wave dari Aftersunset menjadi warna baru di tengah dominasi musik pop. Terbukti perilisan EP Kita Adalah Mereka ini banyak mendapat sambutan dan respon yang positif dari para fans Aftersunset maupun penikmat musik. Kami harap Aftersunset semakin punya tempat spesial industri musik Indonesia, long last,” ujar Danny.
Pada EP Kita Adalah Mereka, Aftersunset menyuguhkan empat lagu, yakni Hanya Waktu, Fana, Kita Adalah Mereka dan Yang Tersisa. Keempat tembang itu tersebut mengusung esensi musik yang berakar pada gaya khas Aftersunset, namun dikemas dengan kematangan musikal yang didapatkan dari perjalanan panjang mereka.
“Dengan formasi terbaru dan karya-karya yang segar, Aftersunset siap kembali menghiasi blantika musik. Kami membawa pesan bahwa setiap perjalanan, seberat apa pun, selalu menyimpan peluang untuk kembali bersinar, bahkan setelah matahari terbenam,” tutur Iweng.
Gagan menimpali, kembalinya Aftersunset bukan hanya sekadar tentang musik, juga mengenai persahabatan, komitmen, dan kecintaan para personel terhadap seni. Setiap nomor dalam mini album adalah bukti persahabatan yang mampu melahirkan suatu karya yang punya kedalaman emosional dan relevansi.
“Tentu perjalanan panjang yang kami lalui menjadi pelajaran berharga untuk mengarungi belantika musik Tanah Air ke depannya,” ucap Gagan.
Mini album Kita Adalah Mereka mendapat sambutan positif dari musisi papan atas Indonesia, di antaranya Ariel NOAH dan Tria The Changcuters.
“Congrats Aftersunset baru rilis mini album berjudul Kita Adalah Mereka. Sukses terus mudah- mudahan banyak yang dengar, Ariel,” tulis Ariel.
“Halo akang-akangku Aftersunset, saya Tria The Changcuters mengucapkan atas perilisan album Kita Adalah Mereka,” tulis Tria.
(tdy)
Lihat Juga :