Apakah Pangeran Harry Masih Bisa Menjadi Raja Inggris? Begini Peluangnya untuk Naik Takhta
loading...
A
A
A
Namun, dalam kondisi saat ini, William dan ketiga anaknya berada dalam posisi kuat, sehingga kemungkinan putra sulung Charles dan mendiang Putri Diana itu menjadi raja tetap kecil.
Pada 2020, Pangeran Harry dan Meghan Markle mengumumkan bahwa mereka mundur sebagai anggota senior Keluarga Kerajaan. Keputusan ini membawa dampak besar, di antaranya Harry tidak lagi menjalankan tugas kerajaan secara resmi. Ia juga tidak menerima dana dari kerajaan dan memilih hidup mandiri di Amerika Serikat.
Hubungannya dengan anggota Keluarga Kerajaan, terutama Pangeran William dan Raja Charles III, juga menjadi lebih renggang. Meskipun demikian, ayah dua anak itu tetap mempertahankan gelar Pangeran dan posisi dalam garis suksesi, tetapi ia sudah tidak dianggap sebagai bagian dari pilar utama kerajaan.
Keputusan Harry untuk meninggalkan kehidupan kerajaan membuatnya tidak lagi menjadi pilihan utama sebagai penerus takhta. Terutama karena raja diharapkan untuk menjalankan tugas kenegaraan dan menjaga hubungan erat dengan pemerintahan Inggris.
Jika dalam situasi yang tidak terduga semua orang di atas Harry dalam garis suksesi tidak bisa menjadi raja, secara teori ia akan naik takhta. Namun, Parlemen Inggris memiliki kekuatan hukum untuk mencegah hal tersebut.
Berdasarkan Bill of Rights 1689 dan Act of Settlement 1701, Parlemen Inggris memiliki hak untuk mengubah garis suksesi takhta dengan mengeluarkan seseorang dari daftar pewaris, menentukan siapa yang layak menjadi raja jika situasi darurat terjadi.
Parlemen pernah melakukan hal ini di masa lalu, seperti saat mereka menyingkirkan Raja James II dan menggantinya dengan putrinya, Mary II, serta suaminya, William III. Jika Harry suatu saat berada dalam posisi untuk naik takhta, tetapi tidak mendapat dukungan dari parlemen dan rakyat, kemungkinan besar parlemen akan mengubah aturan untuk menghindari kepemimpinannya.
Lihat Juga :