Studi: Pewarna Rambut Permanen Dapat Tingkatkan Risiko Kanker pada Wanita

Selasa, 08 September 2020 - 21:03 WIB
loading...
Studi: Pewarna Rambut...
Penggunaan pewarna rambut sangat populer, terutama pada kelompok usia lebih tua yang ingin menutupi uban. Foto Ilustrasi/Getty Images/Jacob Wackerhausen
A A A
JAKARTA - Wanita yang suka menggunakan produk pewarna rambut permanen, harap waspada. Para peneliti telah menemukan bahwa pewarna rambut permanen dapat sedikit meningkatkan risiko beberapa jenis kanker yaitu payudara, kulit, dan ovarium.

Studi dari Universitas Harvard di Amerika Serikat yang diterbitkan dalam jurnal The BMJ itu juga mengungkapkan bahwa warna rambut alami ditemukan berdampak pada kemungkinan beberapa jenis kanker. ( )

Penggunaan pewarna rambut sangat populer, terutama pada kelompok usia lebih tua yang ingin menutupi uban. Diperkirakan pewarnaan ini digunakan oleh 50%-80% wanita dan 10% pria berusia 40 tahun ke atas di Amerika Serikat dan Eropa.

Sementara Badan Internasional untuk Penelitian Kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan paparan terhadap pewarna rambut sebagai kemungkinan karsinogen. Tak ada peringatan tentang penggunaan pribadi karena bukti yang ada tidak meyakinkan.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang risiko kanker dari penggunaan pewarna rambut , para peneliti menganalisis data pada 117.200 wanita dari Nurses Health Study, yang mencakup penilaian paparan pewarna rambut.

Dilansir laman Times Now News pada Selasa (8/9), disebutkan bahwa para wanita tersebut tidak menderita kanker pada awal penelitian dan diikuti selama 36 tahun.

Penggunaan pewarna permanen dikaitkan dengan sedikit peningkatan risiko karsinoma sel basal kulit, dan risiko ini lebih tinggi pada wanita dengan rambut terang alami.

Hasilnya menunjukkan peningkatan risiko tiga jenis kanker payudara yakni reseptor estrogen-negatif, reseptor-negatif progesteron, dan reseptor-negatif hormon. Kanker ovarium juga dikaitkan dengan penggunaan pewarna permanen, dengan risiko meningkat sesuai dengan kumulatif jumlah pewarna wanita yang terpapar.

Peningkatan risiko limfoma hodgkin pun terlihat dengan penggunaan pewarna rambut permanen, tetapi hanya untuk wanita dengan rambut gelap alami.

"Penjelasan yang dimungkinkan bahwa warna pada pewarna rambut permanen dikaitkan dengan konsentrasi bahan, dengan warna yang lebih gelap memiliki konsentrasi lebih tinggi," kata penulis penelitian .

Namun, hasil penelitian menunjukkan tidak ada peningkatan risiko sebagian besar kanker atau kematian akibat kanker pada wanita yang pernah menggunakan pewarna rambut permanen dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menggunakan pewarna tersebut. ( )

Para penulis juga menunjukkan beberapa keterbatasan, termasuk kurangnya keragaman ras peserta penelitian dan kemungkinan bahwa faktor-faktor lain yang tidak terukur. Seperti penggunaan produk berbeda, yang mungkin memengaruhi hasil.

Meski demikian, para penulis mengatakan, temuan mereka menunjukkan beberapa jaminan terhadap kekhawatiran bahwa penggunaan pewarna rambut permanen secara pribadi mungkin terkait dengan peningkatan risiko kanker atau kematian.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1596 seconds (0.1#10.140)