Anak-Anak Punya Sistem Kekebalan COVID-19 yang Lebih Baik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah studi yang dilakukan Science Translational Medicine menyebutkan, anak-anak yang terinfeksi virus corona atau COVID-19 memiliki respons sistem kekebalan yang lebih baik dibandingkan orang dewasa.
Para peneliti mempelajari 65 anak serta 60 orang dewasa dengan COVID-19 di sistem rumah sakit Kota New York dan menemukan anak-anak tinggal di rumah sakit dalam periode waktu yang lebih singkat, lebih jarang membutuhkan ventilator, dan memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.
Temuan tersebut sejalan dengan apa yang telah diperhatikan oleh para ilmuwan lain, yakni anak-anak tidak sakit akibat virus corona seperti orang dewasa. CDC, misalnya, mengatakan bahwa sekitar delapan per 100.000 anak dirawat di rumah sakit karena COVID-19, dibandingkan dengan 164,5 orang dewasa per 100.000. Tetapi, para ilmuwan tidak yakin mengapa ini terjadi.
Dengan melihat sampel darah dan sel, para peneliti menemukan bahwa anak-anak menghasilkan tingkat yang lebih tinggi pada dua sitokin atau protein sistem kekebalan ketimbang orang dewasa.
Menurut sebuah studi di Immune Network, sitokin interleukin 17A (IL-17A) membantu mendorong respons sistem kekebalan di awal infeksi, dan interferon gamma (IFN-Îł) mencoba menghentikan virus untuk mereplikasi. Semakin muda pasien, semakin tinggi tingkat sitokinnya.
Kedua sitokin tersebut secara khusus membantu menangkal penyakit paru-paru, salah satu masalah penentu COVID-19.
“Pesan yang dapat diambil adalah, anak-anak dapat terinfeksi dan menjadi sangat sakit. Tetapi, secara umum, menjadi lebih baik saat terinfeksi virus,” jelas rekan penulis studi Betsy C. Herold yang juga Kepala Divisi Penyakit Menular Anak di Albert Einstein College, seperti dikutip laman Web MD.
“Perbedaan terkait usia ini mungkin mencerminkan perbedaan dalam respons imun," lanjutnya.
Para peneliti mempelajari 65 anak serta 60 orang dewasa dengan COVID-19 di sistem rumah sakit Kota New York dan menemukan anak-anak tinggal di rumah sakit dalam periode waktu yang lebih singkat, lebih jarang membutuhkan ventilator, dan memiliki tingkat kematian yang lebih rendah.
Temuan tersebut sejalan dengan apa yang telah diperhatikan oleh para ilmuwan lain, yakni anak-anak tidak sakit akibat virus corona seperti orang dewasa. CDC, misalnya, mengatakan bahwa sekitar delapan per 100.000 anak dirawat di rumah sakit karena COVID-19, dibandingkan dengan 164,5 orang dewasa per 100.000. Tetapi, para ilmuwan tidak yakin mengapa ini terjadi.
Dengan melihat sampel darah dan sel, para peneliti menemukan bahwa anak-anak menghasilkan tingkat yang lebih tinggi pada dua sitokin atau protein sistem kekebalan ketimbang orang dewasa.
Menurut sebuah studi di Immune Network, sitokin interleukin 17A (IL-17A) membantu mendorong respons sistem kekebalan di awal infeksi, dan interferon gamma (IFN-Îł) mencoba menghentikan virus untuk mereplikasi. Semakin muda pasien, semakin tinggi tingkat sitokinnya.
Baca Juga
Kedua sitokin tersebut secara khusus membantu menangkal penyakit paru-paru, salah satu masalah penentu COVID-19.
“Pesan yang dapat diambil adalah, anak-anak dapat terinfeksi dan menjadi sangat sakit. Tetapi, secara umum, menjadi lebih baik saat terinfeksi virus,” jelas rekan penulis studi Betsy C. Herold yang juga Kepala Divisi Penyakit Menular Anak di Albert Einstein College, seperti dikutip laman Web MD.
“Perbedaan terkait usia ini mungkin mencerminkan perbedaan dalam respons imun," lanjutnya.