Prosedur Transplantasi Ginjal di Kala Pandemi

Senin, 28 September 2020 - 10:00 WIB
loading...
Prosedur Transplantasi Ginjal di Kala Pandemi
Foto/dok
A A A
JAKARTA - Kendati dunia tengah menghadapi Covid-19, namun pelayanan kesehatan tetap beroperasi dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. Termasuk layanan transplantasi ginjal yang memiliki aturan baru di era pandemik ini.

Setiap individu donor atau resipien harus mengikuti protokol baru yang berlaku. Berbicara tentang kesiapan perawatan intensif dalam pelayanan transplantasi ginjal di era kebiasaan baru, Dr. dr. Dita Aditianingsih, Sp.An-KIC, Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Intensive Care FKUI-RSCM mengatakan, perawatan pasca prosedur transplantasi ginjal memegang peranan penting dalam menjamin keberhasilan tindakan dan mengurangi risiko komplikasi. (Baca: Berkata Kotor dan Keji, Dosa yang Sering Diremehkan)

Dalam menjalankan perawatan pasca prosedur untuk individu penerima (resipien), terdapat tiga aspek yang krusial untuk dipantau, yaitu keluhan pasien, volume cairan yang keluar dan masuk tubuh pasien serta fungsi jantung dan pembuluh darah, dan tanda-tanda penolakan akut.

Pada saat yang sama Prof. Dr. dr. Endang Susalit, SpPD-KGH, FINASIM, Ketua Indonesian Transplantation Society mengemukakan, masalah universal dalam bidang transplantasi organ adalah kurangnya jumlah donor.

Transplantasi ginjal di Indonesia baru dilaksanakan dari donor hidup, sedangkan transplantasi dari donor jenazah belum terlaksana. Upaya penyuluhan tentang donasi ginjal kepada masyarakat sudah sering dilakukan tetapi masih sedikit yang bersedia menyumbangkan ginjalnya untuk pasien yang membutuhkan. (Baca: Mahasiswa ITS Buat Aplikasi Pemantau Kondisi Manula)

“Dengan terbentuknya Komite Transplantasi Nasional yang disertai dukungan oleh Fatwa Majelis Ulama Indonesia, diharapkan masalah kekurangan donor ginjal akan dapat diatasi dengan upaya peningkatan jumlah donor hidup dan pelaksanaan transplantasi dengan donor jenazah,” kata dr. Endang.

Tim Transplantasi Ginjal di RSCM terdiri dari beberapa spesialistik terkait, mencakup ahli Penyakit Dalam Ginjal Hipertensi (ahli Nefrologi), Urologi, Anestesiologi, Radiologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, Kardiologi, Pulmonologi, Psikiatri, dan THT. Dokter spesialis urologi dibagi menjadi 2 tim, yaitu tim donor dan tim resipien.

Dalam 9 tahun terakhir prosedur transplantasi ginjal di RSCM sudah dilakukan hampir 800 kali, 15 diantaranya dilakukan di era pandemi COVID-19. Prosedur yang dilakukan di era pandemi Covid-19 ini memiliki sedikit perbedaan karena menerapkan protokol kesehatan baru yang ketat, baik dari sebelum operasi, selama operasi, maupun sesudah operasi. (Lihat videonya: Dua Kelompok Ormas di Bekasi Selatan Terlibat Bentrok)

Untuk tenaga kesehatan yang terlibat, RSCM mewajibkan untuk pemeriksaan swab real time (RT) PCR SARS-CoV-2 tiap 2 minggu. Jika ada anggota tim transplant yang didapatkan terpapar kasus probable atau confirmed COVID-19, anggota tim tersebut tidak diperbolehkan untuk ikut berpartisipasi dalam rangkaian prosedur transplantasi ginjal sementara waktu hingga hasil swab terbukti negatif. (Sri Noviarni)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2227 seconds (0.1#10.140)