Disiplin Jalani Prosedur Pengobatan, Rahmat Sembuh dari Covid-19
loading...
A
A
A
Pengusaha muda Rahmat Agustiar berbagi cerita saat dirinya dinyatakan positif Covid-19 hingga akhirnya bisa sembuh dari corona dalam waktu 15 hari. Rahmat dengan terbuka mengungkapkan perasaannya ketika pertama kali menerima kenyataan positif Covid-19.
"Ya, saya dinyatakan positif dan dinyatakan sembuh setelah saya menjalani perawatan 15 hari. Terbilang singkat? Dapat dikatakan iya. Namun, banyak sekali yang membukakan mata saya kala menjadi penyintas penyakit ini, " kata Rahmat di Jakarta.
Sebagai pengusaha muda, Rahmat tidak bisa berdiam diri di tengah pandemi Covid-19 yang mewabah secara global. Pengusaha yang juga menjadi Bendahara OK OCE ini terus menjalankan bisnisnya. "Saya bertemu dengan orang orang baru, kolega bisnis, dan lain-lain. Dalam setiap agenda pertemuan yang saya hadiri, saya mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker misalnya. Namun, pada ketika suatu hari tubuh saya merasa tidak enak, gejalanya seperti flu, namun saya tidak dapat mencium bau dan indera perasa saya mati rasa,''ungkap Rahmat.
Kondisi badan yang disertai gejala flu hingga kehilangan penciuman membuat Rahmat merasakan kecemasan akan terkena Covid-19. Perasaan itu pun terbukti benar. ''Saya mulai khawatir, gelisah. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan Swab dan PCR. Saat saya dinyatakan positif, saya mengikuti semua prosedural pengobatan dan penyembuhan. Saya pikir, karena usia saya masih 26 tahun, 15 hari perawatan saya sembuh dari Covid-19, "lanjutnya.
Saat ini, Rahmat dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan sudah sehat serta bisa kembali beraktivitas normal. Namun, ia juga masih bertanya-tanya mengapa bisa terkena virus ini?Menurutnya, yang paling terpenting dalam hal masa darurat kesehatan ini adalah akses masyarakat bagi mereka yang terpapar virus ini. Rasa takut, khawatir, gelisah, terbebani akan biaya adalah rasa yang akan ditemui saat terkena Covid-19. Masih banyak masyarakat yang takut memeriksakan jika ada gejala-gejala atau lingkungan terdekatnya terkena virus ini.
Persoalan selanjutnya adalah beban biaya yang dikenakan pada mereka. Mulai dari tes swab, PCR, hingga perawatan inap. Ia mengingatkan agar pemerintah mempermudah akses kesehatan untuk seluruh lapisan masyarakat sehingga masyarakat mau pergi ke fasilitas kesehatan saat mereka merasakan gejala-gejala terpapar penyakit mematikan ini tanpa perlu takut memikirkan biaya yang akan timbul.
Lihat Infografis: Corona Dilawan dengan Cuci Tangan
"Saya rasa dalam akses kesehatan, sudah seharusnya ada penanganan medis dengan skala pemanfaatan yang baik untuk menentukan sikap dan tindakan terhadap pasien. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu lagi takut, apalagi terbebani. Khususnya para generasi muda, milenial yang menjadi penerus bangsa ini,"tutupnya.
"Ya, saya dinyatakan positif dan dinyatakan sembuh setelah saya menjalani perawatan 15 hari. Terbilang singkat? Dapat dikatakan iya. Namun, banyak sekali yang membukakan mata saya kala menjadi penyintas penyakit ini, " kata Rahmat di Jakarta.
Sebagai pengusaha muda, Rahmat tidak bisa berdiam diri di tengah pandemi Covid-19 yang mewabah secara global. Pengusaha yang juga menjadi Bendahara OK OCE ini terus menjalankan bisnisnya. "Saya bertemu dengan orang orang baru, kolega bisnis, dan lain-lain. Dalam setiap agenda pertemuan yang saya hadiri, saya mengikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker misalnya. Namun, pada ketika suatu hari tubuh saya merasa tidak enak, gejalanya seperti flu, namun saya tidak dapat mencium bau dan indera perasa saya mati rasa,''ungkap Rahmat.
Kondisi badan yang disertai gejala flu hingga kehilangan penciuman membuat Rahmat merasakan kecemasan akan terkena Covid-19. Perasaan itu pun terbukti benar. ''Saya mulai khawatir, gelisah. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan Swab dan PCR. Saat saya dinyatakan positif, saya mengikuti semua prosedural pengobatan dan penyembuhan. Saya pikir, karena usia saya masih 26 tahun, 15 hari perawatan saya sembuh dari Covid-19, "lanjutnya.
Saat ini, Rahmat dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan sudah sehat serta bisa kembali beraktivitas normal. Namun, ia juga masih bertanya-tanya mengapa bisa terkena virus ini?Menurutnya, yang paling terpenting dalam hal masa darurat kesehatan ini adalah akses masyarakat bagi mereka yang terpapar virus ini. Rasa takut, khawatir, gelisah, terbebani akan biaya adalah rasa yang akan ditemui saat terkena Covid-19. Masih banyak masyarakat yang takut memeriksakan jika ada gejala-gejala atau lingkungan terdekatnya terkena virus ini.
Persoalan selanjutnya adalah beban biaya yang dikenakan pada mereka. Mulai dari tes swab, PCR, hingga perawatan inap. Ia mengingatkan agar pemerintah mempermudah akses kesehatan untuk seluruh lapisan masyarakat sehingga masyarakat mau pergi ke fasilitas kesehatan saat mereka merasakan gejala-gejala terpapar penyakit mematikan ini tanpa perlu takut memikirkan biaya yang akan timbul.
Lihat Infografis: Corona Dilawan dengan Cuci Tangan
"Saya rasa dalam akses kesehatan, sudah seharusnya ada penanganan medis dengan skala pemanfaatan yang baik untuk menentukan sikap dan tindakan terhadap pasien. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu lagi takut, apalagi terbebani. Khususnya para generasi muda, milenial yang menjadi penerus bangsa ini,"tutupnya.
(aww)