Yuk Deteksi Dini untuk Antisipasi Penyakit Mematikan
loading...
A
A
A
Mengecek kesehatan sebaiknya dilakukan rutin. Langkah ini untuk mendeteksi kelainan yang ada di tubuh lebih awal dan melakukan pencegahan serta pengobatan lebih dini.
Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh atau general medical check up (GMC) secara berkala, terlebih dalam kondisi pandemi seperti saat ini, dinilai sangat penting dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan diri. Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari F Syam menjelaskan, pemeriksaan kesehatan adalah suatu upaya mendeteksi adanya kelainan yang terjadi pada tubuh, walaupun belum timbul gejala. Apalagi ada beberapa keadaan sakit yang hanya dapat diketahui pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan, misalnya pemeriksaan laboratorium. (Baca: Inilah Dosa yang Lebih Besar daripada Zina)
Penyakit yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan kesehatan antara lain penyakit kencing manis (DM), kadar kolesterol tinggi dan trigliserida yang tinggi, kadar asam urat yang tinggi, hipertensi, dan gangguan pada jantung yang saat ini banyak diderita pada usia produktif.
Selain itu, pemeriksaan skrining bisa diakukan untuk mendeteksi dini kanker yang dapat dilihat melalui pemeriksaan laboratorium, foto dada, serta USG abdomen. "Karena itu, mereka yang berusia di atas 30 tahun dan tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan, apalagi dengan berbagai faktor risiko, dianjurkan untuk segera melakukan cek kesehatan rutin," kata Arif.
Saat ini jika seseorang mengalami obesitas, indeks masa tubuh lebih dari 50 kg per tinggi badan ideal, maka sebenarnya orang tersebut berisiko terhadap berbagai penyakit. Apalagi jika seseorang itu mempunyai kadar kolesterol tinggi, hipertensi, dan memiliki kebiasaan merokok serta minum alkohol. (Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan tulang)
Ari pun memberikan saran, masyarakat bisa melakukan deteksi dini kalau ada sesuatu yang tidak beres pada organ tubuhnya. Dengan cek kesehatan tersebut, ini bisa menjadi salah satu pencegahan di awal.
"Tidak ada proses penyakit yang terjadi secara tiba-tiba, tetapi manifestasi klinisnya bisa tiba-tiba. Cuma masalahnya gangguan kesehatan harus diidentifikasi dengan pemeriksaan. Cek kesehatan merupakan hal penting yang harus rutin dilakukan sehingga kita tidak akan terkejut bila ada kematian mendadak yang terjadi di sekitar kita," tuturnya.
Dalam deteksi dini kardiovaskular, akan ada banyak pemeriksaan khusus untuk memastikan apakah ada kelainan dari pembuluh darah di jantung. Lamanya pemeriksaan kurang lebih empat jam, pengecekan tersebut terdiri atas EKG (elektrokardiogram) atau rekam listrik jantung, dan foto X-Ray dada (rontgen). Ini menjadi salah satu cara utama mencegah penyakit jantung, selain menjaga pola hidup sehat adalah dengan deteksi awal melalui medical ceck up.
"Untuk laki-laki masuk usia 40 harus dikejar deteksi dini kardiovaskular. Untuk perempuan bisa dilakukan saat memasuki usia 30," ungkap spesialis jantung dan pembuluh darah, Hananto Andriantoro. (Baca juga: Angka KDRT Turun karena Tak Terdeteksi Selama Pandemi)
Selain melakukan deteksi dini kardiovaskular, Hananto menyarankan untuk menjaga pola hidup sehat. Misalnya, dengan menjaga makanan yang bisa menyebabkan diabetes dan kemungkinan menimbulkan penyumbatan. "Seperti fast food. Kalau dia memang ada diabetes, akan ada hiperkolesterol juga," tambahnya.
Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh atau general medical check up (GMC) secara berkala, terlebih dalam kondisi pandemi seperti saat ini, dinilai sangat penting dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan diri. Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari F Syam menjelaskan, pemeriksaan kesehatan adalah suatu upaya mendeteksi adanya kelainan yang terjadi pada tubuh, walaupun belum timbul gejala. Apalagi ada beberapa keadaan sakit yang hanya dapat diketahui pada saat melakukan pemeriksaan kesehatan, misalnya pemeriksaan laboratorium. (Baca: Inilah Dosa yang Lebih Besar daripada Zina)
Penyakit yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan kesehatan antara lain penyakit kencing manis (DM), kadar kolesterol tinggi dan trigliserida yang tinggi, kadar asam urat yang tinggi, hipertensi, dan gangguan pada jantung yang saat ini banyak diderita pada usia produktif.
Selain itu, pemeriksaan skrining bisa diakukan untuk mendeteksi dini kanker yang dapat dilihat melalui pemeriksaan laboratorium, foto dada, serta USG abdomen. "Karena itu, mereka yang berusia di atas 30 tahun dan tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan, apalagi dengan berbagai faktor risiko, dianjurkan untuk segera melakukan cek kesehatan rutin," kata Arif.
Saat ini jika seseorang mengalami obesitas, indeks masa tubuh lebih dari 50 kg per tinggi badan ideal, maka sebenarnya orang tersebut berisiko terhadap berbagai penyakit. Apalagi jika seseorang itu mempunyai kadar kolesterol tinggi, hipertensi, dan memiliki kebiasaan merokok serta minum alkohol. (Baca juga: 5 Cara Menjaga Kesehatan tulang)
Ari pun memberikan saran, masyarakat bisa melakukan deteksi dini kalau ada sesuatu yang tidak beres pada organ tubuhnya. Dengan cek kesehatan tersebut, ini bisa menjadi salah satu pencegahan di awal.
"Tidak ada proses penyakit yang terjadi secara tiba-tiba, tetapi manifestasi klinisnya bisa tiba-tiba. Cuma masalahnya gangguan kesehatan harus diidentifikasi dengan pemeriksaan. Cek kesehatan merupakan hal penting yang harus rutin dilakukan sehingga kita tidak akan terkejut bila ada kematian mendadak yang terjadi di sekitar kita," tuturnya.
Dalam deteksi dini kardiovaskular, akan ada banyak pemeriksaan khusus untuk memastikan apakah ada kelainan dari pembuluh darah di jantung. Lamanya pemeriksaan kurang lebih empat jam, pengecekan tersebut terdiri atas EKG (elektrokardiogram) atau rekam listrik jantung, dan foto X-Ray dada (rontgen). Ini menjadi salah satu cara utama mencegah penyakit jantung, selain menjaga pola hidup sehat adalah dengan deteksi awal melalui medical ceck up.
"Untuk laki-laki masuk usia 40 harus dikejar deteksi dini kardiovaskular. Untuk perempuan bisa dilakukan saat memasuki usia 30," ungkap spesialis jantung dan pembuluh darah, Hananto Andriantoro. (Baca juga: Angka KDRT Turun karena Tak Terdeteksi Selama Pandemi)
Selain melakukan deteksi dini kardiovaskular, Hananto menyarankan untuk menjaga pola hidup sehat. Misalnya, dengan menjaga makanan yang bisa menyebabkan diabetes dan kemungkinan menimbulkan penyumbatan. "Seperti fast food. Kalau dia memang ada diabetes, akan ada hiperkolesterol juga," tambahnya.