Sukses Terapkan Cara Kerja Baru dengan 5 Langkah Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia. Salah satunya adalah konsep bekerja dari rumah dengan mengandalkan teknologi, yang kini semakin bisa diadaptasi oleh sebagian besar karyawan.
Studi Lenovo yang dilakukan baru-baru ini untuk melihat sikap karyawan terhadap metode work from home (WFH) di Tiongkok, Jepang, Jerman, Italia, dan Amerika menemukan, sebagian besar karyawan (87%) merasa siap untuk beralih ke WFH bila diperlukan. Sebagian besar juga sudah didorong (46%) atau diminta (26%) untuk WFH sebagai bagian dari langkah-langkah mitigasi COVID-19.
Selain itu, masih menurut studi yang sama, 77% karyawan berharap perusahaan akan mendorong atau setidaknya lebih terbuka untuk memperbolehkan mereka bekerja secara remote di masa mendatang. Terlebih pada 2025 diprediksi 75% pekerja akan terdiri atas generasi milenial yang mempertimbangkan ketersediaan teknologi cerdas pada perusahaan dalam memilih pekerjaan.
Di Indonesia, anjuran WFH juga masih berlaku hingga saat ini. Para pekerja pun sudah semakin terbiasa dengan metode tersebut. Hanya, bekerja dari rumah tentu memiliki perbedaan dengan di kantor karena beberapa hal. Maka, diperlukan strategi khusus agar WFH yang sudah menjadi "cara kerja baru" ini dapat berjalan optimal, atau mungkin tak perlu memakan waktu panjang lantaran jam kerja Anda kerap terganggu oleh urusan rumah.
Berikut adalah langkah-langkah yang disarankan Lenovo dalam menyikapi hasil risetnya soal WFH, agar cara kerja baru kita itu dapat berjalan efektif.
1. Tetapkan Jadwal Kerja
Memulai dan mengakhiri pekerjaan pada waktu yang sama setiap hari akan membantu Anda memisahkan waktu profesional dengan waktu pribadi. Pada saat yang sama, pahamilah bahwa orang lain mungkin juga sedang bekerja dari rumah. Di sinilah headphone ekstra peredam bising dapat digunakan.
2. Tetapkan Batasan
Penelitian yang dilakukan Lenovo menemukan bahwa 61% karyawan merasa menjadi produktif atau bahkan lebih ketika bekerja dari rumah ketimbang bekerja di tempat lain. Alasan utama karyawan memilih untuk tidak melakukan WFH dalam kondisi normal atau bahkan merasa kurang produktif bekerja di rumah, adalah gangguan. Seperti suara TV atau ketidakmampuan untuk memisahkan pekerjaan dengan kehidupan keluarga. Maka, tetap berlakukanlah jam istirahat, karena di lingkungan tempat kerja pun orang tidak bekerja terus 100%.
3. Sering Berkomunikasi
Ini mungkin menjadi "norma baru" dalam cara kerja Anda. Khusus bagi Anda yang menempati posisi manajer, tugas Anda adalah memastikan tim Anda merasa terhubung dan bahagia. Berhubung karyawan tidak yakin seberapa baik pekerjaan jika mayoritas dari mereka harus bekerja dari rumah, maka komunikasi yang jelas dan terbuka sangat penting selama periode transisi ini. Kirim pesan instan kepada karyawan atau minta mereka mengikuti obrolan video untuk membicarakan sesuatu selama 5 menit. Anda tentu harus menggunakan teknologi untuk menjembatani koneksi itu.
4. Bekerja Berbeda dari Rumah
Orang-orang berpendapat bahwa ketika bekerja dari rumah, mereka perlu bekerja secara berbeda dari yang mereka lakukan di kantor. Padahal tak harus seperti itu. Bila saat berada di kantor Anda biasa memulai pekerjaan di meja Anda, lalu pindah ke ruang ngobrol, beralih ke sofa, atau pergi ke treadmill jika perusahaan Anda memilikinya, maka itu pun dapat diberlakukan ketika Anda bekerja dari rumah. Pilih tempat di rumah Anda untuk menjadikannya "basis kantor" Anda di rumah.
5. Tetaplah Bersosialisasi Secara Remote
Banyak orang yang mempertanyakan visibilitas ketika bekerja dari rumah. Anda tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan rekan kerja, sehingga Anda harus menciptakan visibilitas tersebut. Jangan pernah meremehkan kekuatan ruang obrolan atau jendela pesan instan. Orang-orang perlu menggunakan teknologi lebih sering untuk memaksakan sosialisasi kantor. Jika Anda memiliki waktu istirahat 15 menit, pikirkan tentang siapa yang belum Anda lihat beberapa waktu terakhir ini dan gunakan waktu istirahat itu sebagai kesempatan untuk menghubunginya. Mungkin dari situ Anda dan teman bisa membuat janji buka puasa atau makan malam virtual bersama-sama.
Studi Lenovo yang dilakukan baru-baru ini untuk melihat sikap karyawan terhadap metode work from home (WFH) di Tiongkok, Jepang, Jerman, Italia, dan Amerika menemukan, sebagian besar karyawan (87%) merasa siap untuk beralih ke WFH bila diperlukan. Sebagian besar juga sudah didorong (46%) atau diminta (26%) untuk WFH sebagai bagian dari langkah-langkah mitigasi COVID-19.
Selain itu, masih menurut studi yang sama, 77% karyawan berharap perusahaan akan mendorong atau setidaknya lebih terbuka untuk memperbolehkan mereka bekerja secara remote di masa mendatang. Terlebih pada 2025 diprediksi 75% pekerja akan terdiri atas generasi milenial yang mempertimbangkan ketersediaan teknologi cerdas pada perusahaan dalam memilih pekerjaan.
Di Indonesia, anjuran WFH juga masih berlaku hingga saat ini. Para pekerja pun sudah semakin terbiasa dengan metode tersebut. Hanya, bekerja dari rumah tentu memiliki perbedaan dengan di kantor karena beberapa hal. Maka, diperlukan strategi khusus agar WFH yang sudah menjadi "cara kerja baru" ini dapat berjalan optimal, atau mungkin tak perlu memakan waktu panjang lantaran jam kerja Anda kerap terganggu oleh urusan rumah.
Berikut adalah langkah-langkah yang disarankan Lenovo dalam menyikapi hasil risetnya soal WFH, agar cara kerja baru kita itu dapat berjalan efektif.
1. Tetapkan Jadwal Kerja
Memulai dan mengakhiri pekerjaan pada waktu yang sama setiap hari akan membantu Anda memisahkan waktu profesional dengan waktu pribadi. Pada saat yang sama, pahamilah bahwa orang lain mungkin juga sedang bekerja dari rumah. Di sinilah headphone ekstra peredam bising dapat digunakan.
2. Tetapkan Batasan
Penelitian yang dilakukan Lenovo menemukan bahwa 61% karyawan merasa menjadi produktif atau bahkan lebih ketika bekerja dari rumah ketimbang bekerja di tempat lain. Alasan utama karyawan memilih untuk tidak melakukan WFH dalam kondisi normal atau bahkan merasa kurang produktif bekerja di rumah, adalah gangguan. Seperti suara TV atau ketidakmampuan untuk memisahkan pekerjaan dengan kehidupan keluarga. Maka, tetap berlakukanlah jam istirahat, karena di lingkungan tempat kerja pun orang tidak bekerja terus 100%.
3. Sering Berkomunikasi
Ini mungkin menjadi "norma baru" dalam cara kerja Anda. Khusus bagi Anda yang menempati posisi manajer, tugas Anda adalah memastikan tim Anda merasa terhubung dan bahagia. Berhubung karyawan tidak yakin seberapa baik pekerjaan jika mayoritas dari mereka harus bekerja dari rumah, maka komunikasi yang jelas dan terbuka sangat penting selama periode transisi ini. Kirim pesan instan kepada karyawan atau minta mereka mengikuti obrolan video untuk membicarakan sesuatu selama 5 menit. Anda tentu harus menggunakan teknologi untuk menjembatani koneksi itu.
4. Bekerja Berbeda dari Rumah
Orang-orang berpendapat bahwa ketika bekerja dari rumah, mereka perlu bekerja secara berbeda dari yang mereka lakukan di kantor. Padahal tak harus seperti itu. Bila saat berada di kantor Anda biasa memulai pekerjaan di meja Anda, lalu pindah ke ruang ngobrol, beralih ke sofa, atau pergi ke treadmill jika perusahaan Anda memilikinya, maka itu pun dapat diberlakukan ketika Anda bekerja dari rumah. Pilih tempat di rumah Anda untuk menjadikannya "basis kantor" Anda di rumah.
5. Tetaplah Bersosialisasi Secara Remote
Banyak orang yang mempertanyakan visibilitas ketika bekerja dari rumah. Anda tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan rekan kerja, sehingga Anda harus menciptakan visibilitas tersebut. Jangan pernah meremehkan kekuatan ruang obrolan atau jendela pesan instan. Orang-orang perlu menggunakan teknologi lebih sering untuk memaksakan sosialisasi kantor. Jika Anda memiliki waktu istirahat 15 menit, pikirkan tentang siapa yang belum Anda lihat beberapa waktu terakhir ini dan gunakan waktu istirahat itu sebagai kesempatan untuk menghubunginya. Mungkin dari situ Anda dan teman bisa membuat janji buka puasa atau makan malam virtual bersama-sama.
(tsa)