Tangani Komorbid Pasien Covid-19 dengan Perkuat Layanan di Puskesmas

Jum'at, 27 November 2020 - 09:19 WIB
loading...
Tangani Komorbid Pasien Covid-19 dengan Perkuat Layanan di Puskesmas
Tingginya kematian pasien Covid-19 yang disertai penyakit penyerta seperti diabetes, salah satunya disebabkan pelayanan dasar di faskes tingkat pertama belum maksimal. / Foto: SINDOnews/Sutikno
A A A
JAKARTA - Diabetes menjadi salah satu penyakit penyerta atau komorbid pasien Covid-19 yang cukup berbahaya. Diabetes menempati urutan kedua setelah hipertensi sebagai penyebab keparahan dan kematian pasien Covid-19.

(Baca juga: Legenda Hidup The Beatles Samakan Bandnya dengan BTS )

Pasien diabetes harus lebih waspada dan disiplin dalam menjaga kadar gula darah selama pandemi agar kondisinya sehat dan mencegah terjadinya komplikasi. Namun, di saat yang bersamaan terdapat kekhawatiran untuk melakukan kontrol gula darah ke fasilitas kesehatan karena selalu dibayangi penularan Covid-19 .

Ketakutan pasien untuk mendatangi fasilitas kesehatan terlihat dari survei MarkPlus Industry Roundtable edisi ke-20 yang menunjukkan bahwa masyarakat semakin takut untuk mengunjungi rumah sakit sejak pandemi. Sebanyak 71,8% responden mengaku tidak pernah mengunjungi rumah sakit ataupun klinik sejak adanya Covid-19.

Ketua Perkeni, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD- KEMD, menjelaskan, pengelolaan diabetes sebelum maupun selama pandemi seharusnya tidak dibedakan. "Sebagian masyarakat memang takut datang ke pelayanan kesehatan sehingga berimbas pada gula darah yang tidak terkontrol dan rawan komplikasi," ucap Prof Ketut, baru-baru ini.

Menurutnya, sebenarnya pemerintah sudah memberikan kelonggaran bagi penyandang penyakit tertentu untuk tidak mendatangi fasilitas kesehatan. Pasien yang terlalu berisiko bisa diwakili keluarga, asalkan bukan pasien baru. "Pemerintah juga memberikan pengobatan untuk dua bulan sehingga kunjungan menjadi lebih jarang," ujanya.

Rapat Komisi IX DPR dengan Kemenkes dan jajarannya pada 17 November lalu menyoroti persoalan ini. Tingginya kematian pada pasien Covid-19 yang disertai penyakit penyerta seperti diabetes, salah satunya disebabkan pelayanan dasar di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP/ Puskesmas ) belum maksimal.

Tanpa intervensi yang agresif, dikhawatirkan pengelolaan diabetes semakin menurun, dan membuat pasien semakin rentan selama pandemi. Baik rentan komplikasi maupun rentan mengalami keparahan dan kematian saat tertular Covid-19.

Anggota Komisi IX DPR, Dr. Hj. Netty Prasetiyani, M.Si. menuturkan, berbagai upaya memang mesti dilakukan, salah satunya melakukan inovasi pelayanan publik untuk pasien diabetes di Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, oleh karena itu harus lebih diberdayakan.

"Di awal pandemi pemerintah cukup kedodoran, namun kita maklum karena semua masih belajar bagaimana menyiapkan protokol Covid-19 dan memperkuat SDM untuk penanganan korban. Namun sekarang sudah lebih dari 8 bulan pandemi, seharusnya sudah tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak membenahi pelayanan di Puskesmas," tutur Netty.

Dia menambahkan agar Kementerian Kesehatan untuk mengoptimalkan penanganan penyakit penyerta Covid-19, termasuk diabetes, dengan cara memperkuat berbagai layanan dasar di FKTP. "Pelayanan minimal yang harus adalah adalah deteksi dini diabetes, cek gula darah, dan memastikan ketersediaan obat-obatan antidiabetes, termasuk insulin," ungkap Netty.

Selain itu, penguatan layanan diabetes di Puskesmas, selain bisa menurunkan mortalitas dan morbiditas pasien diabetes, serta menurunkan risiko gejala berat dan kematian akibat Covid-19, juga sangat menghemat pembiayaan BPJS Kesehatan.

Diabetes adalah salah satu penyakit yang membawa beban ekonomi yang sangat besar, karena berbagai komplikasinya. Semakin tidak terkontrol kadar gula darah, maka semakin mahal cost yang harus dikeluarkan untuk perawatan medis.

"Yang mahal bukan diabetesnya, tetapi juga biaya untuk komplikasinya. Misalnya penyandang diabetes memiliki hipertensi, penyakit ginjal, atau jantung maka obat untuk komplikasi itu juga harus diteruskan," kata Prof Ketut.

(Baca juga: Diet Tinggi Protein dan Rendah Kalori Beri Lansia Manfaat Kesehatan )

Komplikasi yang banyak diderita oleh pasien diabetes tipe 2 berupa mikrovaskular, seperti nefropati (penyakit ginjal), retinopati (kerusakan pembuluh darah di retina), dan makrovaskular seperti stroke dan penyakit jantung.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3723 seconds (0.1#10.140)